SuaraJogja.id - Pemda DIY bersikeras tidak akan memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) meski Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan mengusulkan kebijakan tersebut diterapkan se-Jawa. Sebagai konsekuensinya, DIY, yang memilih menerapkan kebijakan tanggap darurat, akan memperbanyak rapid test massal di sejumlah keramaian.
“Di rapat terbatas dengan presiden dan menteri, ada beberapa kajian. Namun Jogja hingga saat ini belum mengajukan PSBB. Kita masih dengan status tanggap darurat,” ujar Sekda DIY Baskara Aji usai bertemu bupati dan wali kota di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Rabu (13/5/2020).
Namun di rapat bersama bupati/wali kota, menurut Aji, Pemda akan melakukan pengembangan terhadap rapid test massal di masing-maskng kabupaten/kota. Di antaranya di supermarket, pasar tradisional, dan di tempat-tempat kerumunan lainnya.
Pemda tengah menghitung kebutuhan alat rapid test yang dibutuhkan untuk melengkapi stok yang dimiliki kabupaten/kota. Kebijakan ini akan disampaikan BNPB melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY.
Dalam rapid test massal di tempat keramaian nantinya akan diambil sampel, baik pedagang, pembeli, maupun karyawan antara 200-500 sampel. Dengan demikian, bisa diketahui di kawasan tersebut ada penularan atau tidak. Jika ditemukan reaktif maupun positif COVID-19, maka akan dilakukan tracing.
Jika hasil rapid test tersebut reaktif COVID-19, maka akan dilakukan isolasi. Masing-masing kabupaten sudah menyiapkan kawasan isolasi dan karantina.
“Jadi semuanya tidak harus masuk rumah sakit karena memang tidak sakit, hanya memang harus melakukan isolasi diri agar tidak ada penularan,” tandasnya.
Aji menambahkan, pertimbangan PSBB di DIY sebenarnya masih dibicarakan dengan BNPB. Kabupaten/kota pun harus menyiapkan diri sesuai perkembangan kasus.
“Namun jika mengarah ke PSBB ya akan kita tindaklanjuti sesuai data karena PSBB tidak hanya pertimbangan kesehatan tapi juga yang lain,” ungkapnya.
Baca Juga: BPJS Naik Lagi, Arif Poyuono: Ampun Biyung, Bikin Rakyat Sebal Sama Jokowi
Sementara, Gubernur DIY Sri Sultan HB X mengungkapkan, pasar, baik tradisional maupun modern, merupakan pusat ekonomi dan banyak kerumuman. Karenanya, berpotensi adanya penularan COVID-19.
“Berkaca pada kasus Indogrosir, apa tidak sebaiknya dilakukan rapid test secara acak di tempat yang lain, misalnya supermarket lain atau di pasar-pasar. Untuk melihat kondisinya saat ini bagaimana,” tandasnya.
Sultan menyebutkan, upaya tracing penting dilakukan untuk memutus rantai penyebaran. Untuk itu, para bupati/wali kota bisa berkoordinasi dengan baik dan mengontrol kondisi daerahnya masing-masing.
“Pengetatan patroli pun perlu dilakukan," ungkapnya.
Secara terpisah, Ketua DPRD DIY Nuryadi mengungkapkan, meski Pemda bersikeras tak memberlakukan PSBB, pengawasan harus lebih ketat dilakukan. Sebab, dari pengamatan yang dilakukan selama ini, pengawasan belum juga maksimal.
“Harga mahal karena kita memilih tidak memberlakukan PSBB, maka harus ada strategi lain. Kita harus memberlakukan ketegasan karena kita kan sekarang dibiarkan. Kasus Indogrosir harus jadi pembelajaran untuk memperketat protokol kesehatan,” imbuhnya.
Berita Terkait
-
BNPB: Ego Sektoral dan Trauma Kasus Pertama Menghambat Data Corona
-
Faktor Ekonomi Jadi Alasan Bantul Tak Ajukan PSBB
-
ASN Hingga Dokter Masuk Daftar Penerima Bansos, Pemda DIY Lakukan Revisi
-
Hidup Tanpa Kepastian, Ribuan Buruh Dukung Pemda DIY Berlakukan PSBB
-
Alat Tes COVID-19 di Gunungkidul Terbatas, Ini Kategori yang Diprioritaskan
Terpopuler
- Sahroni Blak-blakan Ngaku Ngumpet di DPR saat Demo 25 Agustus: Saya Gak Mungkin Menampakan Fisik!
- Sehat & Hemat Jadi lebih Mudah dengan Promo Spesial BRI di Signature Partners Groceries
- Dilakukan Kaesang dan Erina Gudono, Apa Makna Kurungan Ayam dalam Tedak Siten Anak?
- Senang Azizah Salsha Diceraikan, Wanita Ini Gercep Datangi Rumah Pratama Arhan
- Apa Isi Alkitab Roma 13? Unggahan Nafa Urbach Dibalas Telak oleh Netizen Kristen
Pilihan
-
Ledakan Followers! Klub Eropa Raup Jutaan Fans Berkat Pemain Keturunan Indonesia
-
Demo Hari Ini 28 Agustus: DPR WFH, Presiden Prabowo Punya Agenda Lain
-
Dikuasai TikTok, Menaker Sesalkan PHK Massal di Tokopedia
-
Thom Haye Gabung Persib Bandung, Pelatih Persija: Tak Ada yang Salah
-
Bahas Nasib Ivar Jenner, PSSI Sebut Pemain Arema FC
Terkini
-
ITF Bawuran Genjot Kapasitas: Bakar Sampah Lebih Banyak, Biaya Juga Naik?
-
Profil Salsa Erwina, Perempuan Muda dari UGM yang Berani Tantang Debat Ahmad Sahroni
-
Guru Jadi 'Korban' Pertama? Terungkap Alasan Guru SMPN 3 Berbah Ikut Terpapar Keracunan Makanan Gratis
-
Trans Jogja Terancam? Subsidi Dipangkas, Bus Jadi Billboard Berjalan
-
Tragis! Warga Sleman Temukan Mayat Bayi di Bawah Pohon Beringin, Tali Pusar Belum Terpotong