SuaraJogja.id - Mengaku sempat dibully warganet lantaran unggahannya dianggap tidak sesuai dengan Islam rahmatan lil 'alamin, Gus Miftah sampaikan pendapatnya.
Melalui akun Instagramnya, pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman Miftah Maulana Habiburrahman atau yang akrab disapa Gus Miftah menyampaikan pandangannya terkait Islam Nusantara.
"Assalamualaikum warohamtullahi wabarokatuh, saudaraku gara-gara kemarin saya posting lebaran ketupat adalah merupakan tradisi Islam Nusantara, saya banyak dibully. Katanya, gak ada Islam Nusantara, itu kan Islam yang bertentangan dengan Islam Rahmatan Lil Alamin," ujar Gus Miftah dalam unggahan di akun instagramnya, Senin (1/6/2020).
Menanggapi cibiran dari masyarakat tersebut, Gus Miftah beranggapan, masing-masing golongan berhak memiliki istilah masing-masing.
Gus Miftah juga membandingkan dengan golongan lain yang memiliki istilah sendiri dalam menamai "Islam-mereka". ia memberi contoh, PKS yang menyebut Islam Terpadu, Ikhwanul Muslimin yang memiliki istilah Islam Kaffah atau Muhammadiyah dengan Islam berkemajuan. Ia juga menyebut Islam 212 yang menurutnya istilah paling baru.
"Saudaraku, semuanya punya istilah masing masing kok. PKS punya istilah Islam terpadu, Ikhwanul Muslimin punya istilah Islam Kaffah, Muhammadiyah punya istilah Islam berkemajuan, Nahdlatul Ulama punya istilah Islam Nusantara. Bahkan sekarang yang terbaru ada yang mengaku Islam 212," ujar Gus Miftah.
Ia menyayangkan sebagian masyarakat yang masih saja menyebut Islam Nusantara tidak sesuai dengan islam rahmatan lil 'alamin. Gus Miftah mengatakan, perbedaan jangan sampai menjadi sebab perpecahan.
"Kalo semuanya punya istilah masing-masing, kenapa selama ini selalu yang diserang Islam Nusantara? Please deh, anda penasaran ya? Yok kita gunakan istilah masing-masing, fastabiqul khoirot, walaupun kita berbeda toh pancasila kita tetap sama. Bhinneka Tunggal Ika," ujarnya lagi.
Baca Juga: Dwi Sasono Tersandung Kasus Narkoba, Lukman Sardi Canangkan Tagar #Dwirehab
Tag
Berita Terkait
-
Dibully Warganet, Gus Miftah: Kenapa Islam Nusantara Selalu Diserang?
-
Pilkada Tangsel 2020, PKS Bakal Merapat ke Kubu Anak Wapres Ma'ruf Amin
-
Kader Jadi Pembicara Diskusi Diteror, PP Muhammadiyah: Gejala Ala Orde Baru
-
Pengancam Mahasiswa Diskusi Pemakzulan Presiden Mengaku dari Ormas
-
Keluarga Panitia Diskusi CLS FH UGM Dapat Ancaman Pembunuhan
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Gelar Pahlawan Soeharto: UGM Peringatkan Bahaya Penulisan Ulang Sejarah & Pemulihan Citra Orde Baru
-
Keracunan Massal Makan Bergizi Gratis di Jogja, 8 Dapur Ditutup, Pemda Bentuk Satgas
-
Libur Nataru di Jogja, Taman Pintar Hadirkan T-Rex Raksasa dan Zona Bawah Laut Interaktif
-
Nyeri Lutut Kronis? Dokter di Jogja Ungkap Rahasia UKA: Pertahankan yang Baik, Ganti yang Rusak
-
Target Tinggi PSS Sleman di Kandang Barito: Bukan Sekadar Curi Poin