SuaraJogja.id - Gelombang pasang kembali merusak fasilitas di pantai selatan Kulon Progo. Kali ini dilaporkan sebuah bangunan warung dan kolam renang di Pantai Trisik, Kapanewon Galur rusak setelah diterjang gelombang pasang pada Selasa (4/8/2020).
Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah V Kulon Progo Aris Widiatmoko, saat dihubungi awak media, membenarkan laporan rusaknya beberapa fasilitas di Pantai Trisik tersebut. Dari laporan yang diterima Aris, diketahui bahwa peristiwa itu terjadi pada pagi hari tadi.
"Ombak besar langsung menghantam sebuah bangunan warung yang berada di pinggiran pantai. Selain itu, kolam renang yang ada di sekitar bibir pantai ikut disapu ombak itu," kata Aris.
Aris mengatakan, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa gelombang tinggi yang merusak fasilitas pantai tersebut. Kendati begitu, peristiwa itu mengakibatkan kerugian hingga jutaan rupiah.
Mengantisipasi datangnya warga yang penasaran dan mendekat di bibir pantai, sejumlah tim terkait yang terdiri dari Tim SAR, dibantu dengan jajaran Polsek Galur, bersama mengamankan lokasi di sekitarnya.
Sementara itu, salah satu anggota SRI Wilayah V Kulon Progo, Hendratmoko, mengatakan, dampak dari gelombang besar itu tidak hanya merusak fasilitas yang ada. Dampak lainnya yang cukup mengkhawatirkan adalah konservasi penyu yang ada di Pantai Trisik.
"Abrasinya menjadi makin luas dan makin mendekati tempat penangkaran penyu milik Konservasi Penyu Abadi Pantai Trisik. Kalau dibiarkan terus bisa mengancam tempat itu," kata Hendratmoko.
Dijelaskan Hendratmoko, hingga saat ini jarak bibir pantai yang terkena abrasi dengan lokasi penangkaran penyu sendiri hanya berjarak tidak lebih dari 50 meter. Menurut prediksi, gelombang pasang dengan ketinggian dua sampai tiga meter masih akan berlangsung. Hal tersebut dapat membuat abrasi di bibir pantai tersebut bakal semakin parah.
"Di sekitar lokasi abrasi sudah kita pasangi garis polisi mengantisipasi masyarakat agar tidak mendekat. Selanjutnya kami sudah laporkan kondisi ini ke atasan untuk ditindaklanjuti," tandasnya.
Baca Juga: Hidup di Luar Area Konservasi, Ini Cara Agar Harimau Sumatera Tak Punah
Berita Terkait
-
Hidup di Luar Area Konservasi, Ini Cara Agar Harimau Sumatera Tak Punah
-
Detik-Detik Gemuruh Ombak Besar Bikin Warga Gemetaran di Wisata Karanghawu
-
Rawan Longsor, Warga Wonorejo Tanam 500 Tumbuhan Konservasi di Kali Boyong
-
Sudah Hampir Punah, 120 Bayi Penyu Dilepas di Pantai Goa Cemara
-
Harimau Sumatra Masuk Perangkap BKSDA, Begini Penampakannya
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
KA Bangunkarta Tabrak Mobil & Motor di Prambanan: 3 Tewas, Penjaga Palang Pintu Dinonaktifkan
-
Wasiat Terakhir PB XIII: Adik Raja Ungkap Pesan Penting Suksesi Keraton
-
Pembunuh Wanita di Gamping Ditangkap, Ditemukan di Kuburan usai Minum Racun Serangga
-
Dari Lurik Hitam hingga Tangga Imogiri: Kisah Para Penandu yang Jaga Tradisi Pemakaman Raja
-
Ramai Klaim Penerus Tahta, Adik Paku Buwono XIII Ungkap Syarat jadi Raja Keraton Surakarta