SuaraJogja.id - Dinkes Sleman membatalkan agenda uji swab tahap kedua bagi pedagang pasar dari 14 pasar di Sleman. Kepala Dinkes Sleman Joko Hastaryo mengatakan, ada beberapa kendala teknis yang menyebabkan pihaknya tidak melakukan uji swab kepada sejumlah pedagang.
"Salah satu kendalanya adalah ketersediaan VTM [media atau alat penyimpanan sampel] dan dacron, sehingga kami putuskan sementara hanya dilakukan rapid test," ungkap Joko saat dihubungi Harianjogja.com -- jaringan SuaraJogja.id, Rabu (17/6/2020).
Pada tes massal tahap pertama, Dinkes melakukan uji swab secara random kepada 30 pedagang pasar. Pemeriksaan metode polymerase chain reaction (PCR) atau uji swab itu dilakukan agar Pemkab memiliki gambaran awal sejauh mana penyebaran Covid-19 di pasar-pasar. Gambaran tersebut akan menentukan kebijakan Pemkab selanjutnya.
PCR yang dilakukan dengan metode random sampling, atau acak, merupakan saran dari ahli epidemiologi UGM agar tidak hanya mengandalkan RDT.
"Saya masih menilai uji swab ini sangat relevan untuk mengetahui gambaran penyebaran Covid-19. Memang ada dua kubu besar, cukup langsung PCR, tetapi ada yang perlu skrining RDT baru PCR," katanya.
Ia mengungkapkan, sebanyak 130 pedagang pasar tidak mengikuti tes massal tahap kedua. Untuk itu, pihaknya akan mencari metode lain agar mereka bisa mengikuti rapid test.
"Memang yang hadir hari ini hanya 580 orang, nanti kami rembug sama Disperindag," ujar Joko.
Terpisah, Jubir Gugus Tugas Covid-19 Sleman Shavitri Nurmala Dewi mengatakan, hasil uji swab 30 pedagang pasar pada pekan lalu sudah keluar.
"Hasilnya 30 sampel yang diambil hasilnya semua negatif," kata Evie.
Baca Juga: Anies ke Pedagang yang Tolak Ganjil-Genap: Patuhi atau Pasar Ditutup
Berdasarkan hasil rekapitulasi pelaksanaan tes massal tahap kedua bagi para pedagang pasar, Evie mengatakan, jumlah peserta yang mengikuti kegiatan tersebut sebanyak 580. Mereka yang reaktif akan menjalani uji swab di rumah sakit rujukan Covid-19.
"Jumlah pedadang dari 14 pasar yang mengikuti RDT 580 orang, hasilnya hanya sembilan saja yang reaktif," terang Evie.
Berita Terkait
-
Politisi PKS Terlibat Aksi Kiyai se-Serang Banten Tolak Rapid Test Corona
-
Tak Khawatir Corona, Pedagang Pasar Gresik Nekat Jualan untuk Anak Sekolah
-
Lanjutan IBL 2020 Dijadwalkan September, Perbasi Kasih Lampu Kuning
-
Ketahuan Meluber, Pedagang Pasar Jogja Bakal Diminta Tutup jika Tak Berizin
-
Cerita Warga Dua Kampung di Tangerang Kabur Saat Jalani Rapid Test Corona
Terpopuler
- Pendidikan Gustika Hatta, Pantas Berani Sebut Indonesia Dipimpin Penculik dan Anak Haram Konstitusi
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Gaming Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Agustus 2025, Murah Performa Lancar
-
Neraca Pembayaran RI Minus Rp109 Triliun, Biang Keroknya Defisit Transaksi Berjalan
-
Kak Ros dan Realita Pahit Generasi Sandwich
-
Immanuel Ebenezer: Saya Lebih Baik Kehilangan Jabatan
-
Emas Antam Menggila, Harga Naik Kembali ke Rp 1,9 Juta per Gram
Terkini
-
Disperindag Sleman Ungkap Penyebab Harga Beras Naik: Bukan Hanya Soal Stok
-
Danais DIY Dipangkas Setengah Miliar! Sultan Tolak Lobi Prabowo
-
Trans Jogja Tabrak Pejalan Kaki Hingga Tewas: Polisi Buru Bukti CCTV, Ada Kelalaian?
-
Sultan Legawa Danais Dipangkas, DPRD DIY Meradang! Apa yang Terjadi?
-
Guru Jadi Garda Depan! Strategi Kemenko Polkam Internalisasi Pancasila di Dunia Pendidikan