Di bagian belakang masjid terdapat komplek makam, di lokas tersebut Sunan Bonang serta para imam masjid dimakamkan.
Meski begitu, banyak versi yang berkembang terkait makam Sunan Bonang. Selain di Lasem, makam Sunan Bonang juga diketahui berada di Tuban dan Pulau Bawean. Namun demikian, Abdul Wahid, sang juru kunci meyakinkan bahwa makam sang wali berada di Lasem, di tempat kediamannya.
“Desa Bonang ini adalah tempat tinggal Sunan Bonang hingga beliau meninggal, dan berdasarkan hukum Islam orang yang meninggal harus dimakamkan di daerah di mana dia meninggal, maka dari itulah saya yakin kalau Sunan Bonang dimakamkan di sini karena beliau meninggalnya juga di sini,” tuturnya.
Apa yang dikemukakan oleh Abdul Wahid memang sangat masuk akal. Tapi terlepas dari berbagai kontroversi itu semua, di makam Sunan Bonang kita bisa menemukan sesuatu yang menarik yang berbeda dengan pada umumnya makam para wali. Di makam Sunan Bonang ini kita tidak akan menemukan batu nisan. Yang tampak dalam pandangan mata kita hanyalah berupa hamparan tanah berukuran sekitar 3×5 meter yang dipenuhi dengan tanaman bunga melati.
Bagi mereka yang tidak tahu mungkin akan menganggap tanah yang berpagar besi keliling itu adalah sebuah kebun bunga melati.
Hal ini wajar terjadi karena di dalam hamparan tanah tersebut kita tidak akan menemukan adanya tanda sebuah makam. Dasar hukum dalam Islam yang menganjurkan agar makam tidak diberi tanda berlebih supaya tidak membuat orang-orang yang masih hidup mengistimewakannya benar-benar diterapkan di sini.
“Kanjeng Sunan Bonang itu adalah sosok yang sangat teguh dalam menjalankan hukum Islam. Jadi saat beliau meninggalpun konon sempat berwasiat agar tidak memberi tanda pada makamnya. Dan hal inipun dipatuhi para pengikutnya. Mereka tidak memasang sesuatupun yang digunakan sebagai tanda. Bahkan dulu katanya pernah di atas makamnya dibangun sebuah cungkup. Tapi begitu cungkup selesai dibangun, tiba-tiba cungkup itu roboh dengan sendirinya,” kata Abdul Wahid.
Berita Terkait
-
PSBB Surabaya Raya: Begini Suasana Masjid Ampel di Malam ke-9 Ramadan
-
Bisa untuk Buka Puasa, Cobain Resep Sate Sapi Wijen Pedas Ala Nicky Tirta
-
Toko Halal di AS Siap Pasok Kebutuhan Warga Muslim Selama Ramadan
-
Ramadan Pertama Sebagai Mualaf, Momen Marcell Darwin Buka Puasa Disorot
-
Ramadan Ini, Tora Sudiro Belajar Ngaji dengan Anak
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Ulah Polos Siswa Bikin Dapur SPPG Heboh: Pesanan Khusus Lengkap dengan Uang Rp3.000 di Ompreng!
-
Numpang Tidur Berujung Penjara: Pria Ini Gasak Hp Teman Kos di Sleman
-
Waduh! Terindikasi untuk Judol, Bansos 7.001 Warga Jogja Dihentikan Sementara
-
Dijebak Kerja ke Kamboja: Pemuda Kulon Progo Lolos dari Sindikat Penipuan hingga Kabur Lewat Danau
-
Banding Kasus TKD Maguwoharjo: Jogoboyo Edi Suharjono Lawan Vonis Berat