SuaraJogja.id - Bagi umat Islam di Indonesia, bedug memiliki ikatan yang cukup kuat dengan masjid. Bedug, sebagaimana banyak orang diketahui kebanyakan dibuat dari kulit sapi yang dibalutkan pada kayu atau besi berbentuk tabung.
Bedug memiliki sejarah panjang dalam penyebrana agama Islam di Indonesia. Penggunaan bedug sebagai tanda panggilan ibadah salat di masjid sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Bedug yang memiliki suara keras dan terdengar hingga jarak yang jauh membuatnya jadi alat yang memberitahu muslim bahwa waktu salat telah tiba.
Melansir dari berbagai sumber, bedug konon dibawa oleh pasukan Cheng Ho dari China ke Nusantara sekitar abad ke-15. Utusan kekaisaran Ming yang Muslim tersebut bertujuan agar bedug bisa menjadi alat pertanda salat di masjid-masjid di nusantara, serupa dengan fungsi bedug di kuil-kuil Budha di China.
Melansir dari Timesindonesia.co.id, arkeolog dari Universitas Negeri Malang, Dwi Cahyono menyebut sejarah bedug sudah ada bahkan sejak masa prasejarah, tepatnya zaman logam.
Di bulan ramadan, tidak sedikit orang menunggu adanya suara bedug di waktu maghrib. Biasanya, bedug memang ditabuh sesaat sebelum adzan dikumandangkan.
Bedug-bedug yang ada di Indonesia pun sangat banyak dan tak terhitung jumlahnya. Berikut beberapa bedug bersejarah yang memiliki sejarah cukup panjang.
1. Bedug Kyai Bagelen
Bedug yang dibuat oleh Kanjeng Raden Tumenggung Cokronegoro I dengan bahan dasar pohon jati ini ada di Bedug ini ada di Masjid Agung Purworejo.
Dibuat ratusan tahun lalu, pohon jati yang digunakan konon mempunyai cabang cabang lima atau disebut pendowo. Dalam ilmu kejawen, pohon jati besar bercabang lima mengandung sifat perkasa dan berwibawa.
Baca Juga: Pengawalan Pasien Virus Corona Kabupaten Simeulue
Melansir dari Times Indonesia, panjang rata-rata bedug tersebut 292 cm dengan garis tengah depan 194 cm, garis tengah belakang 180 cm, keliling bagian depan 601 cm dan keliling bagian belakang 564 cm.
Saking besarnya bedug ini, lubang depan dan belakang ditutup dengan kulit banteng dengan jumlah pakuan 120 buah untuk bagian depan dan 98 buah untuk bagian belakang. Bedug itu lalu dinamai Kyai Bagelen atau Pendowo.
Pada 3 Mei 1936, kulit bedug bagian belakang sempat mengalami kerusakan dan diganti dengan kulit sapi ongale (benggala) dan sapi pemacek yang berasal dari Desa Winong, Kecamatan Kemiri, Purworejo.
Kini, Bedug Kyai Bagelen diletakkan di sebelah dalam serambi masjid. Suaranya akan terdengar saat jamaah salat wajiib.
Selain itu, bedug juga ditabuh saat melaksanakan salat Ied dan kegiatan-kegiatan keagamaan tertentu. Tidak hanya kegiatan keagamaan saja, saat detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Bedug Kyai Bagelen juga ditabuh guna memberi penghormatan.
2. Bedug Nyai Pringgit
Berita Terkait
-
Cara Turunkan Berat Badan di Dua Minggu Terakhir Ramadan
-
5 Kiat Antimalas Saat Jalani Puasa Ramadan, Apa Saja?
-
Intip Masjid Jami Al 'Atiq Peninggalan Sultan Maulana Hassanudin
-
Pilates Hingga Zumba Bisa Jadi Pilihan Olahraga Selama di Rumah Aja
-
Pakai Obat Sakit Mata Batalkan Puasa? Ini Kata Ustaz Abdul Somad
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
Terkini
-
Sri Purnomo Tersangka, Pengacara 'Lempar Bola Panas' ke Eks Sekda Sleman: Perannya Jauh Dominan!
-
Waspada, Hujan Lebat, Angin Kencang, Hingga Hujan Es Ancam DIY Mulai Oktober 2025
-
Maxride di Yogyakarta Makin Merajalela: Dishub Saling Lempar Tanggung Jawab
-
Korupsi Dana Hibah Pariwisata di Sleman: ARPI Desak Kejaksaan Usut Tuntas hingga Akar-Akarnya
-
Perdana Arie Veriasa Ditangkap Polda DIY, BEM KM UNY Tuntut Pembebasan, Ini Alasannya