SuaraJogja.id - Kepergian Biyem Setyo Utomo, penjual gudeg legendaris yang dikenal luas dengan nama "Mbah Lindu", meninggalkan duka bagi pencinta kuliner, khususnya masyarakat Yogyakarta. Mbah Lindu meninggal dunia pada Minggu (12/7/2020) sekitar pukul 18.00 WIB di usia 100 tahun.
Seketika berita tersebut menyebar di media sosial sampai sempat trending di Twitter. Wajar saja, Mbah Lindu memang sosok legendaris di Jogja. Bahkan Netflix pernah mengangkat kisah wanita yang membuat gudeg hingga ia berusia seabad itu.
Kisah tersebut ditayangkan Netflix melalui serial kuliner Street Food, yang tayang perdana pada 26 April 2019 lalu. Episode pertama serial ini menampilkan kuliner Yogyakarta, yang dikenal kaya akan makanan tradisional. Meski kota ini memiliki banyak pendatang, moderenisasi tak lantas menggerusnya.
Dari episode Yogyakarta, serial Netflix ini menayangkan empat legenda kuliner Jogja: Mbah Satinem, Leonarda Tjahjono, Mbah Lindu, dan Yasir Ferry Ismatrada.
Baca Juga: Mbah Lindu Meninggal, Ini 5 Fakta Menarik Tentang Sang Legenda Gudeg
Tetap membuat gudeg dan menjualnya sendiri di usia yang sudah renta menjadikan Mbah Lindu sang legenda gudeg salah satu sosok yang menarik bagi Netflix untuk diulas lebih dalam.
Kepada Kevindra Prianto Soemantri, penulis kuliner Indonesia yang mengunjunginya di Jogja dalam Street Food, Mbah Lindu sempat mengungkapkan bahwa semua komposisi gudeg buatannya ia masak sendiri. Racikannya itulah yang menjadikan Gudeg Mbah Lindu memiliki cita rasa khas gurih, tak terlalu manis, dan sedikit lebih lembap.
Kepada SuaraJogja.id, putra kedua Mbah Lindu, Lahono, mengungkapkan salah satu rahasia resep gudeg Mbah Lindu.
"Dari dulu masaknya dari kayu. Kalau masak pakai kayu, panasnya kan dari pagi terus, tidak sampai mati. Kalau pakai kompor itu sementara. Dan citarasanya beda," ungkapnya di rumah duka, Klebengan, Caturtunggal, Depok, Sleman, Senin (13/7/2020).
Tak hanya itu, kata lelaki 60 tahun tersebut, sang ibu sangat konsisten menjaga resep racikannya. Bahkan meski akhirnya berhenti berjualan sekitar dua tahun lalu karena sakit, Mbah Lindu tetap memantau gudeg yang dijual keturunannya.
Baca Juga: Ungkap Resep Rahasia Gudeg Mbah Lindu, sang Anak: Ibu Selalu Pantau
"Kalau resep ia tetap megang, kontrol. Ibu ikut terus memantau produksi gudeg walau sedang kondisi sakit. Wong enggak bisa apa-apa itu, sama saya sering bilang "Tandangi [lakukan] itu, tandangi itu,"" kenang Lahono lagi, sembari meniru kembali. "Maunya kerja terus. Kerja kerja kerja."
Berita Terkait
-
Mbah Lindu Meninggal, Ini 5 Fakta Menarik Tentang Sang Legenda Gudeg
-
Ungkap Resep Rahasia Gudeg Mbah Lindu, sang Anak: Ibu Selalu Pantau
-
Kenangan Mbah Lindu, Bagikan Resep Berjualan Gudeg hingga Usia 97 Tahun
-
Kisah Mbah Lindu, Maestro Gudeg Yogyakarta yang Wafat di Usia 100 Tahun
-
Sinopsis dan Link Streaming Drakor Was It Love?
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah Desain Timeless: Enak Dilihat Sepanjang Waktu, Mulai Rp 30 Jutaan
- Pemain Keturunan Rp 312,87 Miliar Juara EFL Masuk Radar Tambahan Timnas Indonesia untuk Ronde 4
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Mesin Diesel Harga di Bawah Rp100 Juta
- Selamat Tinggal Mees Hilgers, Penggantinya Teman Dean James
- 5 Alasan Honda Supra X 125 Old Masih Diminati, Lengkap dengan Harga Bekas Terbaru Juni 2025
Pilihan
-
3 Mobil Toyota Bekas di Bawah Rp80 Juta: Kabin Lapang, Hemat Bensin dan Perawatan
-
Catatan Liputan Suara.com di Jepang: Keajaiban Tas, Uang dan Paspor Hilang Kembali ke Pemilik
-
Proyek Rp1,2 Triliun Kerap Bermasalah, Sri Mulyani Mendadak Minta Segera Diperbaiki
-
DOR! Dua Bule Australia Jadi Korban Penembakan di Bali, Pelaku Disebut Gunakan Jaket Ojol
-
AFPI Geram, Ajak Pelaku Gerakan Gagal Bayar Pinjol Dipolisikan Biar Ditangkap
Terkini
-
Geger di Bantul! Granat Zaman Perang Ditemukan Saat Kerja Bakti, Tim Gegana Turun Tangan!
-
Proyek Tol Jogja-Solo: Penambahan Lahan 581 Bidang di Sleman dan Progres Konstruksi Sentuh 60 Persen
-
Mbah Tupon Jadi Korban Mafia Tanah: JPW Desak Polda DIY Umumkan Tersangka
-
Motif Penumpang Begal Driver Ojol di Kalasan, Terlilit Utang Pinjol
-
Kiprah Sultan HB II di Jogja, Seminar Nasional Bakal Ungkap Perlawanan dan Pemikirannya