Ilustrasi korban kekerasan atau pelecehan seksual - (Pixabay/Anemone123)
Untuk itu, UII Bergerak menyampaikan sejumlah tuntutan, di antaranya meminta pelaku mengakui perbuatannya dan meminta maaf pada penyintas. Berikut selengkapnya:
- Menuntut Ibrahim Malik meminta maaf kepada penyintas dan mengakui bahwa dirinya telah melakukan kekerasan seksual. Kedua hal tersebut disampaikan secara terbuka oleh Ibrahim Malik di depan publik
- Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersolidaritas terhadap penyintas dengan menyerukan dukungannya sampai semua tuntutan ini dipenuhi
- Menuntut Rektor Universitas Islam Indonesia untuk memberikan pernyatana ke publik bahwa akan menutup semua akses Ibrahim Malik di lingkungan kampus baik offline maupun online. Termasuk tidka memberikan kesempatan Ibrahim Malik menjadi dosen Universitas Islam Indonesia di masa yang akan datang jika memang dia akan mencalonkan diri sebagai dosen.
- Menuntut Universitas Islam Indonesia untuk SEGERA membentuk tim adhoc yang berpihak pad apenyintas guna menyelidiki kasus kekerasan seksual yang dilakukan oleh Ibrahim Malik. Sebagai bentuk kontrol bersama dari banyak pihak, maka tim adhoc terdiri dari:
a. Perwakilan dari pihak rektorat
b. Tim psikolog yang selama ini mendampingi penyintas
c. Tim bantuan hukum yang terdiri dari Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum (LKBH) UII dan tim bantuan hukum lain yang dipilih oleh penyintas
d. Mahasiswa yang terdiri dari perwakilan DPM yang dipilih berdasarkan perspektif keberpihakan terhadap korban sepenuhnya, perwakilan KM UII yang terdiri dari LPM Universitas dan kampus, Aliansi UII Bergerak, perwakilan mahasiswa yang fokus terhadap isu Hukum dan HAM seperti KAHAM UII - Mendukung Universitas Islam Indonesia untuk menjamin keamanan penyintas. Termasuk mendapatkan jaminan akses pendampingan psikologi
- Menuntut Universitas Islam Indonesia untuk membentuk tim penyusun draft regulasi khusus penanganan kasus kekerasan seksual yang berpihak pada penyintas di lingkungan kampus UII dan untuk SEGERA disahkan. Tim terdiri dari anggota tim adhoc penanganan kasus.
Untuk melihat rilis lengkap dari Aliansi UII Bergerak, klik di sini.
Berita Terkait
-
Guru Besar UGM Dipecat buntut Terlibat Kasus Kekerasan Seksual
-
Update Kasus Kekerasan Seksual Eks Kapolres Ngada: Komnas HAM Ungkap Temuan Baru, Apa Itu?
-
UU TPKS: Jalan Terjal Beban Pembuktian dalam Penanganan Kasus Kekerasan Seksual
-
Aksi Bejat Eks Kapolres Ngada, Lakukan Kekerasan Seksual Anak Hingga Sebar Video ke Forum Pedofilia
-
Kapolres Diduga Terlibat Kasus Kekerasan Seksual Anak: Skandal Memalukan Guncang Polri!
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
- Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Nyaris Rp18 Juta Sekali Penerbangan
- Rekaman Lisa Mariana Peras Ridwan Kamil Rp2,5 M Viral, Psikolog Beri Komentar Menohok
Pilihan
-
'Siiiu' Ala Zahaby Gholy, Ini Respon Cristiano Ronaldo Usai Selebrasinya Dijiplak
-
Hasil Akhir! Pesta Gol, Timnas Indonesia U-17 Lolos Piala Dunia
-
Hasil Babak Pertama: Gol Indah Zahaby Gholy Bawa Timnas Indonesia U-17 Unggul Dua Gol
-
BREAKING NEWS! Daftar Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Yaman
-
Baru Gabung Timnas Indonesia, Emil Audero Bongkar Rencana Masa Depan
Terkini
-
Gunungkidul Sepi Mudik? Penurunan sampai 20 Persen, Ini Penyebabnya
-
Kecelakaan KA Bathara Kresna Picu Tindakan Tegas, 7 Perlintasan Liar di Daop 6 Ditutup
-
Arus Balik Pintu Masuk Tol Jogja-Solo Fungsional di Tamanmartani Landai, Penutupan Tunggu Waktu
-
AS Naikan Tarif Impor, Kadin DIY: Lobi Trump Sekarang atau Industri Indonesia Hancur
-
Petani Jogja Dijamin Untung, Bulog Siap Serap Semua Gabah, Bahkan Setelah Target Tercapai