Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Selasa, 04 Agustus 2020 | 07:34 WIB
Denah lokasi pembangunan jalan tol Jogja-Solo yang berdampak ke warga Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman - (SUARA/Baktora)

SuaraJogja.id - Sebagai lanjutan proses pengerjaan proyek tol Jogja-Solo, setelah sosialisasi selesai, pemda DIY akan melakukan pematokan sekitar 15-20 Agustus.

Meski begitu, Pemerintah Desa (Pemdes) Tamanmartani, Kalasan, sebagai salah satu wilayah yang terdampak tol, hingga kini belum diajak berkoordinasi mengenai rencana pematokan tersebut. 

Pj Kepala Desa Tamanmartani Kalasan Joko Susilo mengatakan hingga awal Agustus ini Pemdes Tamanmartani belum diajak koordinasi terkait rencana pematokan jalur tol tersebut.

"Sejak IPL [izin penetapan lokasi] keluar, kami belum diajak koordinasi lagi terkait rencana pematokan jalur tol," katanya, kemarin.

Baca Juga: Waduh! Gegara Tali Layangan, 13 Daerah di Jateng dan DIY Mati Lampu Semalam

Dia berharap jadwal pematokan jalan tol segera ditetapkan.

"Sudah banyak warga yang menanyakan. Tetapi kami tidak bisa menjawab karena sampai saat ini memang belum ada jawaban yang pasti," katanya.

Di Tamanmartani, lanjut Joko, hanya Dusun Tegalrejo yang terdampak pembangunan jalan tol. Di dusun tersebut terdapat 80 rumah atau pemilik bidang yang terdampak.

Selain itu, enam bidang tanah kas desa (TKD) juga terdampak pembangunan jalan tol tersebut.

"Warga terdampak mempertanyakan rencana pematokan itu untuk persiapan selanjutnya. Seperti masalah harga dan kesiapan administrasi yang diperlukan," jelas Joko.

Baca Juga: Update Covid-19 di DIY: Ada Tambahan 64 Kasus, Paling Banyak di Sleman

Tamanmartani, katanya, menjadi rute pertama jalan tol di DIY yang terhubung dengan Klaten, Jawa Tengah. Pemdes, lanjut Joko, tidak menerapkan relokasi bagi warga terdampak. Mereka diharapkan menentukan sendiri langkah selanjutnya setelah proses ganti rugi.

Load More