Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Kamis, 06 Agustus 2020 | 16:20 WIB
Sutini (75), warga Pedukuhan Singkil RT 05 RW 12, Kalurahan Tepus, Kapanewon Tepus, Kabupaten Gunungkidul, menggendong cucunya yang sakit polio, Meliasari (12), Kamis (7/8/2020). - (SuaraJogja.id/Julianto)

Sutiyem (64), adik kandung Sutini, mengaku prihatin dengan nasib kakaknya tersebut. Di usia senja, kakaknya harus menanggung cobaan yang cukup berat karena harus merawat cucunya yang sama sekali tak bisa beraktivitas. Sejak usia 7 bulan, Melia sudah dirawat oleh kakaknya tersebut.

"Beberapa kali dirawat di RS Sardjito dan RSUD Wonosari," ungkapnya.

Melia sempat koma selama sebulan ketika dirawat di RSUD Wonosari. Melia koma gara-gara keluarga ini telat dibawa ke rumah sakit. Saat itu, Melia sempat kejang dari pagi hingga sore di rumah tanpa penanganan medis. Sutini telat membawa karena saat itu tidak ada uang sama sekali untuk membawa cucunya.

Keluarga ini berharap, kedua orang tua Melia pulang dan merawat bocah seusia kelas 6 SD ini. Namun, mereka tak pernah tahu bagaimana mencarinya. Keluarga ini terakhir mendapat kabar bahwa Sutarno masih tinggal di Bantul. Sementara Yeni, ibu Melia, konon menderita gangguan jiwa dan nasibnya entah ke mana.

Baca Juga: Tergantung Sarung, Pria Gunungkidul Ditemukan Tewas di Pohon Kleresede

"Ada relawan yang ngasih tahu kalau Yeni itu agak sakit jiwa. Bisa juga demikian," ujar Sutiyem.

Sutiyem sendiri menduga Yeni memang menderita gangguan jiwa. Sebab, ketika tinggal di rumah tersebut selama sepekan, Yeni sama sekali tak bersedia menyentuh Melia bahkan untuk memberi ASI sekalipun. Bahkan ketika membopong Melia, Yeni terkesan asal-asalan.

Kontributor : Julianto

Load More