SuaraJogja.id - Hari Sabtu (27/5/2006) pagi gempa berkekuatan Magnitudo 6,4 mengguncang Jogja. Gempa yang berlangsung sekitar 57 detik itu tak hanya merobohkan ratusan bangunan, tetapi juga menewaskan ribuan orang.
Gempa yang berpusat di Bantul di kedalaman sekira 10 km tersebut tercatat telah merenggut sebanyak 5.800 jiwa. Peristiwa memilukan tersebut pun jadi tragedi terparah yang pernah terjadi di Jogja.
Dua tahun berselang, gempa berkekuatan serupa dengan kedalaman 10 km juga terjadi di Jepang, pusatnya di Suruga Bay. Satu orang meninggal dalam peristiwa tersebut.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono pun memberikan ulasannya.
Dalam cuitan di akun Twitternya, peneliti BMKG tersebut menyebut hal yang membedakan dari kedua peristiwa serupa tersebut tak lain persoalan manajemen mitigasinya.
Berdasarkan analisisnya, banyaknya korban jiwa ketika terjadi gempa Jogja 2006 silam itu dikarenakan konstruksi bangunan yang tak siap. Ia menyebut mayoritas rumah di Jogja ketika itu tidak dirancang tahan gempa.
"Rumah kita saat itu tidak tahan gempa," terangnya saat menanggapi komentar netizen terkait perbedaan gempa Jogja dengan di Jepang.
Lebih jauh ia menyebut bahwa di Jepang sudah sejak lama menerapkan mitigasi struktural terkait konstruksi bangunan. Mereka sadar betul bahwa mereka hidup di atas lempengan bumi yang rentan terhadap terjadinya gempa.
"Struktur bangunan di Jepang sudah tahan gempa. Mereka sudah lakukan mitigasi struktural," ujarnya.
Baca Juga: Pemkot Jogja Siapkan Bansos Rp1,8 Juta bagi Keluarga Terdampak Covid-19
Sementara itu netizen lainnya menambahkan bahwa pusat gempa Jogja kala itu terjadi di darat, di sesar opak daerah Kecamatan Pleret, Bantul. Tidak ada yang menduga itu gempa bumi tektonik karena gunung Merapi juga sedang aktif. Semua tertuju dan menduga itu gempa vulkanik dari Merapi.
"Ada dusun yang hampir sebagian besar rumah bangunannya rata dengan tanah terutama dekat sumber gempa. Ada juga dusun-dusun lain banyak korban jiwa bahkan yang jauh dari sumber gempa, karena jalur urat getarannya pas di jalur gelombang gempa," tulis @AbeeGlory.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- Tanpa Naturalisasi! Pemain Rp 2,1 Miliar Ini Siap Gantikan Posisi Ole Romeny di Ronde 4
- 5 Pemain Timnas Indonesia yang Bakal Tampil di Kasta Tertinggi Eropa Musim 2025/2026
- Brandon Scheunemann Jadi Pemain Paling Unik di Timnas Indonesia U-23, Masa Depan Timnas Senior
- Siapa Sebenarnya 'Thomas Alva Edi Sound Horeg', Begadang Seminggu Demi Bass Menggelegar
Pilihan
-
Media Vietnam Akui Nguyen Cong Phuong Cs Pakai Tekel Keras dan Cara Licik
-
Satu Kata Erick Thohir Usai Timnas Indonesia U-23 Gagal Juara Piala AFF
-
Pengobat Luka! Koreografi Keren La Grande di Final Piala AFF U-23 2025
-
8 HP Murah RAM Besar dan Chipset Gahar, Rp1 Jutaan dapat RAM 8 GB
-
5 Rekomendasi Mobil Bekas 50 Jutaan: Murah Berkualitas, Harga Tinggi Jika Dijual Kembali
Terkini
-
Geger Pantai Sanglen: Sultan Tawarkan Pesangon, Warga Bersikeras Pertahankan Lahan
-
Keluarga Sebut Diplomat Arya Daru Hanya Gunakan Satu Ponsel yang Kini Masih Hilang
-
Kakak Ipar Arya Daru Ungkap Kondisi Istri: Minta Masyarakat Kawal Kasus dengan Empati
-
Arya Daru Putuskan Bunuh Diri? Keluarga Akui Tak Pernah Dengar Almarhum Mengeluh soal Kerjaan
-
Jadi Korban Tabrak Lari, Innova Dikemudikan Mahasiswa Terjun Bebas Timpa Rumah Warga di Sleman