SuaraJogja.id - Pencemaran Sungai Pancuran di wilayah Kapanewon Wonosari, Kabupaten Gunungkidul terus berlangsung. Puluhan pabrik tahu dan juga tempe dituding menjadi penyebab pencemaran sungai tersebut. Akibat pencemaran limbah dari pabrik tahu dan tempe, sungai tersebut kini tak bisa dimanfaatkan lagi.
Ketua RW 05 Pedukuhan Besari, Kalurahan Siraman, Wonosari Suparman mengungkapkan, puluhan pabrik tahu dan tempe berdiri di wilayah Wonosari, terutama di Siraman dan juga Pedukuhan Sumbermulyo, Kalurahan Kepek, Wonosari. Puluhan tahun, pabrik tahu dan tempe tersebut membuang limbahnya ke Sungai Pancuran, yang membelah dua kalurahan.
Ia masih ingat, pada sekitar 1983 sungai tersebut masih bisa dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan, mulai dari wisata perahu, polo air, hingga latihan untuk SAR Bhayangkara Kepolisian. Namun mulai 1985, bermunculan pabrik tahu ataupun tempe di seputaran sungai tersebut.
"Mereka membuang limbahnya ke sungai," ujarnya, Rabu (15/7/2020), kepada awak media.
Suparman mengungkapkan, hampir semua pabrik tahu dan juga tempe membuang limbahnya ke Sungai Pancuran. Akibatnya, mulai 1985, Sungai Pancuran perlahan-lahan mengalami degradasi. Air sungai mulai tidak kondusif, sehingga ikan pun tak bisa hidup, kecuali yang tinggal saat ini, yaitu hanya ikan sapu-sapu atau sepat.
Warga pun sudah tidak mau lagi memanfaatkan air sungai tersebut, yang kondisinya cukup memprihatinkan. Selain berwarna keruh, air sungai juga berbau tidak sedap dan cukup menyengat serta mengganggu kesehatan. Sungai tersebut kini lebih banyak menjadi penampungan limbah pabrik tahu ataupun tempe, dan ditengarai juga ada limbah pemotongan ayam.
Bulan lalu warga sempat melayangkan protes baik ke pihak desa maupun ke pemilik usaha pembuatan tahu dan tempe. Karena protes warga tersebut, belasan pabrik tempe dan tahu di Kalurahan Siraman akhirnya bersedia membuat dan membuang limbahnya ke IPAL komunal yang telah disediakan.
"Persoalannya justru datang dari Sumbermulyo, yang letaknya sedikit ke hulu. Mereka masih membuang limbahnya ke sungai," keluhnya.
Aksi nakal dilakukan oleh para pemilik pabrik tahu dan tempe di wilayah Sumbermulyo. Para pemilik pabrik tahu dan tempe masih membuang limbahnya ke sungai, yang sebenarnya berjarak cukup jauh.
Baca Juga: Limbah Covid-19: Sampah Masker dan Sarung Tangan Mengotori Laut
Jarak antara pabrik tahu dan tempe dengan Sungai Pancuran mencapai 2 km, dan anehnya, untuk mengelabui warga, mereka membangun saluran pipa pembuangan limbah pabrik tahu dan tempe sepanjang 2 km. Mereka menanam pipa saluran pembuangan limbah pabrik tahu dan tempe tersebut di sepanjang selokan.
"Saya tidak tahu itu ada izinnya enggak. Kok tiba-tiba ada seperti itu, bahkan ketika telusuri sudah tujuh tahun lamanya," ungkapnya.
Ketua Program Kali Bersih Siraman Sukardi mengaku kesulitan untuk melakukan program bersih-bersih sungai, terlebih ada persoalan limbah yang dibuang oleh pabrik tahu dan tempe, yang notabene berasal dari luar Siraman. Mereka tidak mempunyai kewenangan untuk melakukan teguran kepada pemilik pabrik tahu dan tempe.
"Kita sudah komunikasi melalui desa. Tetapi tidak ada respons," tandasnya.
Terpisah, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunungkidul Aris Suryanto mengungkapkan, mediasi sudah dilakukan berkali-kali dengan pemilik usaha pembuatan tahu-tempe tersebut. Pihaknya berharap, mereka membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) secara mandiri.
"Tapi itu tadi, para pengusaha belum ada kemauan," ujarnya.
Berita Terkait
-
Limbah Covid-19: Sampah Masker dan Sarung Tangan Mengotori Laut
-
Hindari Pembuangan Limbah ke Sungai, Pemprov Jateng Bentuk Tim Patroli
-
Kreatif, Teguh Sulap Limbah Kayu Jadi Sepeda Chopper
-
Bermodal Imajinasi, Teguh Menyulap Limbah Kayu Jadi Sepeda Chopper
-
Duh! Limbah Elektronik Selama 2019 Tembus 53,6 Juta Ton
Terpopuler
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 9 Sepatu Lokal Senyaman Skechers Ori, Harga Miring Kualitas Juara Berani Diadu
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 Desember: Raih Pemain 115, Koin, dan 1.000 Rank Up
Pilihan
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
-
Penipuan Pencairan Dana Hibah SAL, BSI: Itu Hoaks
Terkini
-
Teras BRI Kapal, Perbankan Terapung bagi Masyarakat di Wilayah Pesisir dan Kepulauan
-
Lika-liku Jembatan Kewek yang Rawan Roboh, Larangan Bus, dan Kemacetan hingga Stasiun Tugu
-
Kiai-Nyai Muda NU Dorong Penyelesaian Konflik PBNU Secara Terukur dan Sesuai Aturan
-
Duh! KPK Temukan Akal-akalan Daerah Naikkan Skor Indeks Integritas
-
Porsener-G KukuBima 2025 Berlangsung Sukses, Tinggalkan Jejak Prestasi dan Kebersamaan