Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Mutiara Rizka Maulina
Senin, 06 Juli 2020 | 12:43 WIB
Kelompok Konservasi Penyu Goa Cemara melepaskan 120 bayi penyu ke laut, Minggu (5/7/2020). - (SuaraJogja.id/Mutiara Rizka)

SuaraJogja.id - Kelompok Konservasi Penyu Goa Cemara melepaskan 120 bayi penyu ke laut. Penyu jenis lekang yang dilepaskan merupakan salah satu hewan yang dinyatakan hampir punah. Pelepasan ini rutin diadakan dan terbuka untuk umum.

Ketua Kelompok Konservasi Penyu Goa Cemara Subagya mengatakan bahwa dalam rantai makanan di laut, penyu merupakan pemakan ubur-ubur. Sementara, ubur-ubur sendiri merupakan pemakan benih-benih ikan. Ia berharap, dengan melestarikan penyu, jumlah ubur-ubur yang mengonsumsi benih ikan dapat berkurang.

"Harapannya, nanti kalau benih ikan bisa diselamatkan, hasil tangkapan nelayan meningkat," ujar Subagya, Minggu (5/7/2020).

Subagya menjelaskan, telur-telur penyu ditemukan di pantai. Hal tersebut ditandai dengan adanya jejak induk penyu di sekitar lokasi telur dipendam. Selanjutnya, telur-telur tersebut dibawa ke penangkaran untuk diamankan. Lubang penyimpanan telur juga dibuat mirip seperti habitat aslinya.

Baca Juga: Terdampak Gelombang Tinggi, Ratusan Telur Penyu Berhasil Diselamatkan

Ia juga mengatakan bahwa masyarakat sekitar sendiri sudah menyadari keberadaan dan habitat penyu, sehingga ketika menemukan telur penyu, mereka akan membawanya ke penangkaran. Untuk menetas, telur penyu membutuhkan waktu kurang lebih 50 hari setelah ditemukan.

Sedangkan, bayi penyu sendiri harus dilepaskan minimal tiga hari dan maksimal tujuh hingga 10 hari setelah menetas. Subagya mengatakan, sebelum tiga hari, bayi penyu masih dalam kondisi lemah. Namun, jika terlalu lama berada di penangkaran, dikhawatirkan bayi penyu akan ketergantungan.

"Awalnya ide ini dari kelompok nelayan. Setelah berjalan beberapa tahun, baru ada dukungan dari dinas sekitar," imbuhnya.

Ia mengatakan, kelompok konservasi ini berawal dari ide kelompok nelayan yang ingin menjaga bayi penyu. Setelah terbentuk dan berjalan beberapa tahun, kegiatan tersebut kemudian mendapatkan perhatian dari Dinas Kelautan dan Perikanan serta Dinas Lingkungan Hidup. Ia mengaku bekerja sama dengan beberapa pihak untuk melestarikan keneradaan penyu.

Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Wakil Bupati Kabupaten Bantul Abdul Halim Muslih. Ia menyampaikan terima kasih kepada masyarakat yang turut hadir dalam acara pelepasan bayi penyu tersebut. Ia mengatakan bahwa masyarakat yang hadir turut menjaga ekosistem di laut.

Baca Juga: Belum Mereda, Gelombang Tinggi Ancam Konservasi Penyu di Pantai Trisik

"Saya apresiasi Bapak Ibu yang hadir disini karena telah membantu menjaga ekosistem kita," ujarnya.

Load More