Scroll untuk membaca artikel
Agung Sandy Lesmana | Ummi Hadyah Saleh
Selasa, 07 Juli 2020 | 14:31 WIB
Jubir PA 212 Novel Bamukmin. [Suara.com/Ria Rizki Nirmala Sari]

SuaraJogja.id - Ketua Media Center DPP PA 212 Novel Bamukmin menyoroti soal pembahasan RUU Haluan Idelogi Pancasila yang belakangan banyak ditolak sejumlah organisasi massa di sejumlah daerah.

Dia menganggap, RUU HIP sangat kental dengan paham komunis. Paalnya, menurutnya RUU HIP tidak memasukkan Tap MPRS nomor 25 Tahun 1966 tentang Pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI).

"Anehnya saat ini Rieke Diah Pitaloka malah menjadi Ketua Panja RUU HIP yang heboh itu lagi-lagi aroma komunis sangat kental karena tidak memasukan Tap MPRS nomor 25 tahun 1966 tentang pelarangan komunisme, marxisme dan leninisme dengan begitu klop sudah kebangkitan komunis semakin nyata. Dengan sangat terang-terangan dipertontonkan dan kalau tidak salah lengkap dengan topi yang pernah dipakai Rieke Diah Pitaloka dengan logo bintang merahnya," kata Novel seperti dihubungi Suara.com, Selasa (7/7/2020).

Tokoh Front Pembela Islam ini pun mengaku akan kembali menggelar aksi secaa besar-besaran jika DPR dan pemerintah tak mencabut RUU HIP

Baca Juga: Novel PA 212: Program RS Tanpa Kelas Hasil Jerih Payah Gerombolan KGB

"Sudah harga mati kami tolak RUU HIP dan segera pemerintah untuk mencabut dan membatalkan RUU HIP dengan tidak ditunda atau diganti dengan nama lain sekalipun dan kami tidak akan berhenti sebelum RUU HIP dicabut atau dibatalkan Bahkan siap membuat aksi lebih besar lagi dengan spirit 212," katanya.

Selain RUU HIP, tanda kebangkitan komunis menurut Novel sangat tampak dalam program Rumah Sakit Tanpa Kelas yang diinisiasi Ketua DPP PDI Perjuangan Ribka Tjiptaning.

"RSTK ini sangat kuat diduga komunis banget karena layanan perawatannya sama rasa sama rata yaitu jenderal disamaratakan dengan kopral," ujar Novel.

Novel menyebut program RSTK merupakan hasil jerih payah gerombolan Komunis Gaya Baru (KGB) untuk merendahkan para petinggi di Indonesia untuk meraih simpati dari rakyat kecil.

Pasalnya kata Novel, kepentingan orang yang memiliki posisi tinggi dan di bawah, sangatlah berbeda.

Baca Juga: Semua Daerah Bergolak, Rektor UIC Sarankan RUU HIP Dicabut dari Prolegnas

"Jelas program RSTK adalah hasil jerih payah gerombolan KGB guna merendahkan para petinggi negri demi meraih simpati wong cilik. Karena bagaimanapun kepentingan orang yang punya posisi diatas dan dibawah sangatlah berbeda dan dalam Islam ini adalah sunahtullah yang manusia diciptakan berbeda," ucap dia.

Paham komunis kata Novel juga berupaya menarik simpatik rakyat sebanyak-banyaknya untuk menerima ideologi tersebut.

"Karena komunis itu akan berupaya menarik simpatik rakyat seluas luasnya karena memang yang awam sangat dibutuhkan untuk menerima ideologi komunis dengan mudah," tuturnya.

Dia mengatakan permasalahan gagasan rumah sakit tanpa kelas (RSTK) sudah pernah muncul ke publik pada 26 Juni 2010. Ketika itu Politisi PDI Perjuangan Ribka dan Rieke mengenalkan gagasan rumah sakit tanpa kelas di hadapan anak cucu PKI di Banyuwangi, Jawa Timur pada 26 Juni 2010.

"Rieke Diah Pitaloka selaku anggota komisi IX DPR RI dari PDIP bersama Ribka Tjibtaning selaku ketua komisi IX Fraksi PDIP di Banyuwangi yang mengumpulkan Anak cucu PKI sebagai momen temu kangen antara anak cucu PKI serta mantan anggota PKI yang akhirnya di grebek oleh FPI Banyuwangi beserta Ormas yang lain karena keduanya disinyalir mensosialisasikan rumah sakit tanpa kelas," kata dia.

Tak hanya itu, Novel juga menuding pembangunan RSTK Mega Gotong Royong di Desa Gebang Mekar yang diresmikan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri merupakan program komunis.

"Namun anehnya megawati pada tgl 23 oktober 2011 malah membangun RSTK di desa gebang kilir kecamatan gebang Cirebon, Jawa Barat namun sempat mendapatkan kesulitan dari intelejen, karena lagi lagi dicurigai sebagai program komunis dan Megawati pula yang tahun 2017 pada HUT PDIP menyampaikan pidatonya tentang Trisila dan Ekasila yang meneruskan pidato ayahnya (Soekarno) yang membawakan statemennya tentang Trisila dan Ekasila," ucap Novel.

Karena itu ia kata Novel program rumah sakit tanpa kelas yang digagas Ribka merupakan tanda tanda kebangkitan paham komunis di generasi milenial saat ini.

"Nah kaum komunis bangkit di generasi milenial melalui satu program dan program ini merata dan sudah diwujudkan di sejumlah provinsi di Indonesia termasuk salah satunya yang di Cirebon itu," katanya.

Load More