SuaraJogja.id - Seorang janda asal Pulutan, Pendowoharjo, Sewon, Bantul berjuang seorang diri untuk bertahan hidup di tengah pandemi virus corona. Sehari-hari ia, bekerja serabutan membantu tetangganya dengan pendapatan paling banyak Rp 400 ribu sebulan.
Ia adalah Ngatmi, yang sudah menjanda sejak usia kehamilan dua bulan. Suaminya yang yang ketika itu berstatus mahasiswa berpamitan pergi bekerja. Namun, hingga kini laki-laki itu tidak pernah kembali dan Ngatmi harus berjuang menghidupi anaknya.
Di usianya yang menginjak 68 tahun, masih segar di ingatan Ngatmi bagaimana perjuangannya dalam membesarkan putri semata wayangnya. Suatu hari, Ngatmi pernah terjatuh dan harus mendapatkan perawatan hingga ia akhirnya terpaksa menjual harta bendanya untuk membayar biaya perawatan.
"Dulu ketika anak saya sakit, saya minta bantuan ke Pak RT, dia malah berkata agar saya mencarikan ayah anak saya aja daripada datang ke Pak RT," kata Ngatmi sambil mengusap air matanya.
Baca Juga: Ngumpet di Asrama, Tahanan Terjangkit Corona di Jayapura Kabur dari RS
Perjuangan Ngatmi dalam membesarkan putrinya yang lahir prematur juga tidaklah mudah. Bahkan, putrinya memiliki kaki yang tidak sempurna. Sempat berkeinginan menjajaki pendidikan di perguruan tinggi, namun keadaan akhirnya memaksa putri Ngatmi menjadi TKW di Malaysia.
"Saya bilang, kita ini orang susah gak usah bercita-cita belajar yang tinggi. Kalau mau ke Malaysia malah boleh," imbuhnya.
Kini, putrinya tinggal bersama suaminya di Temanggung. Semenjak putrinya bekerja di luar negeri, berbagai kebutuhan Ngatmi mulai terpenuhi.
Rumah yang ia tinggali saat ini merupakan peninggalan orang tua dan sudah dibangun oleh menantunya. Sayangnya, saat ini menantu yang bekerja sebagia guru honorer tersebut turut terkena dampak ekonomi akibat adanya wabah corona.
"Kadang dalam sebulan dapat kiriman seratus apa dua ratus ribu dari anak saya, ya secukupnya untuk sebulan," ujarnya.
Baca Juga: Penularan Corona Masih Tinggi, Pemerintah Enggan Longgarkan PSBB
Ngatmi memaparkan, terkadang ia hanya memasak sayur yang ia tanam di sekitar rumahnya. Selama pandemi ini, pendapatannya semakin menurun. Ia juga tidak menerima bantuan apapun dari pemerintah.
Berita Terkait
-
Jejak Kontroversi Abu Janda: Rasis ke Natalius Pigai hingga Sebut Islam Arogan, Kini Komisaris BUMN?
-
Abu Janda Ketawa Respon Kabar Jadi Komisaris BUMN JMTO: Rezeki Anak Sholeh, Jangan Minta Diskon Tol!
-
PT JMTO Bantah Abu Janda Jadi Komisaris, Kementerian BUMN Bungkam
-
Profil dan Pendidikan Abu Janda, Eks Pembela Jokowi yang Heboh Jadi Komisaris Perusahaan BUMN!
-
Abu Janda Diisukan Jadi Komisaris Jasamarga Tollroad Operator, Benarkah?
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Megawati dan Prabowo Subianto Akhirnya Bertemu, Begini Respon Jokowi
-
PM Malaysia Anwar Ibrahim Tegaskan ASEAN Solid dan Bersatu
-
Emas dan Bitcoin Banyak Diborong Imbas Ketegangan Perang Dagang AS vs China
-
Red Sparks Bangkit Dramatis, Paksa Set Penentuan di Final Liga Voli Korea 2024/2025
-
RESMI Lawan Manchester United di Malaysia, ASEAN All-Stars Bakal Dilatih Shin Tae-yong?
Terkini
-
Libur Lebaran di Sleman, Kunjungan Wisatawan Melonjak Drastis, Candi Prambanan Jadi Primadona
-
Zona Merah Antraks di Gunungkidul, Daging Ilegal Beredar? Waspada
-
Miris, Pasar Godean Baru Diresmikan Jokowi, Bupati Sleman Temukan Banyak Atap Bocor
-
Kawasan Malioboro Dikeluhkan Bau Pesing, Begini Respon Pemkot Kota Yogyakarta
-
Arus Balik Melandai, Tol Tamanmartani Resmi Ditutup, Polda DIY Imbau Pemudik Lakukan Ini