Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Kamis, 14 Mei 2020 | 17:45 WIB
Mbah Setro nenek pedagang Pasar Kranggan tinggal sendiri di gubuk reyot - (Twitter/@HanjianJi)

SuaraJogja.id - Kehidupan memilukan seorang wanita lansia pedagang Pasar Kranggan Jogja membuat iba warganet. Mbah Setro, nama nenek itu, diketahui hidup sebatang kara di gubuk reyotnya, setelah Jihan, yang dikenal sebagai personel DJ Twins asal Jogja bersama Nabila saudara kembarnya, membagikan pengalamannya bertemu dengan Mbah Setro.

Melalui akun Twitter @HanjianJi, Rabu (13/5/2020), Jihan mengunggah sejumlah video saat ia kali pertama bertemu dengan Mbah Setro pada 7 Mei lalu. Dalam utas yang telah di-retweet lebih dari dua ribu kali itu, Jihan menceritakan, saat hendak membagikan bantuan makanan pada orang kurang mampu, ia melihat seorang nenek berjalan sambil menggendong barang yang dibungkus jarit. Rupanya, saat itu Mbah Setro berjalan kaki dari rumahnya hendak menuju ke Pasar Kranggan untuk berjualan.

"TWITTER DO YOUR MAGIC. Enggak sengaja ketemu Mbah Setro di jalan pas mau bagiin makanan dan kita tanya beliau mau ke mana, trnyata beliau mau jualan di Pasar Kranggan Jogja dengan jalan kaki dari rumahnya ke pasar, jauh banget sambil bawa gendongan," cuit Jihan.

Mbah Setro nenek pedagang Pasar Kranggan tinggal sendiri di gubuk reyot - (Twitter/@HanjianJi)

Jihan pun memberikan tumpangan di mobilnya untuk Mbah Setro menuju pasar. Tak hanya itu, bahkan setelah dari pasar, Jihan juga mengantar Mbah Setro pulang.

Baca Juga: Patahkan Rekor David Beckham, Ini Dia Olahragawan Terkaya di Inggris

Begitu sampai di rumah Mbah Setro, Jihan terkejut melihat sebuah gubuk yang sudah reyot tertutup tanaman tinggi yang memenuhi halaman. Ia dan dua rekannya pun sepakat untuk mulai memberikan bantuan pada Mbah Setro, yang saat ini hidup menjanda dan menolak untuk tinggal bersama putranya karena tak mau merepotkan.

Suatu hari, Jihan dan Nabila makin tergerak hatinya setelah kembali mengantar Mbah Setro ke pasar. Mereka sangat iba dengan lokasi Mbah Setro berjualan.

"Jadi Mbah memang jalan ke pasar H-1 dia berjualan, jadi sore beliau jalan kaki ke pasar. Sesampainya di pasar, Mbah menunggu supplier sampai jam 2 pagi. Lalu kami tanya, terus Mbah sampai jam 2 pagi ngapain di pasar? Secara mbahnya berangkat ke pasar waktu kita ketemu itu sore, jadi dari sore sampai jam 2 pagi itu lama juga. Mbah jawab "ya tiduran aja", terus kami tanya, kenapa beragkatnya cepat banget? Mbah biang takut hujan, jadi berangkat dari sore jalan kaki," terang Jihan.

Padahal, tempat berjualan Mbah Setro di Pasar Kranggan pun cukup memprihatinkan. Ia biasa berdagang di depan emperan toko seberang toko aksesoris ponsel Sumarah, beralasakan karung goni. Di tempat itu, kata Jihan, wanita berusia sekitar 90 hingga 100 tahun itu tentu saja rentan sakit karena harus menahan dinginnya angin malam.

Mbah Setro nenek pedagang Pasar Kranggan tinggal sendiri di gubuk reyot - (Twitter/@HanjianJi)

Enam hari setelah pertemuan pertamanya, pada 10 Mei Jihan dan Nabila kemudian kembali mendatangi rumah Mbah Setro dan memotong tanaman-tanaman tinggi di halamannya supaya bisa masuk dan melihat kondisi dalam rumah.

Baca Juga: Ahmad Syaikhu Desak Pemerintah Setop Relaksasi PSBB di Bandara Soetta

"Kondisi dalam rumah Mbah genteng bolong-bolong. Mbah bilang kalau hujan kehujanan, jadi Mbah lebih milih tidur di pasar. Kamar yang Mbah maksud juga seperti di video, sudah enggak bisa dipakai, jadi Mbah enggak bisa tidur di kamar, apalagi kasur. Banyak tumpukan-tumpukan yang sudah enggak berguna juga di dalamnya," jelas Jihan, menambahkan bahwa di usianya yang sudah renta, Mbah Setro tak bisa memasak selain air, dengan kayu yang ada di rumah.

Load More