SuaraJogja.id - Meski tak setenar para tokoh yang menjadi bagian dari Walisongo, Sunan Bayat merupakan salah satu penyebar agam Islam di tanah Jawa yang sangat dihormati. Sebelum beguru pada Sunan Kalijaga, Bupati pertama Semarang ini memiliki kisah kelam semasa hidupnya.
Bagi sebagian masyarakat, sosok sang wali yang jasadnya kini terbaring di Gunung Jabalkat di wilayah Desa Paseban, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah ini dipandang istimewa. Karena itu, makamnya nyaris tak pernah sepi dari peziarah.
Ada keyakinan bahwa siapa saja yang menjalankan laku ritual di tempat ini, maka segala yang diharapkan akan terkabul. Keyakinan itu tak lepas dari riwayat hidup sosok Sunan Bayat, yang semasa hidupnya dikenal sebagai orang yang kaya raya.
“Nama Sunan Bayat sebenarnya adalah Ki Ageng Pandanaran. Beliau adalah bupati Semarang yang pertama, yang semasa hidupnya dikenal sangat kaya,” terang Sambudi, salah satu juru kunci kompleks makam Sunan Bayat, dikutip dari Hops.id -- jaringan SuaraJogja.id, Sabtu (25/4/2020).
Hanya saja, karena kekayaannya itu, Ki Ageng Pandanaran akhirnya lupa diri. Dia begitu mendewa-dewakan harta. Tiap hari yang dilakukannya hanyalah mengumpulkan harta sebanyak mungkin. Salah satunya adalah dengan menaikkan pajak dari rakyatnya.
Di kemudian hari, ada seorang pemotong rumput yang ingin menjual rumputnya. Bupati menerima, tetapi dengan bayaran yang sangat murah sekali. Oleh laki-laki tua pemotong rumput, hal ini tidak dipermasalahkan.
Setelah dibayar, sang bupati kemudian mencoba melihat rumput yang baru dibelinya itu. Dia senang karena rumput itu memang bagus kualitasnya. Namun alangkah terkejutnya dia karena di dalam ikatan rumput terdapat beberapa keping emas.
Sontak hal ini membuat dia gembira. Bahkan kejadian itu berulang sampai beberapa kali. Namun pada suatu hari saat laki-laki tua menjajakan rumputnya, dia tidak mau dibayar, melainkan meminta supaya beduk masjid kabupaten dibunyikan. Tak ayal, sang bupati marah karena merasa dilecehkan laki-laki itu.
Melihat Ki Ageng Pandanaran marah, laki-laki tua itu tenang saja. Bahkan dia kemudian mengatakan tidak butuh uang. Kalau saja mau, katanya, dia bisa mendapat emas yang lebih banyak hanya dalam satu cangkulan.
Baca Juga: Lagi, Makassar Siap Rapid Test Massal 12-15 Mei untuk 20 Ribu Orang
Berita Terkait
-
Pemudik yang Bandel Masuk Klaten, Siap-Siap Dikenai Denda Rp 250 Ribu
-
Lihat Sate Tusuk Sebesar Ini, Warganet: Nggak Sanggup Makan
-
Viral Foto Gubernur Sultra di Bansos, Warganet: Bupati Klaten Jilid 2
-
Bermain Meriam Bambu, Bocah 6 Tahun Mengalami Luka Bakar di Wajah dan Perut
-
Wakil Ketua LTM-PBNU: UGM Tunduk Pada Tekanan Salafi-Wahabi?
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Program Rumah BUMN Mampu Sukseskan La Suntu Tastio yang Memproduksi Tas Tenun
-
Konektivitas Aceh Pulih Bertahap, Kementerian PU Janjikan Jembatan Permanen Usai Fase Darurat
-
Jembatan Krueng Tingkeum Dibuka Lagi, Nadi Ekonomi Bireuen Kembali Berdenyut Usai Diterjang Bencana
-
Investor Reksa Dana BRI Tumbuh Pesat, BRImo Hadirkan Fitur Investasi Lengkap
-
Libur Natal 2025: Kunjungan Wisata Bantul Anjlok, Target PAD Meleset Akibat Cuaca Ekstrem?