Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi
Jum'at, 29 Mei 2020 | 13:51 WIB
Gelombang tinggi menerjang gazebo dan warung di Pantai Drini Gunungkidul, Rabu (27/5/2020). - (Twitter/@SARSATLINMAS)

SuaraJogja.id - Hingga Jum'at (29/5/2020), gelombang tinggi masih terjadi di sejumlah pantai di Gunungkidul. Meski saat ini, tinggi gelombang tak mencapai sehari sebelumnya yakni hingga 5 meter.

Sejak cuaca ekstrem melanda Gunungkidul dari Selasa (26/5/2020) lalu hingga Kamis (28/5/2020) kemarin, ratusan bangunan mulai dari talud pembatas, warung makan, restoran hingga gasebo rusak.

Bahkan tidak sedikit yang ikut tersapu gelombang air laut. Pondasi pos pemantauan milik tim SAR pesisir selatan Gunungkidul juga turut rusak dihantam gelombang.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Eddy Basuki mengatakan, berdasarkan data dan laporan dari petugas SAR di wilayah Gunungkidul, gelombang tinggi merusak sejumlah fasilitas di 11 lokasi pantai. Di antaranya di pantai Sundak, Somandeng, Sepanjang, Watu Lawang, Indrayanti, Sadranan, Slili, Krakal, Baron, Ngandong dan Ngrumput.

Baca Juga: Akte Kelahiran Anak Diduga Palsu, Aska Ongi Datangi Dinas Catatan Sipil

"Pantai Somandeng dan Watu Lawang serta Sadranan menjadi pantai yang terparah kerusakannya. Karena hantamannya cukup besar dibanding pantai lain,"ujar Eddy, Jum'at (29/5/2020) melalui nomor pribadinya.

Eddy mengungkapkan, gelombang tinggi mulai terjadi sejak hari Selasa dengan ketinggian sekitar 4 meter. Gelombang tinggi ini menghantam 3 pantai dan merusak beberapa fasilitas. Di Pantai Sundak setidaknya ada 5 gasebo dan 1 warung makan rusak. Sementara, di pantai Somandeng 6 gasebo dan 2 unit kamar mandi rusak, sedangkan di Pantai Sepanjang 1 gasebo rusak.

Hari Rabu (27/5/2020) gelombang tinggi kembali melanda dan menghantam 10 pantai serta merusak fasilitas. Di Pantai Watu Lawang 3 gasebo hilang, di pantai indrayanti 3 gasebo dan 2 kamar mandi serta 1 bangunan resto rusak. Sementara, di pantai sepanjang ada 2 gasebo dan 3 lapak pedagang rusak dan 77 gasebo rusak di pantai sadranan serta ada 1 gasebo hilang terbawa arus pantai slili. 

Puluhan bangunan milik warga juga rusak berat diterjang gelombang tinggi di pantai somandeng. Di Pantai Ngandong ada 8 gasebo rusak berat, lapak snorkling rusak dan warung makan rusak. Sementara Pantai Ngrumput ada  warung makan rusak yang cukup parah.

"Di Pantai krakal gelombang tinggi membuat pondasi Pos SAR Krakal jebol. Di Pantai Baron lapak pedagang rusak dan talud pembatas jebol,"ungkapnya.

Baca Juga: Psikolog: Tagar Indonesia Terserah Harusnya Menggugah Empati Masyarakat

Kerusakan juga terjadi di bangunan yang berada di sekitar pantai indrayanti, ngandong dan watu lawang. Meskipun merusak ratusan bangunan, namun ia merasa beruntung karena tidak mengakibatkan korban jiwa.

Selain itu, saat gelombang tinggi melanda Gunungkidul kondisi pantai sedang sepi karena kebetulan tidak ada wisatawan yang berlibur ke pantai.

"Kebetulan pantai tengah ditutup akibat pandemi Covid-19 sehingga tidak ada wisatawan,"tambahnya. 

Ia menghimbau masyarakat untuk tetap mewaspadai adanya gelombang tinggi tersebut dan menghimbau nelayan agar tunda aktivitas melaut hingga suasana mereda kembali normal. Masyarakat di sekitar psisir juga diimbau untuk waspada masih adanya potensi gelombang tinggi.

Kontributor : Julianto

Load More