SuaraJogja.id - Adanya peningkatan aktivitas Gunung Merapi yang belakangan terjadi menjadi perhatian sejumlah pihak, termasuk di antaranya Juru kunci Gunung Merapi, Bekel Anom Suraksosihono.
Pada Rabu (15/7/2020) kemarin, pria yang disapa Mas Asih ini menemui Kepala BPPTKG, Hanik Humaida untuk mengetahui lebih lanjut aktivitas gunung tersebut.
"Iya setelah berkoordinasi (dengan BPPTKG) aman-aman saja dan biasa saja. Memang ada peningkatan aktivitas tapi tak ada yang perlu dikhawatirkan," kata Mas Asih dihubungi SuaraJogja.id, Kamis (16/7/2020).
Ia menjelaskan bahwa gejala ketika ada aktivitas gunung hingga menyebabkan hewan turun ke lingkungan warga, sejauh ini tak terlihat.
"Tidak ada itu (hewan turun dari gunung). Kondisinya masih aman, masyarakat juga tak terganggu dengan hewan-hewan yang ada di gunung," jelas dia.
Mendapat informasi dari BPPTKG bahwa Gunung Merapi masih dalam status waspada, Mas Asih menuturkan bahwa masyarakat yang berdekatan dengan Gunung Merapi bisa tetap beraktivitas. Namun harus tetap waspada terhadap situasi yang dapat berubah-ubah.
"Seng penting waspodo (yang penting waspada). Gunung Merapi masih aman-aman saja, masyarakat bisa beraktivitas seperti biasa," jelas anak dari Almarhum Mbah Maridjan ini.
Ia melanjutkan ketika aktivitas Gunung Merapi mulai berubah siaga memang ada beberapa petunjuk yang terjadi. Seperti beberapa hewan yang menunjukkan perilaku berbeda termasuk juga pertanda melalui alat-alat yang ada.
"Saat ini sudah ada alat yang bisa memberi tanda melalui sirine. Dari hal itu kita bisa lebih siaga ketika tanda itu bunyi. Jika ada fenomena alam turunnya hewan, sejauh ini belum ada," katanya.
Baca Juga: Pemotor Tewas Tabrak Truk di Sleman, Warga Sebut Truk Minim Tanda Berhenti
Ia mengimbau kepada masyarakat Yogyakarta khususnya, agar tetap mengikuti aturan yang ada. Salah satunya menjauhi radius 3 kilometer dari puncak gunung Merapi.
"Aturan dari BPPTKG ini harus dilakukan. Bisa beraktivitas namun tetap mematuhi aturan yang ada," kata Mas Asih.
Sebelumnya diberitakan, aktivitas Gunung Merapi menyebabkan guguran material yang terdengar dari pos pantau Babadan, Rabu (15/7/2020).
Meski terjadi guguran, Kepala BPPTKG, Hanik Humaida menyebut hal itu wajar terjadi pada gunung api yang ada di Indonesia. Sebelum guguran terjadi pada pukul 18.00 wib, terjadi kegempaan satu kali dan gempa guguran dua kali.
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
-
Seluruh Gubernur Wajib Umumkan Kenaikan UMP 2026 Hari Ini
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
Terkini
-
Pastikan Keamanan Ibadah Natal 2025, Polda DIY Sterilisasi Puluhan Gereja
-
Tak Ada Larangan Kembang Api di Jogja, Masyarakat Diminta Rayakan Tahun Baru dengan Bijak
-
Tren Arus Libur Nataru Meningkat Tajam: 371 Ribu Kendaraan Masuk DIY
-
UMP DIY Diketok Rp2,4 Juta, Gunungkidul Tetap Terendah
-
Konser Solidaritas Jogja Hanyengkuyung Sumatra Kumpulkan Rp836 Juta, Donasi Masih Dibuka