Di bagian belakang masjid terdapat komplek makam, di lokas tersebut Sunan Bonang serta para imam masjid dimakamkan.
Meski begitu, banyak versi yang berkembang terkait makam Sunan Bonang. Selain di Lasem, makam Sunan Bonang juga diketahui berada di Tuban dan Pulau Bawean. Namun demikian, Abdul Wahid, sang juru kunci meyakinkan bahwa makam sang wali berada di Lasem, di tempat kediamannya.
“Desa Bonang ini adalah tempat tinggal Sunan Bonang hingga beliau meninggal, dan berdasarkan hukum Islam orang yang meninggal harus dimakamkan di daerah di mana dia meninggal, maka dari itulah saya yakin kalau Sunan Bonang dimakamkan di sini karena beliau meninggalnya juga di sini,” tuturnya.
Apa yang dikemukakan oleh Abdul Wahid memang sangat masuk akal. Tapi terlepas dari berbagai kontroversi itu semua, di makam Sunan Bonang kita bisa menemukan sesuatu yang menarik yang berbeda dengan pada umumnya makam para wali. Di makam Sunan Bonang ini kita tidak akan menemukan batu nisan. Yang tampak dalam pandangan mata kita hanyalah berupa hamparan tanah berukuran sekitar 3×5 meter yang dipenuhi dengan tanaman bunga melati.
Baca Juga: Jadwal Buka Puasa Surabaya 2 Mei 2020, Doa Buka Puasa Rasulullah
Bagi mereka yang tidak tahu mungkin akan menganggap tanah yang berpagar besi keliling itu adalah sebuah kebun bunga melati.
Hal ini wajar terjadi karena di dalam hamparan tanah tersebut kita tidak akan menemukan adanya tanda sebuah makam. Dasar hukum dalam Islam yang menganjurkan agar makam tidak diberi tanda berlebih supaya tidak membuat orang-orang yang masih hidup mengistimewakannya benar-benar diterapkan di sini.
“Kanjeng Sunan Bonang itu adalah sosok yang sangat teguh dalam menjalankan hukum Islam. Jadi saat beliau meninggalpun konon sempat berwasiat agar tidak memberi tanda pada makamnya. Dan hal inipun dipatuhi para pengikutnya. Mereka tidak memasang sesuatupun yang digunakan sebagai tanda. Bahkan dulu katanya pernah di atas makamnya dibangun sebuah cungkup. Tapi begitu cungkup selesai dibangun, tiba-tiba cungkup itu roboh dengan sendirinya,” kata Abdul Wahid.
Berita Terkait
-
Kraton Yogyakarta Tuntut PT KAI Rp1000 Buntut Klaim Lahan di Stasiun Tugu Yogyakarta
-
Waspada! Sesar Opak Aktif, Ini Daerah di Jogja yang Dilaluinya
-
Alternativa Film Awards 2024: Merayakan Kreativitas dan Kolaborasi Sineas Dunia
-
Komunitas GERKATIN DIY: Perjuangan Inklusi dan Kesehatan Mental Teman Tuli
-
Seni Tato di Kalangan Mahasiswa Yogyakarta: Antara Ekspresi Diri dan Stigma
Terpopuler
- Tanggapi Kisruh Andre Taulany Parodikan Gelar Raffi Ahmad, Feni Rose: Lagian Kantor yang Kasih di Ruko
- Berani Minta Maaf ke Lembaga Kerukunan Sulsel, Denny Sumargo Dapat Dukungan dari Sumatera sampai Papua
- Harta Kekayaan Roy Suryo yang Dituduh sebagai Pemilik Akun Fufufafa
- Profil Lex Wu: Tantang Ivan Sugianto Duel usai Paksa Anak SMA Menggonggong
- Geng Baru Nikita Mirzani Usai Lepas dari Fitri Salhuteru Disorot: Circlenya Lebih Berkualitas
Pilihan
-
Setelah Dihitung, Wamenhub Bilang Harga Tiket Pesawat Bisa Turun di Libur Nataru
-
Luhut Yakin Prabowo Bisa Capai Pertumbuhan Ekonomi 8%, Ini Strateginya
-
Teken Dealership Agreement Eksklusif, MAB Jadi Distributor Resmi Truk Yutong di Indonesia
-
Tol Balikpapan-Samarinda Sepi Peminat Meski Persingkat Waktu Menuju IKN, Apa Alasannya?
-
IKN Tak Berpenghuni? Akademisi Sindir Minta Jokowi yang Jadi "Penunggunya"
Terkini
-
Kasus Anjing Gigit Warga di Cangkringan Berakhir Damai, Korban Terima Tali Asih
-
Bawaslu Yogyakarta Surati Tiga Paslon Terkait Pelanggaran Ribuan APK
-
Perahu Terbalik Digulung Ombak, Seorang Nelayan Ditemukan Tewas di Pantai Watulumbung Gunungkidul
-
Gugatan Kepada PT KAI Berlanjut, Keraton Yogyakarta Ingatkan Kepemilikan Lahan Kasultanan
-
Sambut Natal dan Tahun Baru, Yogyakarta Marriott Hotel Suguhkan Keajaiban Bawah Laut hingga Ragam Paket Spesial