Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Senin, 27 Juli 2020 | 14:52 WIB
Ilustrasi thermogun

SuaraJogja.id - Sepekan terakhir muncul isu thermo gun merusak otak di sejak banyaknya pemeriksaan suhu badan di berbagai tempat selama pandemi COVID-19. Guru Besar Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FKKMK UGM), Samekto Wibowo, membantah isu yang viral tersebut.

“Thermo gun tidak membahayakan otak. Selama ini thermo gun digunakan di bidang medis dan tidak ada laporan gangguan otak,” ungkap Samekto saat dikonfirmasi SuaraJogja.id, Senin (27/7/2020).

Menurutnya, alat medis tersebut telah lolos uji klinis, sehingga aman untuk digunakan manusia.

Thermo gun yang biasanya digunakan untuk mengukur suhu tubuh manusia juga menggunakan inframerah alih-alih radiasi seperti isu yang berkembang saat ini.

Baca Juga: Soal Thermo Gun Merusak Otak, Gus Mus: Ahli Ekonomi, Bicara Ekonomi Saja

“Thermo gun tidak pakai laser seperti yang viral diperbincangkan,” tandasnya.

Hal senada diungkapkan Guru Besar Teknik Fisika UGM, Sunarno, yang menyatakan bahwa thermo gun tidaklah berbahaya. Energi tubuh yang ditangkap oleh sensor diubah menjadi energi listrik dan ditampilkan dalam bentuk angka digital dalam derajat celsius, katanya.

Radiasi inframerah dari alat ini tidak dapat dilihat oleh mata manusia, tetapi bisa dirasakan sebagai panas seperti suhu tubuh.

Laser pada thermo gun juga tidak membahayakan otak. Sebab, laser yang digunakan berenergi rendah.

Thermo gun disebut tidak memiliki cukup energi untuk merusak otak karena berada pada frekuensi non-pengion. Namun, penggunaannya tidak boleh terkena mata.

Baca Juga: Isu Thermo Gun dan 5 Berita Kesehatan Menarik Hari Ini Lainnya

"Jadi thermo gun tidak memancarkan inframerah, tetapi malah menerima radiasi inframerah dari tubuh manusia," ungkapnya.

Load More