Rayakan 12 Tahun Pernikahan, GKR Maduretno: Capek deh

SuaraJogja.id - Putri ketiga Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X dan Permaisuri Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas, GKR Maduretno, baru saja merayakan peringatan ke-12 tahun pernikahannya dengan Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Purbodiningrat. Rona kebahagiaan pun terpancar dari rupa keduanya dalam foto yang diunggah di Instagram pada Sabtu (9/5/2020).

Melalui foto dan video yang dibagikan ke Instagram, GKR Maduretno dan KPH Purbodiningrat merayakan tanggal 9 Mei yang ke-12 di rumah bersama keluarga Keraton. Salah satu foto yang diunggah akun resmi @gkr.maduretno juga menunjukkan foto dirinya membawa puding cokelat di sebelah suami, yang merangkulnya sembari memeluk balon angka 12. Tampak pula dekorasi balon-balon emas serta merah di sana.

Selain foto mesra, momen kocak diperlihatkan pasutri yang menikah pada 2008 ini saat merayakan ulang tahun pernikahan mereka, seperti yang terekam dalam video unggahan akun resmi @purbodiningrat. Di video itu, seorang pria mendekatkan kamera ke wajah KPH Purbodiningrat sambil bertanya, "Jadi kesan-kesannya gimana 12 tahun?"

Melihat ke arah kamera, KPH Purbodiningrat langsung tersenyum dan merangkul pundak istri di depannya, yang sedang memotong puding. Ia lalu mengatakan, "Jadi begini..."

Baca Juga: Satu Keluarga Diduga Kerasukan, Putri Kandung Digorok sampai Tewas

Namun, belm sempat ia menyelesaikan kalimatnya, GKR Maduretno, yang kemudian disorot kamera, menimpali dengan ungkapan kesannya. Bahkan, ia juga memberikan ekspresi wajah yang kocak.

"Capek deh," ucapnya dengan suara nyaring, sambil menaikkan bola mata dan sedikit menutup kelopaknya. Sang suami pun tertawa melihat reaksi jenaka GKR Maduretno.

Pada unggahan sebelumnya, GKR Maduretno membagikan foto masa lalunya dengan suami. Ia menyertakan juga ceritanya di awal bertemu dengan pria yang lahir dengan nama Yun Prasetyo itu hingga melangkah ke arah hubungan yang lebih serius.

"Setelah beberapa kali pacaran with some good & bad guys, 13.5 - 14 tahun yang lalu, tepatnya 2006-an, kembali chit chat sama kenalan lama, yaitu Mas Bojo, yang enggak kenal kenal banget awalnya. Waktu itu aku habis putus sama cowok yang baru pacaran dua bulanan.

Terus tetiba Mas Bojo nyapa gegara statusku mellow. Ketemu lagi di sosmed “F”. Lanjut ngobrol di “Y msg”.

Baca Juga: Bansos Dinikmati Keluarga Mampu, Bupati TTS Stop BST Terdampak Corona

Mas Bojo kala itu di Amrik, aku di Aussie. Jaraknya jauh & waktunya juga beda banget. Gimana pun caranya bisa jalin komunikasi dan teleponan.

Sampai akhirnya sama-sama pulang ke Yogyakarta for good. 2007 udah ngajakin nikah, tapi aku enggak mau karena nunggu masa 20-anku kelar dulu.

Yup, 2008 April, begitu aku 30 tahun, Mei-nya nikah. Kenapa aku saat itu yakin Mas Bojo pilihan terakhirku? Karena aku udah ngelewatin segala drama pahit-manisnya pacaran. Segala tragedi dan perhelatan pada kala itu, nangis-nangis enggak jelas.

Yes, gerak-gerik Mas Bojo enggak mencurigakan, aku enggak nemu bau-bau drama enggak bermutu, aku enggak capek curigaan, aku enggak merasa pengin tahu isi HP-nya, enggak merasa pengin tahu dia pergi sama siapa, lagi di mana, dan pulang jam berapa. Bukan tipe laki-laki player atau mantan player, seperti cowok-cowok yang pernah wasting my time lainnya (yang bad guys ya, yang good guys enggak termasuk).

Well, apa kabar yang dapetin mereka sekarang ya (yang bad guys)? Yang pasti ngerasain yang pernah aku rasain yaitu INSECURE Hahahhaha (sedikit curcol).

Tepat tanggal 9 Mei, 12 tahun lalu, kami menikah. Yeay, love u Mas Bojo. Dengan segala kelakuanmu yang suka enggak mutu, walau suka motret istrinya pas posenya lagi aneh dan dengan bahagianya majang itu di sosmed, sebahagiamu lah Bojo @purbodiningrat karena bahagiamu itu juga bahagiaku," kenang alumnus Holmesglen Institute of TAFE Australia itu.