Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Mutiara Rizka Maulina
Jum'at, 03 Juli 2020 | 16:05 WIB
Bupati Bantul bersama para pejabat daerah membuka panen raya di Dusun Nawungan I, Selopamioro, Imogiri, Bantul, Jumat (3/7/2020). [Mutiara Rizka M / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Masyarakat Dusun Nawungan I, Selopamioro, Imogiri Bantul menggelar panen raya bawang merah Jumat (3/7/2020). Dalam momen tersebut Bupati Bantul, Suharsono memborong hasil panen petani. 

Kegiatan panen raya bawang merah yang digelar di Dusun Nawungan tersebut selain dihadiri Bupati Bantul juga disaksikan sejumlah pejabat daerah lainnya. Termasuk di antaranya anggota komisi B DPRD Bantul, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY dan Bantul. 

Saat menyaksikkan hasil panen bawang merah, Bupati Bantul, Suharsono mengaku terkesan. Saking senangnya ia pun langsung memborong sejumlah panen warga.

"Hasil panen ini sebanyak 40 kg saya beli Rp1 juta, nanti sore saya ke sini buat ambil lagi. Saya masih suka berkunjung ke sawah seperti ini," kata Suharsono sembari bercengkrama dengan para petani. 

Baca Juga: Bawaslu Ingatkan Pelanggaran Pilkada, Suharsono: Kalau Langgar Tindak Saja

Suharsono mengaku bangga, karena di tengah pandemi para petani bawang merah tersebut masih bisa menghasilkan hasil tani yang maksimal. Ia mengatakan, jika ditekuni bawang merah dapat menjadi komoditi utama Kabupaten Bantul yang menguasai pasar nasional. 

Ditemui usai acara, Suharsono menyampaikan bahwa ia siap membantu permasalahan yang dihadapi para petani. Tidak hanya bawang merah, Suharsono mengaku siap membeli apapun hasil tani yang harganya anjlok saat panen. 

Menanggapi permasalahan yang disampaikan para petani, Suharsono sudah menganggarkan bantuan Rp1 M. Namun, selama pandemi ini beberapa bantuan yang sudah ia janjikan masih ditunda untuk diberikan. Ia berharap pandemi segera berakhir sehingga pembangunan di berbagai sektor dapat segera terlaksana. 

"Rp1 M itu nanti untuk pengeboran air, beserta kelengkapan di sini," imbuhnya. 

Ketua Kelompok Tani Lestari Mulyo, Juwari mengatakan bahwa sebelumnya lokasi tersebut merupakan sebuah wilayah marginal. Tanah yang ada tidak bisa untuk menamam ketela. Seiring berjalannya waktu, orang di sekitar mulai membuat bak tadah hujan hingga saat ini tanah menjadi subur. 

Baca Juga: Panggil Suharsono Soal Bantuan, Bawaslu Bantul: Tidak Ada Pelanggaran

Luas tanah yang ditanami bawang merah seluas 95 hektar, bibit yang digunakan adalah Bima Brebes. Juwari mengaku sampai saat ini pihaknya belum bisa memproduksi bibit sendiri. Ia bersama warga selama ini mencoba mengembangkan pertanian semi organik. 

"Itu biayanya ringan, barang-barang yang dibutuhkan bisa didapatkan dari sekitar kita," kata Juwari. 

Juwari mengatakan, dalam satu hektar dapat menghasilkan 12 ton bawang merah. Dengan harga jual yang mengikuti harga pasar. Saat ini, bawang merah Nawungan terjual senilai Rp 25.000 per kilo. Juwari mengatakan, harga tersebut sudah cukup menguntungkan petani. 

Untuk mengganti kebutuhan pestisida, Juwari bersama warga meproduksi kompos organik. Bawang merah hasil panen masyarakat sekitar memiliki keunggulan ukuran yang besar, keras, warna mengkilat dan kulit yang tipis. Produknya bahkan sudah mulai dipasarkan hingga keluar daerah. 

Meksi sudah memiliki bak tadah hujan, ketersediaan air masih menjadi kendala dalam bercocok tanam. Selain itu, ia juga mengaku kekurangan kotoran sapi yang biasa digunakan untuk pupuk. Ia berharapa kedatangan Pemkab Bantul dapat membantu kendala yang dihadapi. 

Load More