Scroll untuk membaca artikel
Rima Sekarani Imamun Nissa | Amertiya Saraswati
Jum'at, 21 Agustus 2020 | 14:15 WIB
Veronica Christamia Juniarmi, penggagas gerakan Tempat Nasi Gratis Jogja. (Suara.com/Dewi Yuliantini)

SuaraJogja.id - Saat datang ke kantor Suarajogja.id pagi itu, Sabtu (15/8/2020) pekan lalu, sosok Veronica Christamia Juniarmi tampak ramah dan penuh senyum. Perempuan 30 tahun yang akrab dipanggil Vero itu adalah penggagas dari gerakan Tempat Nasi Gratis Jogja.

Vero datang bersama temannya, Minasri Saidjo. Selain aktif di Tempat Nasi Gratis Jogja, keduanya juga merupakan anggota dari organisasi Brailleiant Indonesia yang bergerak di bidang difabel netra.

Sebelum Tempat Nasi Gratis Jogja, Vero ternyata lebih dulu mendirikan Brailleiant Indonesia. Namun, Vero merasa terdorong untuk mendirikan komunitas lain agar bisa lebih banyak berbagi.

Kepada Suarajogja.id, Vero menyebutkan bahwa dirinya tergerak untuk berbagi saat tengah wisata kuliner malam. Saat itu, Vero melihat bapak-bapak yang masih berjualan hingga larut tapi tidak kunjung laku.

Baca Juga: 'Nglarisi Konco Dewe', Aksi Goweser Yogyakarta Peduli dengan UMKM Kuliner

Untuk menyalurkan rasa ingin membantu tersebut, Vero memilih untuk membuat Tempat Nasi Gratis Jogja dalam bentuk etalase. Komunitas kecil ini berdiri pada Februari 2019 silam.

Awalnya, Vero sempat mengalami banyak rintangan. Salah satunya, banyak masyarakat yang masih ragu dengan embel-embel gratis hingga takut usaha mereka tersaingi.

Namun, berkat kegigihannya mencoba, Vero akhirnya bisa mendirikan etalase pertama di YAP Square. Sekarang, total ada 10 etalase Tempat Nasi Gratis Jogja yang tersebar di berbagai area.

Tidak cuma aktif dalam berbagi

Sepintas, Vero tampak selalu disibukkan oleh kegiatan berbagi dan berdonasi. Namun, perempuan kelahiran 30 tahun silam ini ternyata juga seorang pengajar.

Baca Juga: Warkop Ini Kasih Wifi Gratis untuk Belajar Online

Vero lulus dari S1 Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Negeri Yogyakarta. Setelah itu, dirinya melanjutkan S2 Kajian Bahasa Inggris di Universitas Sanata Dharma.

Saat masa-masa S2 inilah, Vero tergerak untuk membuat komunitas Tempat Nasi Gratis Jogja. Dirinya juga aktif melakukan kunjungan ke panti jompo, panti asuhan, dan menggelar agenda berbagi lainnya.

Namun, usai lulus dari pendidikan S2, Vero mendapat pekerjaan untuk mengajar bahasa Indonesia di China. Sembari berkarir di Negeri Tirai Bambu, Vero meminta bantuan temannya agar gerakan Tempat Nasi Gratis Jogja tetap berjalan.

Vero dan temannya, Minasri Saidjo, harus berkoordinasi secara jarak jauh. Meski ada kendala, namun hal itu tetap bisa diatasi dan gerakan berbagi nasi gratis tersebut terus berjalan hingga sekarang.

Pulang karena pandemi virus corona

Salah satu etalase Tempat Nasi Gratis Jogja. Siapa saja bebas mengisi bantuan berupa nasi bungkus maupun mengambilnya sesuai imbauan yang telah ditentukan. (Instagram/@tempatnasigratisjogja)

Sebagai tenaga pengajar di China, Vero turut merasakan dampak dari pandemi virus corona. Untuk sementara waktu, Vero menyebut jika dirinya 'dipaksa' pulang oleh KBRI.

Begitu kembali ke Indonesia, Vero tidak menyia-nyiakan waktunya. Lewat Tempat Nasi Gratis Jogja, Vero berusaha membantu mereka yang bekerja di jalan agar bisa tetap makan meski ekonomi terdampak.

Tidak hanya itu, Vero ingin memastikan agar warung makan bisa tetap berjualan dengan cara membeli nasi bungkus mereka.

Dengan begini, Vero pun dapat membantu baik mereka yang membutuhkan makan maupun para pengusaha kecil. Vero berharap agar warung-warung di Jogja tetap punya modal untuk berjualan saat keadaan membaik.

"Di masa pandemi, orang-orang juga makin tahu gerakan ini, mereka semakin percaya bahwa gerakan ini bisa memberikan bantuan ke orang-orang yang membutuhkan, dan kami memberitahu bahwa etalase ini bisa beradaptasi dengan masa pandemi," jelas Vero.

Aksi lainnya yang sempat dilakukan Vero adalah bagi-bagi makanan gratis selama 30 hari penuh di bulan puasa. Pembagian ini dilakukan di banyak titik di Yogyakarta.

Tidak hanya itu, Vero dan kawan-kawannya juga berusaha untuk nglarisi dagangan penjual yang menurut mereka pantas diapresiasi kegigihannya di masa pandemi.

Terus membantu meski hanya sedikit

Bagi Vero, berbagi memang bukan hal yang asing. Dirinya pun berharap agar orang lain yang melihat gerakan ini turut terinspirasi dan tergerak membangunnya di kota lain.

Vero menyebutkan bahwa ada banyak orang yang sudah menghubungi lewat DM dan WhatsApp untuk meminta saran soal pembuatan etalase di kota atau pulau lain. Sejauh ini, sudah ada dua etalase lain di Bandar Lampung dan Bali.

Meski begitu, Vero juga tidak mau muluk-muluk. Meski berharap agar gerakan serupa muncul di kota lain, fokus Vero saat ini adalah berbagi mulai dari yang dekat.

"Selanjutnya saya ingin bisa membantu lebih banyak orang terutama di Jogja. Dari yang dekat dulu aja, nggak cuma panti asuhan tapi segmen-segmen lain juga, bisa lebih banyak melarisi dagangan orang-orang juga. Yang jelas membantu meski sedikit," pungkas Vero.

Load More