SuaraJogja.id - Ombak besar masih terus terjadi di pantai selatan DIY Selasa (26/5/2020) hingga Kamis (28/5/2020), salah satunya Pantai Trisik, di Kapanewon Galur, Kabupaten Kulon Progo. Tidak hanya menyebabkan kerusakan cukup parah di beberapa titik sekitar pantai, gelombang itnggi juga mengancam konservasi penyu yang ada di sana.
Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa (SRI) Wilayah V Kulon Progo Pantai Trisik Jaka Samudra mengatakan, sebetulnya bulan-bulan ini merupakan musim bertelur penyu. Namun akibat ombak yang masih besar ini, penyu kemungkinan akan bertelur di tempat lain.
"Sementara ini ada enam sarang yang berisi kurang lebih 600-an telur yang kita amankan untuk ditetaskan," ujar Jaka, Kamis (28/5/2020).
Sebelumnya, Jaka, dibantu beberapa pihak, sudah membangun tanggul dari karung berisi pasir untuk menahan air laut yang masuk. Kolam pun juga sudah dibangun di area penetasan agar bisa menghalangi air laut yang sewaktu-waktu bisa naik.
Baca Juga: Gara-gara Wawan, Irwansyah Capek Dipanggil KPK Terus
"Kalau sudah di penetasan kemungkinan sudah aman. Prediksinya satu bulan lagi menetas," ungkapnya.
Gelombang tinggi disebutnya masih beberapa kali menerjang daratan dan sempat merusak beberapa sarana dan prasarana di sekitar laguna. Ia berharap, pemerintah bisa turut berperan membantu masyarakat yang terkena dampak ini.
Sekretaris Dinas Pariwisata Kulon Progo Nining Kunwantari, yang sempat datang bersama anggota Dinpar lainnya untuk memantau kondisi beberapa pantai di wilayah Kulon Progo, menuturkan bahwa terkait kerusakan properti milik beberapa warga, pihaknya akan melakukan pendataan terlebih dahulu.
"Memang mekanisme perbaikan dan sebagainya harus melalui pengusulan dan yang lainnya terlebih dahulu," ujar Nining.
Pihaknya juga berharap agar masyarakat sekitar bisa menata lebih baik sarana dan prasarana di objek wisata. Hal itu demi menciptakan kenyamanan dan keamanan bagi pengunjung dan warga sekitar.
Baca Juga: Menparekraf: Jika Kasus Covid-19 Meningkat, Pariwisata Ditutup Kembali
Terkait dengan gelombang tinggi yang masih terus terjadi, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk tidak berada terlalu dekat dengan pantai meskipun penduduk lokal sudah hafal betul kondisi lingkungannya. Ia juga meminta penduduk dari luar untuk tidak datang. Jika tetap masih ada yang bandel, masyarakat sekitar diharapkan untuk tidak mengizinkan masuk.
Berita Terkait
-
Ombak 10 Meter! Kong-rey Ancam Taiwan, Topan Terkuat dalam 8 Tahun?
-
Ekowisata Penyu Kecamatan Paloh Tingkatkan Pendapatan Masyarakat Setempat
-
Kunjungi Pantai Tanjung Penyu Mas, Keindahan Alam yang Eksotis di Malang
-
Wajib Tahu, 6 dari 7 Spesies Penyu Langka Dunia Ada di Indonesia, Apa Saja?
-
Cantiknya Pantai Teluk Penyu Cilacap, Indahnya Bikin Betah
Terpopuler
- Agus dan Teh Novi Segera Damai, Duit Donasi Fokus Pengobatan dan Sisanya Diserahkan Sepenuhnya
- Bukti Perselingkuhan Paula Verhoeven Diduga Tidak Sah, Baim Wong Disebut Cari-Cari Kesalahan Gegara Mau Ganti Istri
- Bak Terciprat Kekayaan, Konten Adik Irish Bella Review Mobil Hummer Haldy Sabri Dicibir: Lah Ikut Flexing
- Bau Badan Rayyanza Sepulang Sekolah Jadi Perbincangan, Dicurigai Beraroma Telur
- Beda Kado Fuji dan Aaliyah Massaid buat Ultah Azura, Reaksi Atta Halilintar Tuai Sorotan
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP 5G Rp 4 Jutaan Terbaik November 2024, Memori Lega Performa Handal
-
Disdikbud Samarinda Siap Beradaptasi dengan Kebijakan Zonasi PPDB 2025
-
Yusharto: Pemindahan IKN Jawab Ketimpangan dan Tingkatkan Keamanan Wilayah
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Chipset Snapdragon, Terbaik November 2024
-
Kembali Bertugas, Basri-Najirah Diminta Profesional Jelang Pilkada Bontang
Terkini
-
Sunarso Dinobatkan Sebagai The Best CEO untuk Most Expansive Sustainable Financing Activities
-
Reza Arap Diam-Diam Tolong Korban Kecelakaan di Jogja, Tanggung Semua Biaya RS
-
Sayur dan Susu masih Jadi Tantangan, Program Makan Siang Gratis di Bantul Dievaluasi
-
Bupati Sunaryanta Meradang, ASN Selingkuh yang Ia Pecat Aktif Kerja Lagi
-
Data Pemilih Disabilitas Tak Akurat, Pilkada 2024 Terancam Tak Ramah Inklusi