SuaraJogja.id - Menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 Bhayangkara, yang jatuh pada 1 Juli mendatang, Kepolisian Daerah (Polda) DI Yogyakarta menggelar pencucian Pataka Polda DIY "Manggala Naya Wiwarottama" di Gedung Anton Soedjarwo Mapolda DIY.
Upacara pencucian pataka atau bendera khusus yang dibuat dengan nuansa Kerajaan Mataram tersebut dipimpin oleh Wakapolda DIY Brigjen Pol R Slamet Santoso.
Kabid Humas Polda DIY Kombes Pol Yuliyanto menyampaikan, tradisi pencucian pataka merupakan kegiatan yang rutin dilakukan untuk menyambut Hari Bhayangkara. Hal ini merupakan wujud penggambaran dari kehendak Insan Bhayangkara untuk kembali ke nilai–nilai luhur perjuangan dan amanah yang diemban Polri sebagai Bhayangkara Negara.
"Nilai-nilai luhur ini harus tetap terjaga sebagai landasan insan Bhayangkara dalam melaksanakan tugas yang telah diamanahkan oleh negara," jelas Yuliyanto dalam rilis yang diterima wartawan, Kamis (25/6/2020).
Baca Juga: Dibacok saat HUT Bhayangkara, Kondisi Terkini Wakapolres Karanganyar
Upacara pencucian dilakukan oleh 12 petugas berpakaian seragam putih yang berbaris memanjang. Satu orang yang berada di tengah bertugas membawa pataka ke hadapan pemimpin upacara.
Setelah itu, petugas pembawa panji pataka berlutut di depan pemimpin upacara. Selanjutnya, pataka dicuci dengan cara disikat secara perlahan oleh pemimpin upacara. Seluruh petugas menjalankan upacara dengan protokol pencegahan Covid-19.
Yuliyanto memaparkan, ada makna yang terkandung dalam pataka semboyan Polda DIY Manggala Naya Wiwarottama, yang berlatar belakang di wilayah Kerajaan Mataram, di mana merupakan pusat seni adiluhung dari masa ke masa.
Manggala berarti Pemimpin, Naya adalah tuntunan atau panutan, sedangkan Wiwarottama yakni sebagai pintu gerbang keutamaan.
"Sehingga makna yang terkandung pada Manggala Naya Wiwarottama adalah pemimpin harus dapat menjadi panutan menuju pintu gerbang keutamaan," terangnya.
Baca Juga: HUT Bhayangkara ke 74, Mabes Gelar Cyber Police Festival
Menurut Yuliyanto, Yogyakarta merupakan daerah istimewa yang memiliki latar belakang perjuangan sejarah kemerdekaan Republik Indonesia. Perjuangan pantang menyerah di masa revolusi ini merupakan cerminan dari perjuangan raja-raja Mataram tempo dulu saat melawan penjajahan.
"Hal inilah yang menjadi latar belakang dari sejarah menjadikan simbol-simbol yang ada di Pataka Naya Wiwarottama," ujarnya.
Berita Terkait
-
Disatroni FPI, Ibu Berbaju Palu Arit Heran Jadi Tontonan Warga di Pasar
-
Budiman Soal Bendera PDIP Dibakar: Yang Rugi Semua, tapi Kami Ogah Jadi Abu
-
Bendera Partai Dibakar Massa di DPR, PPP Sarankan PDIP Tak Lapor Polisi
-
Digeruduk FPI, Emak-emak Pakai Kaos Palu Arit Ternyata Penjual Gorengan
-
Bendera Partai Dibakar Penolak RUU HIP di DPR, PDIP Minta Pelaku Ditangkap
Terpopuler
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
- 5 Mobil Eropa Bekas yang Murah dan Tahun Muda, Mulai dari Rp60 Jutaan
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Anti Hujan Terbaik 2025: Irit, Stylist, Gemas!
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan dengan NFC Terbaru Juni 2025
-
Timnas Indonesia Cuma Jadi Samsak Uji Coba, Niat Jepang Hanya Ekspermien Taktik dan Pemain
-
Daftar 10 Merek Mobil Buatan Pabrik Indonesia Terlaris di Luar Negeri, Toyota Masih Juara?
-
Partainya Lebih Dipilih Jokowi, DPW PSI Jateng: Kader Berbunga-bunga
-
3 Rekomendasi HP Murah Memori 512 GB dengan Performa Handal, Terbaik Juni 2025
Terkini
-
Pabrik Garmen Belum Pulih Pascakebakaran, Pemkab Sleman Kejar Solusi Hindari PHK
-
Ijazah Hilang Saat Ditahan Perusahaan? Anda Berhak Tuntut Ganti Rugi! Simak Penjelasan Lengkapnya
-
BMW Maut Sleman: Terungkap Motif Licik Ganti Plat Nomor, Tersangka Segera Diumumkan
-
Tambang Nikel Raja Ampat jadi Sorotan: DPR Tegur Menteri, Ada Apa?
-
Pilihan Guest House Samarinda yang Cozy dan Terjangkau untuk Liburan Hemat