SuaraJogja.id - Protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19 diterapkan di Malioboro, termasuk oleh kusir andong Malioboro. Mereka berbenah untuk menyesuaikan kondisi di tengah pandemi corona saat ini.
Seperti diungkapkan Ketua Paguyuban Andong DIY Purwanto, sebagian kusir andong Malioboro saat ini sudah menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Aspek yang diterapkan meliputi masker, face shield, hand sanitizer, dan membuat sekat pembatas antara penumpang dan kusir.
"Kamis pekan lalu diperintahkan, sehari kemudian di hari Jumat sudah diterapkan," ujar Purwanto, Kamis (18/6/2020).
Dijelaskan Purwanto, seperti dilansir HarianJogja.com -- jaringan SuaraJogja.id, berbagai fasilitas untuk mendukung protokol kesehatan murni disediakan secara swadaya oleh para kusir. Purwanto sendiri mengakui tidak mewajibkan secara spesifik bahan sekat pembatas. Ia menyerahkannya kepada masing-masing kusir sesuai kemampuan mereka.
Baca Juga: Tak Patuh Protokol COVID-19, Malioboro Akan Ditutup Kembali
"Ada yang pakai akrilik, ada yang pakai mika, ada yang plastik," ujar Purwanto.
Masing-masing bahan sekat pembatas memiliki variasi harga yang berbeda. Bahan akrilik, dijelaskan Purwanto, memiliki harga yang paling mahal, yakni kisaran Rp250.000 per andong.
"Sementara bahan mika sekitar Rp125.000 sedangkan bahan plastik lebih murah," terang dia. "Semua andong mulai Minggu [pekan depan] kalau tidak menerapkan protokol kesehatan itu akan disuruh keluar dari Malioboro."
Purwanto berujar, jumlah andong yang beroperasi di Malioboro terbilang masih sedikit. Dikatakannya, jumlah andong mendekati Lebaran lalu sekitar 10 saja.
"Kalau sekarang yang beroperasi ya sekitar segitu," ungkap Purwanto.
Baca Juga: Plesiran di Malioboro Wajib Pakai Masker Jika Tak Mau Diusir
Jumlah tersebut tergolong sangat sedikit bila dibandingkan dengan jumlah andong sekitar 387 armada. Diakui Purwanto, jumlah penumpang saat ini masih sepi.
"Paling satu dua penumpang saja, presentasinya masih kecil sekali" katanya.
Di sisi lain, Purwanto menambahkan, andong Malioboro sulit menerapkan pembatasan kapasitas penumpang. Menurut keterangannya, mayoritas penumpang andong adalah rombongan keluarga, tidak seperti bus umum, yang penumpangnya sebagian besar tidak saling mengenal.
"Kalau satu keluarga kan di rumah juga kumpul bareng," kata Purwanto.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cerita Stefano Lilipaly Diminta Bela Timnas Indonesia: Saya Tidak Bisa
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Siapa Pembuat QRIS yang Hebohkan Dunia Keuangan Global
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah Rp30 Juta, Murah Tetap Berkelas
- 9 Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp 30 Jutaan, Mesin Bandel Dan Masih Banyak di Pasaran
Pilihan
-
5 Rekomendasi Skincare Wardah Terbaik, Bahan Alami Aman Dipakai Sehari-hari
-
Mau Masuk SMA Favorit di Sumsel? Ini 6 Jalur Pendaftaran SPMB 2025
-
Mobilnya Dikritik Karena Penuh Skandal, Xiaomi Malah Lapor Warganet ke Polisi
-
Bos Sritex Ditangkap! Bank BJB, DKI Hingga Bank Jateng Terseret Pusaran Kredit Jumbo Rp3,6 Triliun?
-
Warga RI Diminta Tingkatkan Tabungan Wajib di Bank Demi Cita-cita Prabowo Subianto
Terkini
-
TKP ABA Mulai Dipasang Pagar, Jukir dan Pedagang Masih Beraktivitas
-
Produksi Garmen yang Kebakaran Mandeg, Pabrik Milik BUMN Ini Siap Tampung Produksi Sementara
-
Wacana Buku Cetak di Sekolah Rakyat Jadi Penyelamat, Industri Percetakan Dapat Angin Segar
-
DANA Kaget untuk Warga Jogja: Klik Link, Langsung Cuan di Sini
-
Dari Gudeg hingga Inovasi, Yogyakarta Gelar Pameran Makanan Minuman Bertaraf Internasional