SuaraJogja.id - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Gunungkidul, memastikan stok elpiji tiga kilogram untuk menghadapi Lebaran 2020 aman.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Gunungkidul Johan Eko Sudarto mengatakan beberapa waktu lalu hasil koordinasi dengan Pertamina, ada informasi bahwa tambahan kuota empat persen, atau sekitar 14.000 tabung untuk elpiji bersubsidi.
"Stok gas bersubsidi di Gunungkidul aman. Masyarakat tidak perlu risau dengan stok elpiji bersubsidi," kata Johan, seperti dikutip dari Antara, Jumat (22/5/2020).
Ia mengakui mendapat laporan dari agen atau pangkalan adanya penurunan konsumsi masyarakat sebagai dampak pandemi Covid-19.
Baca Juga: Kenang 22 Tahun Reformasi, Natalius Pigai Sebut Disiksa Saat Orasi di Jogja
"Sebenarnya distribusi ke agennya dan pangkalan normal tapi penyerapan cenderung menurun," lanjutnya.
Kuat dugaan, penurunan permintaan lantaran pelaku usaha mikro belum banyak yang beraktivitas. Misalnya, pedagang bakso keliling, pedagang mi ayam keliling dan rumah makan non UMKM bukan kategori pengguna elpiji tiga kilogram.
"Penurunan konsumsi elpiji lebih disebabkan tutupnya pelaku usaha kecil di Gunungkidul akibat Covid-19," ungkapnya.
Untuk diketahui, ketentuan harga tabung gas melon di DIY merujuk Pergub Nomor 28 Tahun 2015 tentang Harga Eceran Tertinggi Liquefied Petroleum Gas Tabung 3 Kilogram. Dalam pasal 1 huruf āCā disebutkan bahwa HET tabung gas tiga kilogram Rp15.500 per tabung.
Dengan kata lain, pangkalan wajib menjualnya sesuai HET. Pangkalan telah mendapatkan margin keuntungan Rp1.500 per tabung dari agen.
Baca Juga: 3 Fakta Tentang Pasien Positif Covid-19 di Jogja yang Kabur
Sementara itu, seorang pemilik pangkalan di wilayah Kecamatan Patuk Tony mengatakan jumlah permintaan elpiji tiga pada Ramadan tahun ini turun bila dibanding 2019. Dulu warga harus antre untuk mendapat elpiji tiga kilogram, namun sekarang tidak lagi.
"Stok elpiji tiga kilogram di tempat saya belum habis, dikirimi lagi tambahan elpiji," kata Tony.
Ia menyatakan permintaan berkurang sementara ketersediaan kebutuhan berlebih. Meski demikian, kata dia, kondisi di tengah pandemi Covid-19 juga ada manfaatnya bagi masyarakat luas.
Berita Terkait
-
Menjelajahi Desa Wisata Nglanggeran: Desa Wisata Terbaik Dunia
-
Liburan ke Gunungkidul? Jangan Sampai Salah Pilih Pantai! Ini Dia Daftarnya
-
Bongkar Praktik Oplos Gas Subsidi, Polisi Grebek 4 Lokasi di Bekasi, Jakbar dan Jaksel
-
Sejumlah Pejabat Tinggi ESDM Dicopot Diganti Sosok Baru, Imbas Polemik Gas Melon?
-
Gas Melon Picu Perang Dingin Gerindra-Golkar? Rocky Gerung Bongkar Potensi Keretakan Kabinet Prabowo
Terpopuler
- Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
- Agama Titiek Puspa: Dulu, Sekarang, dan Perjalanan Spiritualnya
- Lisa Mariana Ngemis Tes DNA, Denise Chariesta Sebut Tak Ada Otak dan Harga Diri
- 6 Perangkat Xiaomi Siap Cicipi HyperOS 2.2, Bawa Fitur Kamera Baru dan AI Cerdas
- Kang Dedi Mulyadi Liburkan PKL di Bandung Sebulan dengan Bayaran Berlipat
Pilihan
-
Profil CV Sentosa Seal Surabaya, Pabrik Diduga Tahan Ijazah Karyawan Hingga Resign
-
BMKG Bantah Ada Anomali Seismik di Bogor Menyusul Gempa Merusak 10 April Kemarin
-
6 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Terbaik April 2025, Kamera dan Performa Handal
-
5 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Snapdragon, Performa Handal Terbaik April 2025
-
Hasil BRI Liga 1: Diwarnai Parade Gol Indah, Borneo FC Tahan Persib Bandung
Terkini
-
Pemkot Yogyakarta Gelar Pemeriksaan Kesehatan Lansia Gratis Tiap Bulan, Catat Tanggal dan Lokasinya!
-
Psikolog UGM Soroti Peran Literasi Digital dan Kontrol Diri
-
Pascaefisiensi Anggaran, Puteri Keraton Yogyakarta Pertahankan Kegiatan Budaya yang Terancam Hilang
-
Komunikasi Pemerintah Disorot: Harusnya Rangkul Publik, Bukan Bikin Kontroversi
-
Sehari Dua Kecelakaan Terjadi di Sleman, Satu Pengendara Motor Meninggal Dunia