SuaraJogja.id - Penayangan film Tilik menarik perhatian masyarakat. Salah satu yang ikut berkomentar adalah Nadirsyah Hosen. Ia berkomentar jika saking fenomenalnya, film ini sampai membuat masyarakat abai dengan film Jejak Khilafah.
Pria yang akrab disapa Gus nadir ini membagikan komentarnya mengenai film berdurasi 32 menit tersebut. Melalui akun Twitter pribadinya @na_dirs, ia berkomentar bagaimana film tersebut bisa merebut perhatian dalam waktu singkat.
"Memang unik yah. Film TILIK ditonton 15 juta orang dalam seminggu & jadi perbincangan publik dengan asyik," tulis Gus Nadir dalam cuitannya Kamis (27/8/2020).
Ia mengagumi bagaimana film yang diproduksi di Jogjakarta itu bisa ditonton oleh 15 juta orang dalam kurun waktu seminggu. Tidak hanya itu, film ini juga jadi perbincangan banyak kalangan.
Baca Juga: Karena Bakteri Wolbachia, Kasus DBD Turun 77 Persen di Yogyakarta
Selain itu, Gus Nadir juga membandingkan kesuksesan Film Tilik dengan Film Jejak Khilafah. Rilis dalam kurun waktu yang nyaris bersamaan, namun kedua karya audio video tersebut mendapatkan respon yang berbeda.
Dosen Fakultas Hukum di Australia ini menyampaikan jika film Jejak Khilafah kalah viral dengan film produksi Ravacana Films tersebut. Bahkan, film Jejak Khilafah justru mendapatkan kritik keras dari para sejarawan.
Ia menyebut fenomena itu sebagai cara Tuhan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang unik. Selanjutnya Gus Nadir mengatakan jika ormas HTI memiliki jargon 'Khilafah adalah satu-satunya solusi'.
"Bagi HTI, apapun masalahnya, solusinya ya Khilafah. Tapi ternyata netizen lebih senang memviralkan solutip-nya Bu Tejo," tulis Nadir dalam cuitannya.
Sambil bercanda, ia menyebutkan bahwa apapun masalah yang dihadapi solusinya adalah Bu Tejo. Sejak diunggah, cuitan itu sudah mendapatkan banyak respon dari masyarakat.
Baca Juga: Masuk Puncak Kemarau, Wilayah Bantul Masih Aman dari Ancaman Kekeringan
Setidaknya ada lima ribu lebih pengguna Twitter yang menekan tombol suka dan 1500 orang membagikan ulang dengan retweet. Ada seratus lebih tanggapan yang ditinggalkan warganet di kolom komentar.
Berita Terkait
-
Mengenal 'Yu', Sapaan Umum Wujud Kerukunan dalam Masyarakat!
-
Ibu Tak Pernah Mengeluh dalam Buku Puisi Cinta Itu Alasan Sekaligus Tujuan
-
Geger Dekan UNAS Terlibat Plagiarisme hingga Catut Dosen Malaysia, Nadirsyah Hosen Ngaku Juga Jadi Korban Serupa
-
Tepis Seruan Gus Nadir dan Gus Ipul Menangkan Prabowo-Gibran, Gus Yahya: Bukan Resmi dari PBNU!
-
Gus Ipul Jawab Gus Nadir Soal Mobilisasi Nahdliyin: Jangan Salahkan PBNU Kini Banyak Yang Dukung Prabowo-Gibran
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
Terkini
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam
-
Kebijakan Pemerintah Disebut Belum Pro Rakyat, Ekonom Sebut Kelas Menengah Terancam Miskin
-
Soroti Maraknya Kasus Kekerasan Seksual Dokter Spesialis, RSA UGM Perkuat Etika dan Pengawasan