SuaraJogja.id - Ketua Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) Yogyakarta Dani Eko Wiyono meluapkan emosinya ketika melakukan audiensi dengan Komisi D DPRD Sleman.
Dani bersama rombongan serikat yang berjumlah lima orang merasa tidak dihargai oleh wakil rakyat di Sleman. Pasalnya, pengajuan audiensi terkait nasib buruh di Kabupaten Sleman yang dilayangkan dua kali tak mendapat respons yang baik.
"Audiensi ini sudah kita ajukan dua kali. Yang pertama tidak ada respons, yang kedua malah yang datang hanya satu orang dan itu pun sekretaris komisi," ungkap Dani saat ditemui usai audiensi di kantor DPRD Sleman, Selasa (1/9/2020).
Dalam audiensi yang berjalan tak lebih dari 10 menit itu, Dani menuding para wakil rakyat tidak mau mendengarkan aspirasi para buruh.
Baca Juga: SBMI-Greenpeace Desak Pemerintah Terbitkan Perlindungan untuk ABK Indonesia
"Kami sebagai rakyat dan membawa aspirasi rakyat terutama buruh yang terdampak, ingin bertemu [wakil rakyat] susah sekali. Jangan-jangan mereka memang hanya minta dipilih saja, lalu tidak ingat dengan tanggung jawabnya [kerja untuk rakyat]," jelas dia.
Ia bahkan tak segan menyebut bahwa anggota dewan saat ini lebih sibuk mengurus internal partai. Pasalnya, momentum pandemi Covid-19 juga bersamaan dengan agenda politik, yakni Pilkada Sleman 2020.
"Anggota dewan itu kerjaannya hanya mengurus partainya saja. Padahal, mereka berjanji memperjuangkan nasib rakyat. Hancur negara ini jika pikirannya selalu mengurus uang," ujar Dani kepada perwakilan anggota dewan yang hadir.
Sementara, Ketua SBSI Sleman Wahyu Setiawan juga menyayangkan sikap anggota dewan Komisi D DPRD Sleman. Beberapa hari lalu, SBSI mendapatkan konfirmasi bahwa permohonan audiensi dikabulkan dan mereka dapat bertemu dengan ketua komisi.
"Tetapi saat kami tiba disini, yang datang hanya sekretaris komisi. Itu pun datangnya terlambat," keluhnya.
Baca Juga: Selain Tiga Wakil Rakyat, Puluhan Pegawai di DPRD Jabar Positif Corona
Jumlah buruh terdampak di Sleman, kata Wahyu, sudah mencapai ribuan yang akhirnya menganggur. Angka tersebut sebagian besar masih bermasalah dengan perusahaan yang memberlakukan PHK sepihak dan dirumahkan tanpa adanya kejelasan.
Berita Terkait
-
Uang, Patronase, dan Suara yang Terjual: Mengapa DPR Tidak Lagi Dipercaya?
-
Ramai Soal Mobil Dinas, Wakil Rakyat Ini Ternyata Pilih Pakai Bus untuk Kerja
-
Innova Hilang Bak Ditelan Bumi, Begini Transformasi para Wakil Rakyat Berdinas dengan Gaya Premium
-
SBMI Catat 456 Kasus Buruh Migran Sepanjang 2024, Didominasi Penipuan hingga TPPO
-
Babak Akhir Sritex! Listrik Pabrik Terancam Gelap, Ribuan Buruh Histeris
Terpopuler
- Menguak Sisi Gelap Mobil Listrik: Pembelajaran Penting dari Tragedi Ioniq 5 N di Tol JORR
- Kode Redeem FF SG2 Gurun Pasir yang Aktif, Langsung Klaim Sekarang Hadiahnya
- Dibanderol Setara Yamaha NMAX Turbo, Motor Adventure Suzuki Ini Siap Temani Petualangan
- Daftar Lengkap HP Xiaomi yang Memenuhi Syarat Dapat HyperOS 3 Android 16
- Xiaomi 15 Ultra Bawa Performa Jempolan dan Kamera Leica, Segini Harga Jual di Indonesia
Pilihan
-
Libur Lebaran, Polresta Solo Siagakan Pengamanan di Solo Safari
-
Dipermak Nottingham Forest, Statistik Ruben Amorim Bersama MU Memprihatinkan
-
Partai Hidup Mati Timnas Indonesia vs China: Kalah, Branko Ivankovic Dipecat!
-
Kronologi Pemerkosaan Jurnalis Juwita Sebelum Dibunuh, Terduga Pelaku Anggota TNI AL
-
Mees Hilgers Dituduh Pura-pura Cedera, Pengamat Pasang Badan
Terkini
-
Arus Lalin di Simpang Stadion Kridosono Tak Macet, APILL Portable Belum Difungsikan Optimal
-
Kunjungan Wisatawan saat Libur Lebaran di Gunungkidul Menurun, Dispar Ungkap Sebabnya
-
H+2 Lebaran, Pergerakan Manusia ke Yogyakarta Masih Tinggi
-
Exit Tol Tamanmartani Tidak Lagi untuk Arus Balik, Pengaturan Dikembalikan Seperti Mudik
-
Putra Prabowo Berkunjung ke Kediaman Megawati, Waketum PAN: Meneduhkan Dinamika Politik