Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi
Senin, 22 Juni 2020 | 10:06 WIB
Puncak Gunung Merapi terlihat dari Sungai Gendol, Bronggang, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (3/5). [ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah]

Merapi pertengahan (8.000 – 2.000 tahun lalu)

Fase Merapi pertengahan terjadi sekitar 8 ribu tahun silam. Lelehan lava dari Merapi pada tahap ini membentuk Bukit Batulawang dan Bukit Gajahmungkur yang ada di sisi utara dari puncak.

Dalam fase ini, Merapi diperkirakan sempat mengeluarkan letusan eksplosif. Area kawah yang dinamakan Kawah Pasarbubar terbentuk di fase ini.

Merapi baru (2.000 tahun lalu – sekarang)

Baca Juga: Antisipasi Krisis Pangan Dunia, Masyarakat Diminta Tanam Tanaman Pangan

Kawah Pasarbubar yang terbentuk di fase sebelumnya, membentuk kerucut di puncak Merapi yang dikenal pula sebagai Gunung Anyar.

Di fase ini pula, diperkirakan terjadi banyak letusan eksplosif dari Gunung Merapi. Salah satu letusannya di fase ini mengubur Candi Sambisari yang terletak kurang lebih 23 KM di selatan Merapi.

Candi Sambisari merupakan candi peninggalan Kerajaan Hindu Mataram Kuno. Ketika ditemukan tahun 1966, Candi Sambisari berada 6,5 meter di bawah permukaan tanah bekas timbunan lahar dingin Merapi.

Diperkirakan letusan besar terakhir Merapi dengan sebaran yang cukup luas terjadi sekitar 500 tahun lalu dan erupsi eksplosif yang lebih kecil sekitar 250 tahun lalu.

Gunung Merapi juga terus aktif hingga kini, pada hari Minggu (21/6/2020) kemarin, kita kembali diingatkan bahwa Merapi tak sepenuhnya 'tidur'. Letusan yang cukup menyita perhatian terjadi tahun 2010 silam, peristiwa tersebut menewaskan sang Juru Kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan.

Baca Juga: Daftar Puluhan Senjata John Kei, Bikin Merinding

Load More