SuaraJogja.id - Kanal YouTube Historia.ID menggelar diskusi bersama sejarawan asal Inggris, Peter Carey. Dalam diskusinya, mereka membahas mengenai isu Gugatan Keraton Yogyakarta yang akan menuntut Kerajaan Inggris untuk mengembalikan barang jarahan. Kehadiran Peter sendiri memberikan gambaran mulai dari sejarah peristiwa hingga langkah-langkah yang bisa ditempuh untuk mengambil kembali harta rampasan.
Wacana adanya repatriasi benda sejarah muncul pada 2017, saat Perdana Menteri Prancis mengatakan bahwa benda-benda seni dari Afrika yang dulu diambil harus dikembalikan. Akhirnya, wacana ini mengemuka di kalangan sejarawan sebagai bagian usaha untuk menghapuskan beban masa lalu.
Selain itu, mucul juga isu bahwa museum-museum di Belanda mulai kewalahan merawat harta benda rampasan karena dalam perawatannya membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Sebagai sejarawan, Peter dikenal dengan studinya mengenai sejarah perang-perang di Jawa pada tahun 1825 hingga 1830. Mengawali diskusi, Peter menjelaskan latar belakang sejarah hadirnya Inggris di Jawa sebagai lawan dari Prancis yang saat itu dinilai sebagai pasukan terkuat di lautan.
Baca Juga: Saat LeBron James Kenakan Jersey Baru Liverpool, Keren Banget Ya!
Dengan 5.000 pasukan, Inggris berhasil menguasai Jawa dalam kurun waktu singkat. Disampaikan bahwa peristiwa perampasan harta benda milik Keraton Yogyakarta terjadi sekitar 1812 pada masa Sultan Hamengku Buwono II. Dari sudut pandang politik, Inggris menilai, keberadaan Prancis di pulau Jawa akan mambahayakan posisi Inggris di India.
"Pulau Jawa menjadi rumput untuk berkelahi antara gajah Inggris dan Gajah Prancis," tutur Peter.
Keraton Yogyakarta muncul karena merasa tindakan tersebut akan memunculkan masalah yang lebih besar. Berlatar sektor ekonomi dan kenyamanan, Inggris merasa perlu menghentikan Yogyakarta, di mana terlihat bahwa salah satu sultannya melanggar rambu-rambu yang mereka buat.
Percobaan perdamaian telah dilakukan pada tahun 1811, namun akhirnya gagal. Kemudian muncul serangan Inggris kepada Yogyakarta, dalam serangan kilat selama tiga jam. Dengan pasukan dari India, mereka menangkap dan membuang Sultan HB II dan mengangkat putranya menjadi Raja yang sah.
Untuk memberi nafkah kepada tentara asal India, mereka diberikan sedikit bagian dari harta jarahan. Ada empat macam benda jarahan, pertama adalah naskah. Menurut Peter ada 45 naskah yang sempat diambil. Kemudian jenis kedua adalah uang senilai 800 ribu dolar spanyol, dimana jika diasumsikan saat ini senilai 350 kg emas.
Baca Juga: Mengenal Sejarah, Budaya, dan Wisata Pedukuhan Sendang Kulon Progo
Uang tersebut digunakan untuk membayar jasa para perwira yang selamat dari pertempuaran. Peter menyebutkan sebanyak 400 ribu dolar diberikan sebagai hadiah kepada para perwira, sementara 400 ribu lainnya dikirimkan kembali ke negara untuk membayar tunjangan keluarga prajurit dan perwira.
Berita Terkait
-
Istana Maimun, Tempat Wisata Bersejarah dengan Bangunan Megah di Medan
-
Emosi Tak Terima Bahasa Inggrisnya Diledek Belepotan, Dewi Perssik Tuai Kritik Menohok
-
Sejarah Butter Wijsman, Bahan yang Jadi Jaminan Kue Enak dan Wangi
-
Media Inggris: Ole Romeny Memberikan Dampak Positif
-
Alex Pastoor Tak Betah: Cita-cita Saya Melatih di Liga Inggris
Terpopuler
- Nyaris Adu Jotos di Acara TV, Beda Pendidikan Firdaus Oiwobo Vs Pitra Romadoni
- Indra Sjafri Gagal Total! PSSI: Dulu Pas Shin Tae-yong kan...
- Nikita Mirzani Tak Terima Terancam Hukuman 20 Tahun Penjara: Masa Lebih Parah dari Suami Sandra Dewi
- Kini Jadi Terdakwa Kasus Pencemaran Nama Baik Hotman Paris, Iqlima Kim Dapat Ancaman
- Minta Maaf Beri Ulasan Buruk Bika Ambon Ci Mehong, Tasyi Athasyia: Harusnya Aku Gak Masukkan ke Kulkas
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Rp 6 Jutaan Terbaru Februari 2025, Kamera Andalan!
-
Pandu Sjahrir Makin Santer jadi Bos Danantara, Muliaman D Hadad Disingkirkan?
-
Alat Berat Sudah Parkir, Smelter Nikel PT GNI yang Diresmikan Jokowi Terancam Tutup Pabrik
-
Sah! OJK Cabut Izin Usaha Jiwasraya, Tak Singgung Nasib Nasabah
-
Jokowi Sentil Megawati Usai Larang Kepala Daerah PDIP Ikut Retreat
Terkini
-
Belum Dapat Instruksi ke Akmil Magelang, Sejumlah Kepala Daerah Kader PDIP Bertahan di Jogja
-
Ketum PP Muhammadiyah Sampaikan Lima Pesan untuk Para Kepala Daerah
-
PDIP Minta Kepala Daerah Tunda Hadiri Retreat di Magelang, Analis: Berpotensi Picu Konflik Internal
-
Sayangkan Band Sukatani Minta Maaf ke Polisi, Haris Azhar: Bukti Represi Kebebasan Berekspresi
-
Jengah Gelombang Aksi Massa Tak Dihiraukan Elit, Masyarakat Tradisi Jogja Gelar Teatrikal Budaya