Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 09 Juli 2020 | 15:45 WIB
Pelaku pemerkosaan gadis selama tiga tahun saat di Mapolres Kulon Progo, Kamis (9/7/2020). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Pelaku pemerkosaan terhadap gadis selama tiga tahun yakni Sudjiyo (52) menampik bahwa perlakuan bejatnya itu disebut sebagai tindakan meruda paksa.

Sebelumnya, seorang gadis remaja (21) melaporkan Sudjiyo atas kasus pemerkosaan. Korban mengaku diperkosa tiga tahun oleh pelaku. 

Kasat Reskrim Polres Kulon Progo, AKP Munarso menyebut bahwa korban selama ini tak berani mengungkapkan perilaku keji pelaku lantaran takut. Mengingat pelaku merupakan preman dan sempat memberi ancaman pada korban.

"Korban dan keluarganya takut karena pelaku dikenal sebagai preman di kampungnya. Meskipun pelaku secara terang-terangan mengaku telah menghamili korban," terangnya, Kamis (9/7/2020).

Baca Juga: Jelang Iduladha, Petugas Gencarkan Pemantauan Pasar Hewan Kulon Progo

Saat dimintai keterangan, pelaku Sudjiyo menampik tuduhan melakukan pemerkosaan. Ia justru balik menuduh korbanlah yang mengajaknya untuk berbuat asusila. 

Alasannya saat itu karena korban merasa stres lantaran tekanan di rumahnya.

 "Ini adalah tindakan suka sama suka, ngga ada perkosaan. Mengancam juga tidak," ujar Sudjiyo saat dihadirkan dalam jumpa pers di Mapolres Kulon Progo.

Sementara berdasar keterangan yang digali dari korban, pemerkosaan itu dilakukan pelaku sejak Juni 2017 saat korban masih berusia 18 tahun. Diketahui pelaku sudah saling kenal dengan korban karena merupakan tetangga yang rumahnya tidak berjarak cukup jauh.

Pelaku yang sudah memiliki istri dan lima orang anak ini mengaku mengajak korban berhubungan badan saat pertama kali korban minta dijemput oleh pelaku. Pelaku kemudian mengancam akan menyakiti korban dan keluarganya jika menolak permintaan bejatnya itu.

Baca Juga: Ada Kasus Positif Covid-19 Lagi, 40 Nakes di Kulon Progo Jalani Rapid Test

"Ajakan dari pelaku tadi juga disertai ancaman, karena takut korban akhirnya mengiyakan permintaan tersebut," jelas Munarso.

Load More