"Itu puasa hari kedua, jenazah yang kami jemput belum siap. Pukul 10.00 WIB akhirnya kami ambil dan dibawa ke lokasi pemakaman. Saat itu sudah tidak karuan dan tenaga yang terkuras cukup banyak," tutur Adi.
Tak hanya itu, saat memakamkan jenazah dengan berat diatas rata-rata, salah seorang anggotanya pernah hampir kehabisan napas. Hingga akhirnya harus didatangkan oksigen untuk membantu memulihkan keadaan.
"Jenazah saat itu memilki berat lebih kurang 100 kilogram. Saya yang mendampingi rekan relawan saat pemakaman mendengar suara napas mereka tersengal-sengal. Pemakaman ini cukup berbeda, hingga satu anggota saya minta untuk menepi dan saya menelepon posko induk untuk dikirimkan oksigen," kata Adi.
Koordinator Operasional Satgas Covid PMI Sleman, Yusuf Toto Purwoko menyebut, APD harus tetap digunakan meski jenazah pasien diduga terjangkit Corona sudah ditutup dengan peti rapat.
Baca Juga: Dibolehkan Menhub, Stasiun Gambir akan Beroperasi di Tengah Larangan Mudik
"Sebenarnya penanganan jenazah Covid ini sudah sangat tertutup, bahkan desinfeksi juga dilakukan. Artinya memang aman, tapi yang menjadi persoalan mengapa relawan atau petugas pemakaman harus menggunakan APD ini karena aktivitas anggota yang keluar masuk rumah sakit. Karena besar kemungkinan potensi penularan terjadi di sana," ungkapnya.
Yusuf juga mengisahkan, aktivitas pemakaman Satgas Covid-19 kadang menjadi pelintiran kabar hoaks oleh pihak tak bertanggung jawab yang disebar di media sosial.
"Situsasi saat ini banyak sekali kabar hoaks terjadi di media sosial. Contoh saat kami akan mengantarkan jenazah ke makam padahal jenazah ini tak berkaitan dengan covid. Namun harus dilakukan dengan protokol covid sehingga petugas harus menggunakan baju APD lengkap," ungkapnya.
Hal itu bisa terjadi karena warga yang berada sengaja mendokumentasikan pemakaman dan memposting di media sosial dengan narasi bahwa jenazah yang dikubur terpapar positf Corona.
"Hal-hal ini yang membuat geger warga lainnya. Sebenarnya sebelum pemakaman, tim dari PMI sudah melakukan assesment ke lokasi pemakaman dengan mendatangi ketua RT dan warga. Kami menjelaskan bahwa pemakaman memang dilakukan di lokasi itu tapi tak berkaitan dengan covid. Tapi ada saja warga yang sengaja mengambil gambar dan memposting hingga menjadi Hoaks," jelas Yusuf.
Baca Juga: Jasad ABK Indonesia Dibuang ke Laut, BPIP: Bertentangan dengan Kemanusiaan
Bagi Adi dan Yusuf, apa yang mereka lakukan adalah bentuk aksi kemanusiaan yang tak ternilai. Menjadi garda terdepan penanganan Covid-19 bukan lagi masalah materi melainkan panggilan nurani.
"Sebenarnya kami sangat senang melakukan pekerjaan ini. Tetapi yang membuat saya tersentuh saat masyarakat datang dan secara spontan menjabat tangan saya untuk berterimakasih. Hal itu membuat apa yang saya lakukan terbayar," kata Adi menutup pembicaraan.
Berita Terkait
-
Tragis! Ratusan Warga Muslim Myanmar Jadi Korban Gempa saat Salat Dalam Masjid
-
Rekomendasi Alat Pelindung Diri untuk Demo Mahasiswa: Lindungi Diri dari Gas Air Mata
-
Bersihkan Masjid di Jakarta Barat, 40 Relawan Pertamina Hadir Sebagai Sobat Aksi Ramadan 2025
-
Minta Stop Serang Jokowi, Projo: Bukan Tak Mungkin Jokowi Akan Hancurkan PDIP Seperti di Pilpres
-
Relawan Bakti BUMN Pegadaian Perkuat Pemberdayaan Masyarakat dan Kelestarian Lingkungan di Derawan
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
- Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Nyaris Rp18 Juta Sekali Penerbangan
- Rekaman Lisa Mariana Peras Ridwan Kamil Rp2,5 M Viral, Psikolog Beri Komentar Menohok
Pilihan
-
'Siiiu' Ala Zahaby Gholy, Ini Respon Cristiano Ronaldo Usai Selebrasinya Dijiplak
-
Hasil Akhir! Pesta Gol, Timnas Indonesia U-17 Lolos Piala Dunia
-
Hasil Babak Pertama: Gol Indah Zahaby Gholy Bawa Timnas Indonesia U-17 Unggul Dua Gol
-
BREAKING NEWS! Daftar Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Yaman
-
Baru Gabung Timnas Indonesia, Emil Audero Bongkar Rencana Masa Depan
Terkini
-
Gunungkidul Sepi Mudik? Penurunan sampai 20 Persen, Ini Penyebabnya
-
Kecelakaan KA Bathara Kresna Picu Tindakan Tegas, 7 Perlintasan Liar di Daop 6 Ditutup
-
Arus Balik Pintu Masuk Tol Jogja-Solo Fungsional di Tamanmartani Landai, Penutupan Tunggu Waktu
-
AS Naikan Tarif Impor, Kadin DIY: Lobi Trump Sekarang atau Industri Indonesia Hancur
-
Petani Jogja Dijamin Untung, Bulog Siap Serap Semua Gabah, Bahkan Setelah Target Tercapai