Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 31 Juli 2020 | 07:10 WIB
Seorang pria yang bekerja sebagai badut bantu nafkahi 300 ODGJ di panti

Sedangkan anak yatim pasca jalanan dan dhuafa sebanyak 150 anak, masih ada juga 250 dampingan terhadap orang yang memiliki penyakit-penyakit kronis. Serta pihaknya sudah merawat dan memakamkan 172 jenazah terlantar tanpa identitas.

Diakui Chabib bahwa memang di tengah kondisi pandemi Covid-19 saat ini kebutuhan dasar dan operasional di panti menjadi cukup besar. Pihaknya mengatakan melakukan berbagai usaha untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut.

"Kita jualan online mulai dari batik, makanan ringan hingga ubi lumer untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari panti," ucapnya.

Chabib menambahkan Rinno berkerja sebagai pengamen badut tanpa sepengetahuan oleh pihaknya. Namun dari hasil tersebut Rinno selalu membelikan sembako untuk kebutuhan panti juga.

Baca Juga: Terdampak Tol Jogja-Bawen, SMK dan Gereja di Seyegan Tak Akan Direlokasi

"Rinno kadang-kadang tanpa sepengetahuan kita kalau saat mengamen dan jadi badut tapi nanti tau-tau hasilnya dia gunakan untuk membeli sembako," imbuhnya.

Load More