SuaraJogja.id - Pihak Ramadan Di Kampus (RDK) Mardiyyah Universitas Gadjah Mada (UGM) memberi jawaban terkait unggahan video di Channel Youtube UGM yang tiba-tiba dihapus. Hal itu dilakukan lantaran terdapat tanggapan negatif yang muncul di kolom komentar channel tersebut.
Ketua RDK Masjid Kampus Mardiyyah UGM, Ahmad Munjid saat dihubungi Suarajogja menjelaskan, secara konteks pihaknya membidik audiens muda yang tetap berpegang teguh terhadap Islam.
"Jadi Masjid Kampus Mardiyyah ini telah direnovasi dan rencananya menjadi islamic center yang lebih youth. Jadi kami memibidik audiens dan mahasiswa muda yang relatif rileks terbuka dan mendorong pemahaman Islam yang moderat," kata Munjid, Jumat (8/5/2020).
Ia menjelaskan, fokus RDK Mardiyyah UGM kepada anak muda itu ditunjukkan dengan berbagai kegiatan termasuk menggandeng public figur islami dan membuat sejumlah kegiatan berbasis online. Salah satunya denganadanya channel Youtube yang membahas soal isu yang sedang hangat diperbincangkan, tentunya dengan mengaitkan agama oleh pakar.
Baca Juga: Tips Aman dan Nyaman Motoran di Malam Hari, Biar Nggak Celaka!
"Kami memang yang merancang dan menentukan tema ini untuk dibahas di dalam video. Perlu diingat video lima menit ini merupakan bagian dakwah di bulan Ramadan dalam kegiatan kami. Jadi video hikmah yang membidik (narasumber atau pakar) yang memiliki otoritas dalam pembahasan materi yang kami angkat. Jadi bukan terkait video ceramah, lebih kepada nilai-nilai dari pakar yang bisa dibagikan kepada audiens," katanya.
Munjid menjelaskan, pembahasan video yang telah dihapus, dimana video berjudul "Hijrah di Kalangan Kaum Muda Muslim Kota" tidak ada yang bermasalah.
Narasumber yang dihadirkan yakni Direktur Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Suka) Prof Noorhaidi Hasan juga sesuai dengan pembahasan yang berkaitan dengan radikalisme di dalam video itu.
"Arahnya sudah positif, kami juga yang mengundang mas Noorhaidi untuk menyampaikan materi itu karena memang sesuai dengan substansi yang dimilikinya. Hanya saja, ada beberapa respon yang negatif sehingga menjadi pertimbangan kami," ungkapnya.
Dia menilai, sejumlah komentar negatif hingga terdapat indikasi untuk membenturkan antar dua instansi bermunculan di kolom komentar sehingga pihaknya memutuskan untuk menghapus konten tersebut.
Baca Juga: Ditahan Polisi, Ferdian Paleka Nangis Minta Maaf
"Kami juga telah berdiskusi dengan narasumber. Karena video itu bukan berarti milik kami, karena sudah mengundang narasumber, artinya kami harus meminta pertimbangan dengan narasumber menanggapi persoalan itu. Sehingga kami sepakat untuk menurunkannya," kata dia
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Pemudik Bantul Tak Alami Peningkatan, Dishub: Kebanyakan Hanya Melintas
-
Radio Komunitas Suara Ramadan Kala Pandemi: Tetap Mengudara Hingga Papua
-
Ramadan Saat Pandemi, Masyarakat Kangen SOTR dan Tarawih Berjamaah
-
Pakai Obat Sakit Mata Batalkan Puasa? Ini Kata Ustaz Abdul Somad
-
Video Tausiah: Manfaatkan Masa Mudamu
Terpopuler
- 8 Rekomendasi Mobil Bekas Murah Tipe MPV Mei 2025: 7-Seater Harga Mulai Rp30 Jutaan, Pajak Miring
- 3 Pihak Blak-blakan Beri Dukungan untuk Yuran Fernandes, Komdis PSSI Revisi Hukuman
- Rekomendasi 5 Mobil Bekas Murah Meriah untuk Ibu Muda yang Super Aktif! Mulai 65 Jutaan
- Olla Ramlan Resmi Umumkan Lepas Hijab: Pilihan Terbaik Bukan yang Bikin Kita Nyaman
- 10 Pemain Keturunan Bisa Dinaturalisasi Demi Timnas Indonesia Lolos Olimpiade 2028
Pilihan
-
Besok Demo Besar Ojol, 500 Ribu Pengemudi Matikan Aplikasi
-
Alasan PPATK Blokir Rekening Masyarakat Sejak Kemarin
-
5 Mobil Matic Murah untuk Kaum Hawa: Hemat Bensin, Pilihan Warna Dukung Gaya
-
Harga Emas Antam Lompat Tinggi di Awal Pekan Jadi Rp1.894.000/Gram
-
7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah Rp30 Juta, Murah Tetap Berkelas
Terkini
-
70 Persen SD di Sleman Memprihatinkan, Warisan Orde Baru Jadi Biang Kerok?
-
SDN Kledokan Ambruk: Sleman Gelontorkan Rp350 Juta, Rangka Atap Diganti Baja Ringan
-
Demokrasi Mahal? Golkar Usul Reformasi Sistem Pemilu ke Prabowo, Ini Alasannya
-
Cuaca Ekstrem Hantui Jogja, Kapan Berakhir? Ini Kata BMKG
-
Parkir Abu Bakar Ali Mulai Dipagar 1 Juni, Jukir dan Pedagang harus Mulai Direlokasi