Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 27 Agustus 2020 | 15:40 WIB
Ilustrasi musim kemarau - (Pixabay/dekel)

SuaraJogja.id - Selain pandemi Covid-19, bencana kekeringan terus menjadi fokus Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul dalam menghadapi kemarau tahun ini.

Meski belum masuk dalam kategori yang mengkhawatirkan, dropping air sudah sempat dilakukan pada dua wilayah di Bantul.

“Tercatat kemarin sudah ada dua wilayah yang kita beri bantuan dropping air. Itu ada di Wukirsari, Imogiri, dan arah ke Goa Cerme juga," ujar kata Kepala BPBD Bantul Dwi Daryanto saat dikonfirmasi awak media, Kamis (27/8/2020).

Dwi menjelaskan, dropping air itu dilakukan dengan kapasitas sekitar 5.000 liter air.

Baca Juga: Keluarkan SE Hadapi Kemarau, Bupati Kulon Progo Minta Warga Hemat Air

Namun setelah dua permintaan dropping itu, pihaknya hingga saat ini belum menerima permintaan untuk dropping air kembali.

Dwi mengatakan bahwa pihaknya sudah mempersiapkan segala kemungkinan yang bakal terjadi seiring dengan prediksi BMKG tentang datangnya puncak musim kemarau.

Pemetaan wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan cukup parah di Bantul juga terus dilakukan.

"Belum bisa kita pastikan tiitknya tambah atau malah berkurang, tapi untuk sekarang ini masih sama seperti tahun lalu," ungkapnya.

Dari pemaparan Dwi, beberapa titik rawan kekeringan di wilayah Bantul berada di Kecamatan Piyungan, Pleret, Imogiri, Dlingo, Pundong, sebagian Pandak, dan sebagian Pajangan.

Baca Juga: Antisipasi Dampak Musim Kemarau, PDAM Sleman Bakal Lakukan Ini

Sementara itu dihubungi terpisah, Camat Dlingo Deni Ngajis Hartono menuturkan, hingga saat ini wilayahnya masih tergolong aman dan belum membutuhkan bantuan air.

Perlu diketahui bahwa daerah Dlingo merupakan salah satu wilayah di Bantul yang tercatat cukup terdampak kekeringan dalam beberapa tahun terakhir.

“Kalau sejauh ini dari enam desa yang ada semua masih aman. Begitu juga untuk daerah paling rawan seperti Muntuk, Dlingo, dan Jatimulyo, masih belum memerlukan bantuan dropping air," tutur Deni.

Namun, pihaknya juga tidak menutup kemungkinan untuk tetap berencana mengajukan bantuan dropping air jika memang kondisi dirasa makin parah.

Deni juga masih akan menghitung soal berapa jumlah yang akan diajukan.

"Antisipasi pasti akan kami lakukan. Kemungkinan bulan depan bakal mengajukan, tapi untuk lebih detailnya masih melihat perkembangan kondisi," tandasnya.

Load More