SuaraJogja.id - Menuju kenormalan baru yang saat ini terus digaungkan pemerintah pusat, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) DIY telah meluncurkan aplikasi bernama Cared+ Jogja. Aplikasi berbasis scan QR code ini berfungsi untuk mendeteksi hingga mengetahui kondisi kesehatan wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta.
Kepala Diskominfo DIY Rony Primanto Hari menerangkan, aplikasi yang disebut sebagai paspor digital ini juga bisa membantu Gugus Tugas Penanganan Covid-19 melacak orang yang terindikasi atau positif corona.
"Adanya paspor atau id digital itu jika sewaktu-waktu terjadi hal yang tidak diinginkan, seperti kasus positif Covid-19 yang terjadi di Indogrosir di Kabupaten Sleman beberapa waktu lalu, gugus tugas akan mudah dalam melakukan pemetaan siapa saja yang mendatangi suatu wilayah, asalnya dari mana, dan data lainnya yang dibutuhkan saat melakukan upaya tracing," ujar Rony, dihubungi SuaraJogja.id, Rabu (24/6/2020).
Rony memaparkan bahwa aplikasi tersedia di laman cared-diy.jogjaprov.go.id dan saat ini belum tersedia di Play Store atau App Store. Wisatawan atau pelancong yang sudah mengunduh aplikasi tersebut akan diminta untuk mengisi sejumlah pertanyaan sebelum masuk ke aplikasi Cared+ Jogja.
"Aplikasi tersebut tidak hanya berisi scan QR code, tapi ada beberapa pilihan, seperti screening pribadi apakah seseorang punya indikasi terpapar Covid-19, informasi mengenai rekomendasi kesehatan, peta persebaran OTG, ODP, maupun PDP, bahkan tips menjaga kesehatan agar terhindar dari penularan corona," terang Rony.
Lebih lanjut, terkait dengan prosedur penggunaan aplikasi Cared+ sendiri, sebelum menjawab pertanyaan seputar kondisi kesehatan, pengguna aplikasi akan diminta registrasi dengan menggunakan akun Facebook maupun email pribadi pengguna. Setelah proses registrasi selesai, pengguna aplikasi akan diminta menjawab 10 pertanyaan.
Setelah menjawab 10 buah pertanyaan yang berkaitan dengan kondisi kesehatan pengguna, aplikasi akan mengarahkan pengguna ke home aplikasi Cared+. Setelah itu, pengguna akan diminta untuk melengkapi data pribadi di antaranya nama, jenis kelamin, tanggal lahir, nomor telepon pribadi, dan domisili.
Kominfo, lanjut Rony, nantinya akan memfasilitasi objek wisata, mal, kafe, dan objek vital lainnya yang dinilai menjadi pusat keramaian dengan sebuah dashboard untuk mendata masyarakat maupun pengunjung yang sudah memiliki paspor digital.
"Misalnya, pengelola mal bisa mengetahui siapa yang datang, dari mana asal mereka, jumlah pengunjung per harinya, arus orang datang seperti apa, nanti akan ketahuan, dashboard-nya akan kami serahkan ke masing-masing pengelola baik pelaku wisata, pengelola mal, gedung bioskop, dan pengusaha kafe dan lainnya," terang Rony.
Baca Juga: Sempat Jadi Polemik, Mi Ayam Bu Tumini Jogja Akhirnya Buat Produk Frozen
Adapun, QR code yang tertera di home aplikasi Cared+ berisikan data pribadi pengguna, yang nantinya akan digunakan oleh pengelola objek wisata maupun tempat-tempat umum yang telah menerapkan scan QR code aplikasi Cared+. Data tersebut akan dimiliki oleh pengelola tempat-tempat umum dalam melakukan pemantauan mobilitas pengunjung di tempatnya masing-masing.
"Misalnya, pengguna aplikasi Cared+ ke mal, pengguna aplikasi kemudian akan melakukan scanning QR code, data tersebut akan masuk di dashboard pengelola mal, kemudian akan di-counting, berapa yang sudah masuk ke mal. Karena mal itu kan ada pembatasan. Misalnya maksimal 1.000 orang, berdasarkan data yang masuk sudah 1.002. Berarti pengunjung tidak akan diperbolehkan untuk masuk. Pengunjung menunggu di luar," terang Rony.
Saat ini pihaknya terus mengembangkan aplikasi Cared+ Jogja. Dalam menjaga keamanan data pengguna, kata Rony, pihaknya menggunakan sistem computer system incident respons (CSIR) untuk menjaga keamanan server Kominfo.
"Kominfo juga sudah mempunyai protokol keamanan yang sudah tersertifikasi oleh ISO 27001. Artinya, Kominfo sudah siap menanggulangi serangan hacker yang ingin melakukan upaya pencurian data. Kami sudah tersertifikasi. Artinya, kami mampu dan siap dengan berbagai macam serangan hacker dan upaya scamming," ungkap dia.
Berita Terkait
-
Wisata ke DIY Saat New Normal, Pengunjung Wajib Punya Aplikasi Ini
-
Segera Dibuka, Gembira Loka Haruskan Pengunjung Lakukan Registrasi Dulu
-
New Normal Sektor Pariwisata dan Bagaimana Protokol Keamaan dan Kesehatan
-
Era New Normal, Wisatawan di Dlingo Bantul Wajib Isi Data Diri
-
Kalisuci Gunungkidul Dibuka Lagi Senin, Pengunjung Terbatas
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Eks Parkir ABA di Jogja Disulap Jadi RTH, Ini Target & Kapasitas Parkir Pengganti
-
Seleb TikTok Gunungkidul Diduga Tipu Puluhan Juta, Bisnis Celana Boxer Berujung Penjara?
-
Revisi KUHAP: Dosen UGM Ungkap Potensi Konflik Akibat Pembatasan Akses Advokat
-
5 Rekomendasi Hotel di Penang yang Dekat dengan RS Gleneagles
-
DIY Genjot Sertifikasi Dapur MBG: Cegah Keracunan Massal, Prioritaskan Kesehatan Anak