SuaraJogja.id - Keluhan pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Sembada Sleman terkait kerap matinya air di kawasan Purwomartani, Kalasan, Sleman ditanggapi PDAM. Pihaknya mengaku telah menambahkan debit produksi air sebanyak 22 liter per detik.
Direktur PDAM Tirta Sembada Sleman Dwi Nurwata membeberkan bahwa kawasan Purwomartani memang daerah berpasir.
Di sisi lain, aliran listrik untuk produksi air kerap terganggu.
"Untuk menanggulangi itu, kami menggunakan genset mobile agar produksi tetap berjalan. Tak dipungkiri juga bahwa kawasan tersebut merupakan daerah pasir, sehingga ketika musim hujan air tidak terserap baik oleh tanah. Apalagi saat kemarau, permukaan air langsung drop," katanya, Kamis (20/8/2020).
Dwi menambahkan, saat ini pihaknya telah menambah jumlah debit air.
Sebelumnya debit air sekitar 10-15 liter per detik, sedangkan saat ini pihaknya telah menambahkan 10 liter per detik.
"Jadi sudah diuji coba hasil penambahan itu dan masih aman. Sebelumnya kan hanya 12 liter per detik. Saat ini sudah sekitar 22 liter per detik dan itu cukup aman," terangnya.
Dwi membeberkan, sebelumya pelanggan di kawasan Purwomartani hanya sekitar 400-500 pelanggan.
Kendati mengalami peningkatan hingga 1.000 pelanggan, pihaknya menambah jumlah produksi air.
Baca Juga: Protes Air PDAM di Purwomartani Kerap Mati, Pelanggan Minta Segera Dibenahi
"Sebelumya kan hanya sekitar 400 pelanggan. Sekarang mencapai 1.000-an lebih. Jadi dengan debit yang ada [12 liter per detik] kan kurang, akhirnya kami tambahkan. Saat ini totalnya 22 liter per detik," kata dia.
Harapan PDAM sekarang, dengan adanya sumber penambahan tersebut, pelanggan bisa mendapat suplai air PDAM yang lancar.
Sebelumnya, sejumlah pelanggan PDAM Tirta Sembada Sleman mengeluhkan aliran air yang sering mati di wilayah Purwomartani.
Bahkan beberapa pelanggan sudah lelah melaporkan keluhan tersebut.
Yuli Astuti, salah satunya, mengaku lelah dengan laporan yang kerap dia layangkan ke PDAM, dan ia berharap masalah tersebut tak berlarut-larut serta PDAM segera mengambil langkah.
"Saya merasakannya saat pagi sampai menjelang Magrib itu mati. Siang memang sempat menyala, langsung saya tampung dulu. Jadi air mulai deras itu sekitar tengah malam sampai jelang subuh. Saya sudah lelah mengeluh terus," jelas dia.
Berita Terkait
-
Protes Air PDAM di Purwomartani Kerap Mati, Pelanggan Minta Segera Dibenahi
-
Tagihan Air Meroket, PDAM Sleman Sebut 3 Penyebabnya
-
Tarif PDAM Bekasi akan Naik 20 Persen
-
Keluhkan Tagihan Air Bengkak, Warga Sleman Harus Bayar Berkali-kali Lipat
-
Kasus Jual Beli Jabatan PDAM Kudus; 26 Saksi Setor Puluhan Juta ke Dirut
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 7 Sunscreen Mengandung Niacinamide untuk Mengurangi Flek Hitam, Semua di Bawah Rp60 Ribu
Pilihan
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
-
Trik Rahasia Belanja Kosmetik di 11.11, Biar Tetap Hemat dan Tetap Glowing
-
4 HP Memori 512 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer dan Konten Kreator
-
3 Rekomendasi HP Infinix 1 Jutaan, Speknya Setara Rp3 Jutaan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
Stunting Sleman Turun Jadi 4,2 Persen, Rokok dan Pola Asuh Masih Jadi Musuh Utama
-
Demokrasi di Ujung Tanduk? Disinformasi dan Algoritma Gerogoti Kepercayaan Publik
-
Jalan Tol Trans Jawa Makin Mulus: Jasa Marga Geber Proyek di Jateng dan DIY
-
Batik di Persimpangan Jalan: Antara Warisan Budaya, Ekonomi, dan Suara Gen Z
-
Dinkes Sleman Sebut Tren Kasus ISPA Naik, Sepanjang 2025 Tercatat Sudah Capai 94 Ribu