Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Selasa, 01 September 2020 | 13:40 WIB
Paslon Sri Muslimatun-Amin Purnama dapat dukungan dari NasDem di Pilkada Sleman, Minggu (30/8/2020). [Dok. Harianjogja.com]

SuaraJogja.id - Wakil Bupati (Wabup) Sleman Sri Muslimatun bakal ikut serta kontestasi Pilkada Sleman 2020 sebagai bakal calon bupati (cabup), dengan menggandeng Amin Purnama sebagai cawabup.

Setelah mendapat dukungan dari Golkar dan PKS, pasangan calon (paslon) Sri Muslimatun-Amin Purnama ini menyambut Partai NasDem, yang juga menyatakan siap memberikan suara dukungan untuk keduanya.

Muslimatun pun mengaku lega mendapat kepercayaan dari para partai pengusungnya meskipun ia mengakui juga bahwa amanah untuk menghadapi para pesaingnya di Pilkada Sleman ini berat.

Kendati begitu, Muslimatun yakin, dengan kapasitas yang dimilikinya, sebagai perempuan, ia juga bisa memimpin Sleman.

Baca Juga: Mumtaz Sebut PAN Palsu Bakal Kempes, Begini Reaksi Said Didu

"Kan ada rekam jejaknya. Apa yang sudah saya lakukan. Jadi perempuan punya hak yang sama dengan laki-laki untuk menjadi pemimpin dengan cara yang benar," katanya, dikutip dari HarianJogja.com -- jaringan SuaraJogja.id.

Sebelum menjabat wakil bupati satu periode penuh, pada 2010 Sri Muslimatun sempat mendampingi Hafid Asrom di Pilkada Sleman, tetapi kalah dari pasangan Sri Purnomo-Yuni Satia Rahayu.

Baru pada Pilkada 2015 Sri Muslimatun menjadi wakil bupati, menggantikan posisi Yuni Satia Rahayu, mendampingi petahana Sri Purnomo.

Namun, jabatan tersebut didapat wanita kelahiran Klaten, 18 Mei 1953 ini dengan kendala statusnya sebagai anggota DPRD Sleman.

Pada Pemilu 2014 ia terpilih sebagai anggota legislatif dari PDIP untuk Dapil V Gamping-Mlati, yang kemudian duduk di Komisi A DPRD Sleman.

Baca Juga: Profil Sutrisna Wibawa, Selesai Jabatan Rektor UNY Nyabup di Gunungkidul

Akibat proses pencalonan yang dibarengi dengan status aktifnya sebagai pejabat publik, Sri Muslimatun kemudian dikeluarkan dari keanggotaan PDIP.

Di masa muda, lulusan S2 Ilmu Kedokteran Kesehatan Masyarakat Universitas Gadjah Mada (UGM) ini memulai kariernya sebagai bidan RS Bethesda pada 1976.

Ia juga pernah menjadi bidan di RSUP Dr Sardjito, juga Direktur Rumah Sakit Umum Sakina Idaman.

Sebelum politik, Sri Muslimatun memiliki riwayat mumpuni dalam karier kebidanan.

Bahkan sampai sekarang pun ia masih menjadi Wakil Ketua Bidang Pengurus Besar Ikatan Bidan Indonesia (PB IBI) DIY.

Tak hanya itu, dua dari tiga anakknya bersama Damanhuri juga yang sama-sama meneruskan karya sang ibu di dunia kesehatan.

Hanya saja, Nur Muhammad Artha dan Nizar Hero Kartika tidak berprofesi sebagai bidan, melainkan dokter.

Load More