SuaraJogja.id - Malang benar nasib Subiha, seorang peternak asal Dusun Plampang, Desa Bulusari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi. Lantaran mantri hewan yang tak segera tiba di tempatnya, sapi miliknya mati.
Kekecewaan atas kinerja petugas dari Dinas Pertanian Banyuwangi, ini dialami Subiha pada Ramadan lalu. Saat itu, salah satu dari sapi peliharaannya keguguran.
"Pagi hari saya sudah telepon petugas, dan dia mengaku bisa datang, tapi saya tunggu sampai sore tak juga datang," katanya seperti diwartakan Times Indonesia--jaringan Suara.com, Sabtu (6/6/2020).
Subiha mengatakan, petugas yang dia hubungi berinisial H, ia adalah mantri yang bertugas untuk wilayah Kecamatan Kalipuro.
Sejak sore, menurut keterangan Subiha, kondisi sapi peliharaannya kian makin parah. Hingga akhirnya Subiha menghubungi Dokter Hewan dari Dinas Pertanian Banyuwangi, bernama Rizky.
Sapi tersebut sudah mengalami keguguran pada pagi harinya, saat petugas datang sapi sudah dinyatakan infeksi.
"Saran dokter hewan, sapi harus segera disembelih, dikhawatirkan akan mati," ungkapnya.
Agar tak rugi, Subiha lantas membawa sapi peliharaannya tersebut ke pemotongan hewan. Meski begitu, Subiha mengaku rugi karena ternak tersebut merupakan tabungan miliknya.
Kepada TIMES Indonesia, Subiha mengaku sangat menyesalkan kinerja mantri hewan H. Terlebih dalam mendorong kehamilan sapi miliknya, dia telah mengeluarkan biaya untuk proses inseminasi atau kawin suntik.
Baca Juga: Pemerintah Perlu Pastikan Protokol New Normal telah Dikaji Komprehensif
Subiha menuturkan, mantri H-lah yang menangani sapi miliknya. Dan bagi dirinya, uang tersebut tidak sedikit.
"Waktu itu saya bayar Rp 100 ribu, untuk kawin suntik dan melihat kehamilan sapi saya satunya," ujar Subiha.
Ia juga mengaku sedih lantaran saat ini sedang dilanda pandemi COVID-19 sehingga keuangannya sangat kekurangan. Kegagalan kawin suntik ini sangat membuatnya tertekan.
Selain kinerja dan profesionalisme mantri hewan, para peternak sapi di Banyuwangi, juga mengeluhkan biaya kawin suntik yang terbilang mmahal menurut mereka, yakni Rp 50-70 ribu. Padahal, untuk proses kehamilan, kadang sapi perlu kawin suntik antara 2-5 kali.
"Ya memang harus bayar segitu, jadi kalau tidak punya uang ya tidak bisa kawin suntik sapi," imbuh Ilsaman, peternak satu desa dengan Subiha di Kabupaten Banyuwangi.
Berita Terkait
-
Sapi Terpaksa Disembelih Habis Kawin Suntik, Mantri Hewan Dicari Pemiliknya
-
Kejam, Ayah Bunuh Anak Perempuan saat Tidur karena Kawin Lari
-
Kontroversial! Petugas Puskesmas Pakai Toa: Kawin Boleh, Hamil Jangan
-
Harga Ayam Anjok Akibat Corona, Peternak Minta Pemerintah Tanggung Jawab
-
Harga Telur di Kulon Progo Anjlok, Peternak Merugi
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Dirut PSIM Yogyakarta Dapat Kesempatan Belajar di NFL, Satu-satunya dari Indonesia
-
Hadirkan Perumahan Mewah di Tengah Kota Yogyakarta, Nirwana Villas Malioboro Pastikan Legalitas Aman
-
Konser "Jogja Hanyengkuyung Sumatra": Kunto Aji hingga Shaggydog Ikut Turun Gunung
-
Danantara dan BP BUMN Siagakan 1.000 Relawan untuk Tanggap Darurat
-
Bantu Korban Sumatera, BRI Juga Berperan Aktif Dukung Proses Pemulihan Pascabencana