SuaraJogja.id - Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta digoyang isu dugaan pelecehan yang dilakukan oleh seorang alumnusnya yang berinisial IM. Sekelompok aktivis yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Bergerak menulis sebuah rilis yang menguak tindakan tersebut.
Rilis tersebut juga dibubuhi sejumlah nama dan organisasi atau komunitas yang mengaku mendukung sikap aliansi. Rektor UII Prof Fathul Wahid mengaku telah membaca pesan berantai berisi dugaan tindak kekerasan seksual tersebut pada Selasa (28/4/2020).
Fathul menegaskan akan mengusut hal itu sekaligus menyatakan, UII tidak akan pernah memberikan ruang untuk praktik kekerasan atau pelecehan seksual. UII akan membentuk tim untuk menelusuri kasus ini.
Jika benar IM pelaku kekerasan seksual, maka, kata dia, tidak ada ruang baginya di UII, termasuk mengisi seminar. Fathul juga mendorong korban untuk melapor ke aparat berwajib karena itu salah satu jalan yang bisa ditempuh untuk mengusut kasusnya saat ini.
Baca Juga: Warga Situbondo Geger, Benda Jatuh dari Langit Timpa Rumah, Ternyata...
"Posisi kami tidak bisa memproses IM karena yang bersangkutan sudah lulus 4 tahun yang lalu, sehingga kami mendorong korban untuk mengambil langkah hukum karena itu satu-satunya yang bisa dilakukan untuk saat ini," katanya, kala dihubungi SuaraJogja.id, Rabu (29/4/2020).
Menurut Fathul, langkah antisipatif adalah yang mungkin dilakukan karena tidak ada laporan resmi masuk ke universitas.
"Yang pertama, kami melakukan rapat pimpinan, kami juga menyepakati beberapa hal, salah satunya kami akan membantu korban, jika itu benar adanya," ujarnya.
Ia menambahkan, selama ia menjabat rektor, belum ada laporan resmi terkait kasus ini.
"Betul-betul kemarin saya tidak tahu, sebelumya saya lacak tidak pernah ada laporan resmi ke UII, sehingga selama saya menjabat jadi rektor tidak pernah ada laporan itu," ujar dia.
Baca Juga: Dokter Khawatir Vaksinasi Tertunda saat Pandemi Corona Berujung Wabah Lain
Pihaknya juga mengatakan sudah menghubungi LKBH FH UII untuk meminta bantuan pendampingan bagi korban, jika akan melaporkan ke aparat berwenang. Selain itu, juga ada pendampingan psikologis untuk korban.
"Korban sudah ada yang mendapatkan pendampingan psikologis dari psikolog UII pada 2018 atau sekitar dua tahun lalu, tapi kode etik psikolog tidak bisa membuka itu. Info saya terima hari ini, ketika kami mencoba melacak," kata Fathul.
Di kesempatan yang sama, Fathul menyebut, bila IM terbukti bersalah, maka UII tidak akan kontak lagi dengan yang bersangkutan.
"Cuma ini kan baru sepihak dari aliansi. Dalam prespektif hukum harus ada proses pembuktian. Itu juga harus kita junjung juga," kata dia.
Berikut selengkapnya yang tertulis dalam rilis dari Aliansi Rakyat Bergerak:
"Belakangan ini kami mendapatkan informasi dari dua penyintas korban kekerasan seksual di lingkungan kampus Universitas Islam Indonesia. Pelaku bernama Ibrahim Malik, seorang alumnus UII jurusan Arsitektur Angkatan 2012 dan lulus tahun 2016. Terlepas dari dua kasus yang sudah dilaporkan pada kami, ada kasus yang sudah dilaporkan kepada pihak kampus 2 tahun lalu, namun respon yang diberikan oleh birokrat universitas terkait kasus ini di luar harapan, dengan mengatakan bahwa korban mengeluarkan reaksi emosional yang berlebihan. Ini menunjukkan kampus tidak memiliki keberpihakan pada penyintas.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Beraksi Kala Wabah Corona, Maling Kotak Amal Masjid FBE UII Terekam CCTV
-
Alumnus UII Jadi Ketua MA, Rektor: Semoga Selalu Dijaga Allah
-
Cerita Dosen UGM, Istiqomah Bagikan Bantuan di Tengah Wabah Corona
-
Pusat Studi Hukum UII: Pembatasan Sosial Berskala Besar Cederai UUD 45
-
Kasus Kekerasan Seksual: Siapa yang lemah? Perempuan atau Peraturan?
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- Keanehan Naturalisasi Facundo Garces ke Malaysia, Keturunan Malaysia dari Mana?
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Murah dari Merek Underrated: RAM hingga 12 GB, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
-
9 Mobil Bekas Tahun Muda di Bawah Rp100 Juta: Nyaman, Siap Angkut Banyak Keluarga
-
5 Mobil Bekas buat Touring: Nyaman Dalam Kabin Lapang, Tangguh Bawa Banyak Orang
-
6 Skincare Aman untuk Anak Sekolahan, Harga Mulai Rp2 Ribuan Bikin Cantik Menawan
-
5 Rekomendasi Mobil Kabin Luas Muat 10 Orang, Cocok buat Liburan Keluarga Besar
Terkini
-
Cilok vs Otak Cerdas Anak: Wali Kota Yogyakarta Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Mandiri Sahabat Desa Fokus pada 200 Keluarga Risiko Stunting di Yogyakarta
-
Raja Ampat Darurat Tambang? KLHK Investigasi 4 Perusahaan, Kolam Jebol Hingga Izin Bodong
-
Rapat di Hotel Dibolehkan, PHRI DIY: Jangan Omon-Omon, Anggaran Mana?
-
Sinyal Hijau Mendagri: Pemda Boleh Gelar Acara di Hotel, Selamatkan Industri Pariwisata Sleman?