Scroll untuk membaca artikel
Rima Sekarani Imamun Nissa | Arendya Nariswari
Sabtu, 11 Juli 2020 | 21:11 WIB
Lurah Desa Panggungharjo, Wahyudi Anggoro Hadi. (Official KKD 2020)

SuaraJogja.id - Adrawina Budaya menjadi malam puncak setelah pelaksanaan webinar Kongres Kebudayaan Desa 2020 terakhir pada Jumat (10/7/2020) kemarin. Namun, acara ini rupanya masih dilanjutkan dengan Festival Kebudayaan Desa-Desa Nusantara yang akan diselenggarakan pada 13-16 Juli 2020 mendatang.

Berlangsung di Kampoeng Mataraman, acara Adrawina Budaya ini dihadiri oleh sejumlah tokoh, mulai dari Abdul Halim Iskandar, selaku Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Bupati Lumajang, Thoriqul Haq, serta Wahyudi Anggoro selaku Lurah Desa Panggungharjo

Dalam kesempatan ini, Lurah Desa Panggungharjo Wahyudi Anggoro mengatakan Kongres Kebudayaan Desa merupakan upaya untuk memberikan makna lebih luas pada tatanan baru.

Lurah Desa Panggungharjo, Wahyudi Anggoro Hadi saat malam Adrawina Budaya. (Suara/Asta Pramesti)

Menurut Wahyudi, tatanan baru tak hanya dimaknai sebagai cara menjalani hidup dengan menerapkan sejumlah protokol kesehatan seperti jaga jarak dan memakai masker.

Baca Juga: Ekonom : Beradaptasi itu Bukan Berdamai dengan Covid-19

"New normal diharapkan tidak melulu bicara teknis, melainkan bisa dimaknai secara terstruktur.  Covid-19 mendekonstruksi ulang seluruh sektor negara," ujar Wahyudi.

Ia berharap desa dengan segala pranata sosial yang ada, dapat bertahan di tengah situasi pandemi. Dari sini, KKD hadir untuk mencoba membaca kembali kebudayaan desa.

"Covid-19 menunjukkan puncak dari relasi sosial adalah kekeluargaan dan puncak dari relasi politik adalah musyawarah," tandasnya.

Sebelum menutup sambutannya, Wahyudi berharap Festival Kebudayaan Desa-Desa Nusantara nantinya dapat berjalan lancar dan menjadi jawaban atas Kongres Kebudayaan Desa yang tak abai pada desa adat.

Baca Juga: Lawan Infodemik, Publik Disarankan Manfaatkan Media Komunitas

Load More