SuaraJogja.id - Buntut urung meredanya pandemi COVID-19 memaksa pemerintah memutuskan untuk meniadakan ibadah haji tahun ini. Ribuan calon jamaah haji pun harus rela menunggu pemberangkatan di tahun depan.
Salah satunya seperti yang harus dihadapi Dewi. Salah satu calon jamaah haji asal Sleman ini mengaku ikhlas dengan kondisi itu.
"Sama sekali tidak menduga sebelumnya, dalam bayangan saya jadwal keberangkatan sesuai antrean 2020. Kala itu masa tunggu 9 tahun," kala dihubungi pada Rabu (3/5/2020).
Dewi sedianya berangkat haji bersama suami tercintanya. Sejumlah persiapan telah dilakukan, mulai dari proses administrasi, bimbingan KBIH hingga persiapan oleh-oleh.
"Kami berdua sudah ikhlas. Karena tidak punya alasan tidak ikhlas," ujarnya.
Ia bercerita, begitu memasuki bulan Februari 2020 dan pandemi memasuki Indonesia, kegiatan manasik berhenti. Perempuan yang sudah mendaftar haji sejak 2011 itu kemudian mendapat firasat.
"Disitu saya dan suami sudah ada firasat, akibat penyebaran COVID-19, jelas tidak memungkinkan diselenggarakan haji. Apalagi Singapura sudah lebih dulu mengambil keputusan tidak memberangkatkan haji tahun ini," ungkapnya.
Namun, ia sadar bahwa ini sudah ketetapan dari Allah SWT. Menurut dia, manusia boleh berencana tetapi kembali lagi haji benar, panggilan Allah.
Dewi dan suami juga mencoba mencari sisi positif dari kondisi yang dialami. Ia berharap, semoga ini cara Allah memberikan waktu untuk lebih memantaskan diri, lebih mantap mencari bekal ilmu agama.
Baca Juga: Kecelakaan Adu Banteng Minibus vs Truk di Sleman, Satu Orang Tewas
Terlebih hal itu bukan hanya ia yang mengalami, melainkan beberapa teman-temannya yang lain.
"Saya tidak tahu bagaimana perasaan beliau-beliau yang sudah sepuh+sepuh. Yang sudah menunggu bertahun-tahun," kata dia.
Perihal oleh-oleh haji, Dewi tentu sudah mengambil langkah khusus untuk itu. Yaitu menyimpannya dengan aman. Sembari menunggu datang lagi kelak kesempatan bertamu ke rumah Tuhan, di tanah suci.
"Kebetulan bukan makanan, kenang-kenangan lebih tepatnya," tutur Dewi menutup obrolan.
Sementara itu, Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Sleman, Sugito menjelaskan, total calon jamaah haji dari Kabupaten Sleman yang tidak jadi berangkat haji ada sebanyak 1.178 calhaj. Jumlah tersebut rencananya akan dibagi menjadi empat kloter dari total 9 kloter di DIY.
"Menteri Agama menyatakan di tahun ini tidak memberangkatkan jamaah haji Indonesia di Haromain dengan alasan akhofu dhororain dan tidak ada kecukupan waktu," paparnya
Berita Terkait
-
Haji 2020 Gagal Berangkat, Bisnis Travel Haji dan Umrah Rugi Rp 4,2 Miliar
-
Haji Ditiadakan, Sahrul Gunawan Pusing Didesak Kembalikan Uang Jemaah
-
Menag Batalkan Ibadah Haji 2020, Warganet Menjerit #BalikinDanaHaji
-
Ibadah Haji 2020 Ditiadakan, Pengusaha Travel Legowo
-
Haji 2020 Ditiadakan, Fadli Zon: Jangan Sampai Uangnya Hilang Melayang
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Kecelakaan Lalu Lintas Masih Tinggi, Kasus Narkoba Naik, Ini Kondisi Keamanan Sleman 2025
-
BRI 130 Tahun: Dari Pandangan Visioner Raden Bei Aria Wirjaatmadja, ke Holding Ultra Mikro
-
2 Juta Wisatawan Diprediksi Banjiri Kota Yogyakarta, Kridosono Disiapkan Jadi Opsi Parkir Darurat
-
Wali Kota Jogja Ungkap Rahasia Pengelolaan Sampah Berbasis Rumah Tangga, Mas JOS Jadi Solusi
-
Menjaga Api Kerakyatan di Tengah Pengetatan Fiskal, Alumni UGM Konsolidasi untuk Indonesia Emas