SuaraJogja.id - Pemkot Jogja terpaksa menunda pembelian tanah warga yang salah satu fungsinya untuk dialokasikan ke Ruang Terbuka Hijau Publik (RTHP). Penundaan ini terjadi lantaran pandemi virus corona, sehingga anggaran pembelian tanah kemudian direalokasikan.
Sudah ditegaskan pula oleh Plt Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kota Jogja Edy Heri Suasana, semua rencana pembelian tanah warga ditunda.
Ia mengungkapkan, meski sudah dilakukan negosiasi harga dan tawar menawar dengan pemilik tanah, tetapi tahun ini pembelian tanah belum bisa dieksekusi.
"Ada pandemi, semua anggaran APBD dialokasikan ke BTT, termasuk anggaran pengadaan tanah, sehingga pengadaan tanah diadakan tahun 2021," jelasnya dihubungi HarianJogja.com -- jaringan SuaraJogja.id pada Senin (10/8/2020).
Baca Juga: Wali Kota Depok Larang Lomba 17 Agustus, Warga Protes Sudah Telanjur Iuran
Bahkan, Edy menuturkan, pihaknya membebaskan pemilik tanah jika berniat membatalkan penjualan ke Pemkot Jogja.
"Kalau penjualnya tidak jadi ke Pemkot, ya sudah enggak apa-apa, kita masih ada penawaran dari masyarakat lain," ujarnya.
Rencananya, pada tahun ini ada enam persil tanah yang hendak dibeli Pemkot Jogja, yakni di Pakuncen, Ngampilan, dan Sorosutan. Pemilik tanah tersebut telah berkomitmen menjual tanahnya ke Pemkot, tetapi pembelian terpaksa tertunda karena pandemi.
"Di Pakuncen ada satu titik dari tiga persil pemiliknya tinggal di Jakarta, saya sudah menawarkan, kalau mau lanjut sesuai harga yang diputuskan kemarin kalau enggak misalnya gak sabar mau dijual di tempat lain ya monggo," ujarnya.
Edy menerangkan, sebelum menentukan harga beli, pihaknya lebih dahulu menerjunkan tim apprasial tanah untuk menilai nilai lahan di suatu lokasi berdasarkan beberapa parameter.
Baca Juga: Terjadi Lagi, Fasilitas Covid-19 di India Terbakar, 10 Orang Tewas
"Ada tim apprasial yang menentukan harga tanah di sini berapa, mereka melakukan penghitungan, berdasarkan lokasi, posisi, dan sebagainya, ketemu nilainya, kita pakai untuk tawar menawar," terangnya.
Berita Terkait
-
Bird Sanctuary PIK2: Oase Hijau di Tengah Pesatnya Pembangunan Pesisir Jakarta
-
Tebet Eco Park, Tempat Jogging dengan View Cantik di Tengah Kota Jakarta
-
Taman Remaja, Oase Hijau di Tengah Kota Jambi
-
RK Janjikan Banyak RTH Jika Menang Pilkada, Bikin Taman di Kampung Kumuh hingga di Atas Pasar
-
RSUI Wings Garden, Ruang Terbuka Hijau untuk Kesehatan Mental dan Fisik Pasien dan Tenaga Kesehatan
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Penurunan Fungsi Kognitif Akibat Kebiasaan Pakai AI: Kemajuan atau Ancaman?
-
'Di Udara' Efek Rumah Kaca: Seruan Perjuangan yang Tidak Akan Pernah Mati
-
Terus Pecah Rekor! Harga Emas Antam 1 Gram Kini Dibanderol Rp1.975.000
-
Gaikindo Peringatkan Prabowo soal TKDN: Kita Tak Ingin Industri Otomotif Indonesia Ambruk!
-
Piala Dunia U-17 2025: Perlunya Tambahan Pemain Diaspora di Timnas Indonesia U-17
Terkini
-
Layanan Wealth Management BRI Raih Penghargaan Internasional dari Euromoney
-
Omzet Ratusan Juta dari Usaha Sederhana Kisah Sukses Purna PMI di Godean Ini Bikin Menteri Terinspirasi
-
Waspada Jebakan Kerja di Luar Negeri, Menteri Ungkap Modus PMI Unprosedural Incar Anak Muda
-
Dana Hibah Pariwisata Sleman Dikorupsi? Bupati Harda Kiswaya Beri Klarifikasi Usai Diperiksa Kejari
-
Empat Kali Lurah di Sleman Tersandung Kasus Tanah Kas Desa, Pengawasan Makin Diperketat