SuaraJogja.id - Mahasiswi asal Pekanbaru, Desfa Dwiningsih Ladese (21) yang terlibat kecelakaan di Jalan Affandi, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Sleman menghembuskan nafas terakhir. Perempuan yang masih menempuh pendidikan semester 6 di Yogyakarta ini telah dimakamkan di Kelurahan Baciro, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Senin (6/7/2020).
Rumah duka almarhumah yang berada di Jalan Sidobali, Kelurahan Muja-muju, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta penuh dengan peziarah. Tak sedikit warga serta rekan Desfa yang datang mengucap belasungkawa.
Ibu Desfa, RR Dhiah Berliana Dewi (47) menuturkan bahwa anak bungsunya sempat mendapat perawatan intensif selama dua hari sebelum meninggal.
"Saya dapat telepon dari perawat di RS Panti Rapih bahwa anak saya kecelakaan, itu sekitar pukul 22.30 wib, Jumat (3/7/2020). Saya langsung berangkat ke RS malam itu," ungkap Dhiah ditemui SuaraJogja.id di kediamannya, Senin (6/7/2020).
Dhiah melanjutkan, anaknya sempat merespon ketika keluarganya datang dan mencoba berkomunikasi. Kendati demikian tak banyak percakapan yang dilakukan ketika Desfa masuk ke ruang IGD.
"Dia mengalami luka parah pada dahinya terdapat luka sobek, keterangan dokter ada bagian tengkorak yang retak. Jadi darah sudah menggumpal hingga menyebar ke batang otak. Selain itu kaki kanan dan tangan kiri Desfa juga patah. Saya hanya berdoa dia masih bisa diselamatkan," kenang Dhiah sembari terisak.
Dirinya cukup bingung dengan peristiwa yang dialami Desfa. Pasalnya, jika terjadi kecelakaan motor dan helm yang digunakan korban seharusnya ikut rusak parah.
"Saya heran apakah itu benar kecelakaan atau tidak. Karena helm yang dia pakai tidak rusak, hanya pecah sedikit. Selain itu keadaan motor juga hanya lecet sedikit. Tapi mengapa luka anak saya sampai parah sekali?," tanya Dhiah.
Kematian Desfa, bagi keluarga almarhumah masih berupa misteri. Meski terdapat cctv di lokasi kejadian, mereka belum bisa mendapat keterangan dan alasan dari kepolisian terhadap peristiwa tersebut.
Baca Juga: Destinasi Wisata yang Wajib Kalian Kunjungi di Jogja
Salah seorang kerabat Desfa yang juga sebagai pamannya, Raden Candra Heris Dianto (48), menganggap kinerja polisi lamban. Di sisi lain dirinya kecewa karena pemilik cctv tidak bisa menunjukkan rekaman kejadian pada malam nahas itu.
"Desfa sudah saya anggap seperti anak sendiri. Dia anak yatim dimana ayahnya sudah meninggal terlebih dahulu. Jadi saya minta kepada pihak berwenang mengusut tuntas kasus hingga merenggut nyawa anak saya. Kami menanyakan kepada polisi namun masih sebatas dugaan kecelakaan, kami tidak bisa mendapat alasan yang jelas, apakah benar kecelakaan atau penganiayaan, atau ada keterlibatan geng motor. Karena melihat luka yang dialami Desfa sangat parah," ujar Dianto dengan nada tinggi.
Kerabat lainnya, Wahyu Trinanda Putra (41) mengaku ikhlas dengan kepergian keponakannya. Kendati begitu pihaknya belum menerima penyebab kematian Desfa.
"Kami hanya meminta kebenaran di sini. Memang kami hanya warga sipil sehingga tidak bisa mengakses ke pihak-pihak yang berwenang termasuk pemilik toko yang memiliki cctv. Jadi kami berharap kasus ini diselesaikan dan ditangkap pelakunya," jelas Wahyu.
Dihubungi terpisah, Kapolsek Depok Barat Kompol Rachmandiwanto membeberkan bahwa kasus dugaan tabrak lari ini telah diserahkan ke Polres Sleman.
"Kasus ini sudah kami limpahkan ke Polres Sleman. Semua penyelidikan di bawah Polres nanti," kata dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Warga Jogja Wajib Tahu! Ini Daftar Wilayah Rawan Banjir dan Longsor saat Musim Hujan
-
Krisis Lahan Kuburan, Yogyakarta Darurat Makam Tumpang: 1 Liang Lahat untuk Banyak Jenazah?
-
Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
-
Peringatan Keras BMKG: Jangan Dekati Pantai Selatan Jogja, Ombak Ganas 4 Meter Mengintai!
-
Waspada Bencana Hidrometeorologi! Cuaca Ekstrem Intai Yogyakarta Hingga November