SuaraJogja.id - Baru-baru ini Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengungkapkan adanya perubahan fisik tubuh Gunung Merapi, di mana terjadi penggembungan. Juru kunci Gunung Merapi Bekel Anom Suraksosihono pun membagikan pengamatannya terhadap gunung yang lama tertidur setelah meletus hebat pada 2010 itu.
Menurut laki-laki yang akrab disapa Mas Asih ini, gejala tersebut masih terbilang wajar. Ia mengungkapkan bahwa penggembungan hanya bisa terlihat jelas ketika diamati menggunakan peralatan.
“Kalau menurut saya masih biasa-biasa saja. Memang, kalau diamati betul pakai alat, keliatan jelas kalau ada penggembungan. Tapi kalau dilihat sekilas itu enggak begitu keliatan. Aktivitas gunung pun masih terlihat wajar,” kata Asih kepada Harianjogja.com -- jaringan SuaraJogja.id, Minggu (12/7/2020).
Walaupun begitu, Asih tetap menasihati warga setempat agar selalu waspada. Warga diminta untuk tidak lalai terhadap gejala apa pun yang muncul dari Gunung Merapi. Apalagi, saat ini informasi terbaru seputar aktivitas vulkanik Gunung Merapi lebih mudah didapatkan.
Selain itu, ia juga meminta kepada siapa pun untuk tidak takut atau panik. Di saat yang sama, kata Asih, warga juga harus mematuhi radius aman 3 km dari puncak Merapi. Nasihat tersebut ditujukannya pula untuk warga setempat yang sering mencari rumput di lereng Merapi.
Sejak dilaporkan terjadi penggembungan, belum ada perubahan status bahaya atau potensi terjadi bencana. Namun, pemerintah daerah Sleman justru sudah ancang-ancang dengan merancang ulang langkah mitigasi bencana yang sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19. Ketika diminta tanggapan soal itu, Asih menyambutnya secara positif.
Dirinya menilai, saat ini masyarakat punya inisiatif lebih tinggi. Ketika muncul gejala vulkanis seperti asap atau getaran dari arah Merapi, warga tak perlu menunggu komando untuk menyelamatkan diri, kata Asih. Selain itu, masyarakat juga terbantu oleh wawasan lokal tentang pengamatan arah letusan.
“Kalau semisal dilihat dari sini arah anginnya ke barat, utara, atau timur, itu artinya aman. Nah, kalau arahnya ke selatan, masyarakat pun juga enggak perlu terlalu panik. Masyarakat yang penting tenang dulu, terus pelan-pelan menjauhi bahaya,” tutur Asih.
Kendati demikian, ia mengakui bahwa letusan hebat pada tahun 2010 menghasilkan trauma yang begitu mendalam bagi banyak warga. Akibatnya, ada juga warga yang lari begitu mendengar suara dentuman dari puncak Merapi.
Baca Juga: Aktivitas Gunung Merapi Meningkat, Potensi Bahaya Ada di Kawasan Gendol
Sebelumnya diberitakan, Kepala BPPTKG Hanik Humaida membenarkan bahwa memang terjadi penggembungan atau deformasi pada tubuh Merapi. Ia menyebutkan, deformasi memiliki dua konsekuensi: peningkatan potensi erupsi eksplosif atau timbulnya kubah lava. Namun, deformasi tidak menimbulkan peningkatan potensi terjadinya letusan besar.
“Letusan tidak tahu kapan terjadi, tetapi potensinya masih sama dengan erupsi eksplosif pada 2019 lalu,” jelas Hanik.
Berita Terkait
-
Aktivitas Gunung Merapi Meningkat, Potensi Bahaya Ada di Kawasan Gendol
-
Gunung Merapi Menggembung 0,5 Cm per Hari, Warga Soloraya Diminta Waspada
-
Aktivitas Gunung Merapi Meningkat, BPBD Sleman: Jalur Evakuasi Masih Baik
-
Aktivitas Merapi Meningkat, 3 Jalur Evakuasi di Kawasan Lereng Rusak Parah
-
Catat! Museum Gunung Merapi Segera Dibuka Bulan Juli
Terpopuler
- Pencabutan Artikel 'Ahmad Sahroni Minta Maaf...'
- Eko Patrio dan Uya Kuya Resmi Mundur dari Anggota DPR RI
- Belum 1 Detik Calvin Verdonk Main, Lille Mendadak Berubah Jadi Klub Pembantai di Liga Prancis
- Astrid Kuya Bela Uya Kuya: Semua Isi Rumah Dimiliki Sejak Sebelum Jadi DPR
- Garasi Mobil Rahasia Ditemukan Massa, 8 Mobil Mewah Ahmad Sahroni Hancur Kena Amuk
Pilihan
-
Sri Mulyani Bebaskan PPN untuk Pembelian Kuda Kavaleri, Termasuk Sikat Kuku dan Kantong Kotorannya
-
Diplomat Indonesia Tewas Ditembak di Peru! Ini Profil dan Jejak Karier Zetro Leonardo Purba
-
Polemik Gas Air Mata di UNISBA dan UNPAS Bandung, Rektor dan Polisi Beri Klarifikasi
-
Polemik Penangkapan Direktur Lokataru Delpedro Marhaen, Aktivis Nilai Bentuk Kriminalisasi
-
Dari Anime Sampai Kue Lapis: Warna Brave Pink Simbolkan Kreativitas Perlawanan Warganet
Terkini
-
Sekaten Jogja 2025: Gamelan Pusaka Ditabuh, Pasukan Langka Kembali! Catat Jadwal Lengkapnya
-
Investigasi Kematian Mahasiswa Amikom Usai Demo: Polda DIY Periksa 10 Saksi, Apa Temuannya?
-
Mahasiswa Amikom Tewas Saat Demo: Keluarga Tolak Autopsi & Proses Hukum, Ini Alasannya
-
Tolak Autopsi Bukan Karena Tekanan: Keluarga Ungkap Fakta di Balik Kematian Mahasiswa Rheza
-
Pengakuan Polda DIY Soal Demo Ricuh: 3 Orang Terancam Hukuman Berat!