Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Mutiara Rizka Maulina
Minggu, 26 Juli 2020 | 17:30 WIB
Suasana pemancingan di Lintang Songo Smart Farm and Garden, Piyungan, Bantul, Minggu (26/7/2020) - (SuaraJogja.id/Mutiara Rizka)

SuaraJogja.id - Pondok Pesantren (Ponpes) Lintang Songo Piyungan, Bantul memiliki 27 unit usaha yang dikelola oleh santri-santrinya. Salah satu yang terbaru adalah Lintang Songo Smart Farm and Garden, yakni kolam pemancingan dan kebun sayur yang hasil panennya bebas diambil oleh para pengunjung.

Dari 70 santri yang menimba ilmu di Ponpes Lintang Songo, seluruhnya diwajibkan ikut mengelola 27 unit usaha tersebut, yang di antaranya terdiri dari sektor pertanian, peternakan, perkebunan, perhutanan, dan home industry. Beberapa usahanya bahkan telah bekerja sama dengan perguruan tinggi di Yogyakarta.

Pengasuh Ponpes Lintang Songo Heri Kuswanto menyampaikan, sudah ada 29 negara yang berkunjung ke ponpes yang ia asuh ini. Di Lintang Songo Smart Farm and Garden sendiri, pengunjung bisa mengikuti pengajian tanpa berkerumun.

Pengunjung menunjukkan hasil sayur yang dipanen di Lintang Songo Smart Farm and Garden, Piyungan, Bantul, Minggu (26/7/2020) - (SuaraJogja.id/Mutiara Rizka)

Tidak hanya aktivitas keagamaan, pengunjung juga bisa memancing di kolam yang disediakan maupun memanen di lahan yang mengelilingi kolam. Terdapat dua kolam ikan, di mana salah satunya khusus dipergunakan oleh anak yatim.

Baca Juga: Menilik Konsep Ketahanan Pangan Ala Pondok Pesantren Al-Ittifaq

"Sambil tadabur alam menikmati indahnya lembah gunung, hutan kebun, perikanan, dan pertanian ala Lintang Songo Smart Farm and Garden," tutur Heri.

Heri menjelaskan, sejak tahun 2006 pihaknya sudah berkecimpung dalam bidang pertanian, dan seluruh hasil taninya tidak ada yang diperjualbelikan. Pengunjung yang datang ke Lintang Songo Smart Farm and Garden pun diperbolehkan mengambil sayuran sesuai keinginan.

Seluruh kegiatan usaha yang dikembangkan oleh ponpes itu ditujukan melatih kemandirian santri, memenuhi kebutuhan pangan, dan meningkatkan produktivitas pondok pesantren.

Selama pandemi, masih ada beberapa kegiatan ponpes yang berjalan.

"Dari awal diumumkan yang mau pulang boleh, yang mau di pesantren boleh dengan protokoler," imbuhnya.

Baca Juga: Berikut 7 Wilayah Paling Rawan Terdampak Bencana Kekeringan di Bantul

Ia menjelaskan, santri yang pulang ke rumah mengikuti kegiatan secara daring. Sementara, santri yang tetap tinggal di ponpes disediakan WiFi untuk mengikuti sekolah, kuliah, maupun bekerja secara daring.

Di sela-sela kegiatan, santri tetap diminta mengikuti kegiatan kewirausahaan, seperti membuat sabun untuk kebutuhan pesantren dan dijual.

Kegiatan lainnya, seperti peternakan, berkebun, dan pertanian, juga tetap berjalan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Dalam satu hari, penjualan singkong ke sekitar DIY sendiri bisa laku hingga 3 kuintal.

Heri juga melatih santrinya untuk terbiasa mengikuti protokoler penyambutan orang-orang penting.

Suasana pemancingan di Lintang Songo Smart Farm and Garden, Piyungan, Bantul, Minggu (26/7/2020) - (SuaraJogja.id/Mutiara Rizka)

Wakil Bupati Bantul Abdul Halim Muslih sempat berkunjung ke restoran dengan kebun dan kolam pemancingan tersebut. Ia pun memuji Heri, yang mampu menggabungkan ilmu agama dengan pertanian agrobisnis holtikultura.

"Tidak banyak pondok pesantren yang memiliki pengembangan usaha seperti Lintang Songo," katanya.

Beberapa santri yang sudah lulus lantas ikut mendirikan bidang usaha yang tak jauh berbeda yang juga melayani penjualan ke seluruh Yogyakarta. Disebut sebagai santripreneur Lintang Songo, mereka tersebar di beberapa daerah, yakni Piyungan, Berbah, Banguntapan, dan Pleret.

Load More