SuaraJogja.id - Universitas Gadjah Mada (UGM) membagikan percakapan bersama Dokter Spesialis THT RSA UGM, dr Anton Sony Wibowo mengenai praktik pelayanan pasien selama pandemi Covid-19.
Dalam video yang diunggah di kanal YouTube UGM, dr Anton terlihat mengenakan APD level satu. Ia menyebutkan bahwa saat ini ia tengah berada di RSA UGM.
Selaku dokter spesialis Telinga, Hidung dan Tenggorokan (THT), Anton memiliki tanggung jawab untuk pelayanan swab test PCR setiap harinya.
Selama lima bulan sejak wabah merebak, Anton bertugas untuk melayani pasien yang akan melakukan test Swab PCR.
Baca Juga: Guru Besar UGM Cornelis Lay Meninggal Dunia di RS Panti Rapih Yogyakarta
Kemudian pasien di ICU yang membutuhkan bantuan untuk pembukaan jalur pernapasan. Terutama pasien yang menggunakan ventilator dalam jangka waktu yang lama.
Anton juga menyebutkan, bahwa ia masih menjalankan operasi terutama untuk di bagian kepala. Menjabat sebagai dosen di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) ia juga masih membantu mahasiswa dan melakukan penelitian dengan rekan-rekannya.
Sejak pandemi, ia mengaku memiliki waktu lebih lama berada di rumah sakit. Selain untuk menjalankan serangkaian tugas dan kewajibannya, Anton juga membutuhkan waktu untuk menggunakan APD dan melakukan dekontaminasi.
Mengaku tidak terlalu bermasalah dengan jam kerja yang dimiliki, Anton justru menyebutkan mengenai konsentrasi kerja yang berbeda dari sebelumnya.
Saat ini, ia dan rekan-rekannya menjadi lebih fokus dalam menjaga kesehatan dan kondisi tubuh masing-masing.
Baca Juga: Bambang Arianto Terjerat Pelecehan Seksual Swinger, Ini Respon UGM dan UNU
"Jadi memang tidak semua dokter atau tenaga medis yang diijinkan bertugas dengan area-area yang dekat dengan pasien covid-19," tutur Anton dalam siaran langsung tersebut.
Anton menyebutkan tidak semua tenaga medis di RSA UGM bertugas langsung di area-area yang dekat dengan pasien covid-19.
Sebelum diterjunkan, tenaga medis yang menjaga di bangsal pasien covid-19 juga harus melalui pelatihan terlebih dahulu.
Baik dokter, perawat dan tenaga lainnya yang bertugas dengan pasien covid-19 sendiri secara berkala mengikuti pengecekan kesehatan.
Terkait APD sendiri, Anton menjelaskan ada standar yang diterapkan secara global. Meskipun tidak semua rumah sakit bisa menangani pasien covid-19.
Selain itu, seluruh pengunjung, pasien maupun orang-orang yang datang ke rumah sakit juga harus melalui proses screening terlebih dahulu. Setiap area di rumah sakit juga memiliki tingkatan penggunaan APD yang berbeda, sesuai dengan tingkat zonasi masing-masing.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas MPV 1500cc: Usia 5 Tahun Ada yang Cuma Rp90 Jutaan
- 5 Rekomendasi Pompa Air Terbaik yang Tidak Berisik dan Hemat Listrik
- Diperiksa KPK atas Kasus Korupsi, Berapa Harga Umrah dan Haji di Travel Ustaz Khalid Basalamah?
- 5 AC Portable Mini untuk Kamar Harga Rp300 Ribuan: Lebih Simple, Dinginnya Nampol!
Pilihan
Terkini
-
Liburan Sekolah, Sampah Menggila! Yogyakarta Siaga Hadapi Lonjakan Limbah Wisatawan
-
Duh! Dua SMP Negeri di Sleman Terdampak Proyek Jalan Tol, Tak Ada Relokasi
-
Cuan Jumat Berkah! Tersedia 3 Link Saldo DANA Kaget, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan
-
Pendapatan SDGs BRI Capai 65,46%, Wujudkan Komitmen Berkelanjutan
-
Kelana Kebun Warna: The 101 Yogyakarta Hadirkan Pameran Seni Plastik yang Unik dan Menyentuh