Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Mutiara Rizka Maulina
Senin, 08 Juni 2020 | 18:25 WIB
Sejumlah murid TPA di bantul yang tak bisa mengikuti kegiatan mengaji belajar mandiri dengan keluarganya. [Mutiara Rizka M / SuaraJogja.id]

Sementara itu, pengajar TPA di Masjid Prawirotaman, Wardathuz Zahiroh sudah memulai aktifitas belajar mengajarnya di akhir bulan puasa menjelang hari raya idul fitri kemarin. Warda menjelaskan, kegiatan tersebut terlaksana atas rasa prihatin yang timbul dari hatinya.

Selama Bulan Ramadan, Warda memiliki kegiatan bersama komunitasnya untuk membagikan makanan. Saat mendatangi salah satu penjaja takjil langganannya, ia melihat anak-anak kecil yang ikut berjualan dan hanya bermain ponsel di sekitar lapak orangtuanya. 

Pemandangan tersebut, kemudian mendorong Warda untuk mendirikan TPA bagi anak-anak tersebut. Sebelumnya, anak-anak tersebut sudah mengikuti TPA. Namun sejak pandemi, guru ngaji mereka yang berasal dari Gunung Kidul tersebut tidak lagi datang mnegajar. 

"Berasal dari iseng-isenglah, daripada anak-anak main game menjelang maghrib," tuturnya. 

Baca Juga: Satu Warga Gunungkidul Positif COVID-19, Klaster Baru Muncul di DIY

Sama seperti Shakinah, Warda juga merasa senang saat bermain dan belajar bersama anak-anak tersebut. Kurang lebih terdapat dua belas anak yang tergabung dalam kegiatan tersebut. Usia mereka berkisar dari SD hingga kelas satu SMP. 

Load More