Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Jum'at, 24 Juli 2020 | 20:08 WIB
Anang Ashanty kunjungi Mbah Sudi di Jogja - (Instagram/@ananghijau)

SuaraJogja.id - Pasutri selebritas Anang Hermansyah dan Ashanty tengah berkunjung ke Jogja beberapa hari terakhir. Anang Ashanty pun menyempatkan diri untuk mengnjungi Mbah Sudi, nenek yang viral karena diduga dipaksa jualan salak oleh anaknya.

Video kunjungan keduanya ke rumah Mbah Sudi kemudian diunggah ke Instagram melalui akun resmi @ananghijau pada Jumat (24/7/2020) malam.

"mbah SUDI yg VIRAL.... inilah penjelasan yg sebenarnya atas viralnya mbah SUDI," tulis Anang sebagai caption.

Di video itu terlihat Anang Ashanty dan kru berjalan masuk ke gang kecil menuju rumah Mbah Sudi.

Baca Juga: Berkunjung ke Jogja, Anang Ashanty Temui Nenek Penjual Salak yang Viral

Setelah mengucapkan salam dan berfoto bersama, ketiganya duduk berbincang-bincang bersama anak laki-laki Mbah Sudi serta istrinya. Kepada Anang Ashanty, anak Mbah Sudi menyampaikan klarifikasi atas kabar serta video yang telah beredar hingga viral di media sosial itu.

"Maaf ganggu waktunya. Kemarin kan sempat beredar beritanya tentang nenek dan bapak kan, mungkin baiknya supaya tidak banyak salah paham, diceritakan, apa sih ceritanya sebenarnya itu gimana gitu," kata Ashanty.

Putra Mbah Sudi pun menyampaikan penjelasannya. Ia membantah telah memaksa sang ibu, yang sudah tua renta, untuk berjualan. Dirinya mengatakan bahwa Mbah Sudi bekerja atas kemauan sendiri untuk membantu anaknya mencari nafkah.

"Istri saya kan enggak punya kerjaan, saya kan jualan. Simbah ikut saya, tapi enggak saya paksa. Simbah ikut menyemangati saya, bantuin," kata putra Mbah Sudi.

Anang Ashanty kunjungi Mbah Sudi di Jogja - (Instagram/@ananghijau)

TONTON VIDEONYA DI SINI

Baca Juga: Mbah Sudi dan Keluarga Bakal Dibina Dinsos Sleman, Priyono: Saya Keberatan

"Masak saya paksa ibu saya? Kalau ibu saya sakit, saya kan juga sakit. Jadi kemauan Ibu sendiri untuk membantu saya," imbuhnya.

Menantu Mbah Sudi kemudian menambahkan, viral-nya kabar bahwa Mbah Sudi dipaksa berjualan berawal ketika ada seseorang yang melihat suaminya naik sepeda motor menjemput Mbah Sudi, lalu merekam dan menambahkan cerita tersebut, tetapi keluarga Mbah Sudi tidak tahu siapa orang tersebut.

"Saya jualan itu untuk nafkah anak-anak saya. Ibu membantu jualan salak di jalan-jalan," kata putra Mbah Sudi lagi.

Sejumlah warganet pun memberikan beragam komentar untuk video pengakuan putra Mbah Sudi yang diunggah Anang ke Instagram.

"Seneng nya ngeliat begini, sering 2 aja begini mas Anang...lebih ke sosial, terjun langsung...mantapp... sukses buat mas Anang dan bunda," tulis @anaelitasimbolon.

"Smga mba sudi sehat ya dan kebaikkan serta perhatian mas anang dan bunda menjd inspirasi utk semua kita,alangkah indah bila kita mau berbagi kepada yg membutuhkan,amin," ungkap @maureenlouise07.

Mbah Sudi disebut Priyono suka berjualan sejak kecil

Sebelumnya diberitakan SuaraJogja.id, belum lama ini video Mbah Sudi dibagikan ke Instagram oleh akun @vanjulio_. Melalui unggahannya, pengunggah menuliskan bahwa nenek tua itu dipaksa berjualan salak oleh anaknya di wilayah Wirobrajan, sedangkan sang anak menunggu dari kejauhan di atas sepeda motor.

"Saya mau tegur anaknya, tapi simbah bilang jangan karena nanti simbah yang bakal dimarahin anaknya, jadi saya cuma ambil video jarak jauh," tulisnya.

Suasana rumah Mbah Sudi dan Supriyono di Dusun Jambon, Desa Trihanggo, Kecamatan Gamping, Sleman, Selasa (21/7/2020). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

Supriyono alias Priyono, putra Mbah Sudi, kemudian mengklarifikasi bahwa sang ibu memang suka berjualan sejak kecil dan tidak pernah dipaksa olehnya untuk berjualan salak.

"Saya tidak pernah memaksa ibu untuk berjualan, tapi karena dia suka berjualan sejak kecil, akhirnya dia yang meminta untuk diantarkan berjualan," terang Supriyono, ditemui SuaraJogja.id di kediamannya di Dusun Jambon RT 4/RW 22, Desa Trihanggo, Sleman, Selasa (21/7/2020).

Supriyono membeberkan, sejak dirinya kecil, sang ibu, yang memiliki nama asli Sudiraharjo Pairah ini, sudah biasa menjual barang yang dia miliki ke pasar-pasar, termasuk menjual hasil panen rambutan yang dulunya dia miliki di halaman rumah.

Priyani, istri Priyono juga menampik bahwa Mbah Sudi tak pernah mendapat makan. Setiap waktu, kata dia, keluarganya menyiapkan makan di rumah, tetapi memang tidak dimakan karena sang mertua pikun.

"Boleh ditanyakan tetangga sebelah rumah kami. Dia selalu kami siapkan makan di rumahnya. Kebetulan rumah ibu ada di belakang rumah saya. Dia tinggal dengan anak pertamanya yang namanya Bolot, tapi setelah disiapkan [makan], Mbah Sudi memang tidak mau makan," terang Priyani.

Priyono lalu keberatan jika ibunya diberikan pembinaan oleh Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Sleman.

"Saya keberatan jika nantinya akan dilakukan pembinaan atau sampai ibu saya dibawa Dinas Sosial. Saya berharap biar saya yang mengurus dia nantinya," ujar dia.

Selain itu, kata Priyono, dirinya mengaku tidak tega jika sang ibu tinggal di pantai jompo atau lembaga sejenis. Meski kekurangan, tetapi dengan tenaga yang ada, dirinya mengaku akan menjaga sang ibunda.

"Bagaimanapun, dia [Mbah Sudi] itu ibu saya, jadi wajib saya jaga. Jika ada yang menyebut saya memaksa berjualan itu tidak benar. Ibu memang suka berjualan dari kecil," terang ayah tiga anak itu.

Load More